Makalah Manusia dan Kebutuhan Doktrin Agama
MAKALAH
MANUSIA DAN KEBUTUHAN
DOKTRIN AGAMA
Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu
Tugas Mata Kuliah
Metodologi Studi Islam (MSI)
Dosen Pengampu:
Aliyandi A. Lumbu,
S.Sos,M.Kom.I
Disusun Oleh:
Aisyah Azzahra (1803012003)
Lilian Dona Putri Bunga
(1803011003)
FAKULTAS USHULUDDIN,
ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN) METRO
1440 H/ 2018 M
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur atas
kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayahnya kelompok kami dapat
menyelesaikan tugas ini. Tak lupa pula kami ucapkan salam dan shalawat kepada
nabi Muhammad SAW, karena beliaulah yang telah menghantarkan kita dari zaman
jahiliyah menuju zaman yang penuh berkah.
Makalah kami susun
untuk memenuhi tugas kelompok Metodologi
Studi Islam dan diharapkan pembaca dapat memahami dan memperluas
ilmu tentang “Manusia
dan Kebutuhan Doktrin Agama” yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber.Maka dari itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu.Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca.Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan
kekurangan.Kami penyusun mohon saran dan kritiknya yang bersifat membangun.Terima kasih.
Wassalamua’laikum Wr. Wb
Metro, 14 Oktober 2018
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah............................................................................... 1
C.
Tujuan Penulisan................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Definisi Agama................................................................................... 2
B.
Agama dan Perkembangannya........................................................... 3
C.
Kebutuhan Manusia Terhadap Agama .............................................. 4
D.
Fungsi Agama dalam Kehidupan....................................................... 6
E.
Rasa Ingin Tahu Manusia................................................................... 7
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan......................................................................................... 8
B.
Saran................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Seperti makhluk-makhluk lainnya, manusia adalah ciptaan Allah.Manusia
mempunyai dua fungsi yaitu individu dan sosial.Dalam fungsinya sebagai makhluk
individu, manusia mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhan pribadinya, misalnya
pendidikan, kesehatan, kebahagiaan dan sebagainya, sedangkan secara social
manusia memerankan fungsinya sebagai makhluk sosial yang hidup dan berinteraksi
dengan masyarakat.
Petunju-petunjuk agama
mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana terdapat di dalam sumber
ajarannya, Alquran dan hadist, tampak amat ideal dan agung. Islam mengajarkan
kehidupan dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran melalui pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material
dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu,
bersikap terbuka, demokratis,berorientasi pada kualitas, kemitraan, mencintai
kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia dan sikap-sikap positif
lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Agama ?
2. Bagaimana Agama dan Perkembangannya?
3. Bagaimana Kebutuhan Manusia Terhadap Agama ?
4. Apa Fungsi Agama Dalam Kehidupan ?
5. Apa Rasa Ingin Tahu Manusia ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Definisi Agama
2. Untuk mengetahui Agama dan Perkembangannya
3. Untuk mengetahui Kebutuhan Manusia Terhadap Agama
4. Untuk mengetahui Fungsi Agama Dalam Kehidupan
5. Untuk mengetahui Rasa Ingin Tahu Manusia
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Agama
Agama dalam bahasa Arab berarti “Addin” yang artinya kepatuhan, kekuasaan,
atau kecenderungan.Agama secara etimologis juga berasal dari bahasa Sanskerta
dari gabungan “a” yang artinya tidak dan “gama” artinya kacau, jadi agama
artinya tidak kacau. Maksudnya orang yang memeluk agama dan mengamalkan ajaran-ajarannya dengan
sungguh, hidupnya tidak akan mengalami kekacauan. Agama juga merupakan
terjemahan dari bahasa Inggris, “religion” atau religi yang artinya kepercayaan
dan penyembahan Tuhan.
Secara terminologi menurut
sebagian orang, agama merupakan sebuah fenomena yang sulit didefinisikan.WC
Smith mengatakan, "Tidak berlebihan jika kita katakan bahwa hingga saat
ini belum ada definisi agama yang benar dan dapat diterima".Meski
demikian, para cendekiawan besar dunia memiliki definisi, atau yang lebih
tepatnya kita sebut dengan kesimpulan mereka tentang fenomena agama.
Agama adalah sistem yang menyatu mengenai berbagai kepercayaan dan
peribadatan yang berkaitan dengan benda-benda sakral, yakni katakanlah, benda-benda
yang terpisah dan terlarang kepercayaan-kepercayaan dan peribadatan-peribadatan
yang komunitas moral yang disebut gereja.
Langkah lebih lanjut yang menimpang dari pendefinisian agama hanya dengan
mengacu kepercayaan-kepercayaan diambil oleh para sarjana yang secara eksplisit
memilih definisi fungsional.[1]
Dilihat dari aspek duniawinya, atau lebih tepat dalam kehidupan masyarakat, agama merupakan sumber nilai
dan kekuatan mobilisasi yang sering menimbulkan konflik dalam sejarah umat
manusia.
Selanjutnya, karena banyaknya
definisi tentang agama yang dikemukakan oleh para Ahli, Harun Nasution mengatakan bahwa agama dapat diberi definisi sebagai berikut:
1. Pengakuan adanya hubungan manusia dengan
kekuatan gaib yang harus dipatuhi.
2. Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia.
3. Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada
suatu sumber yang berada di luar diri manusia yang mempengaruhi perbuatan
manusia.
4. Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang
menimbulkan cara hidup tertentu.
5. Suatu sistem tingkah laku yang berasal dari kekuatan gaib. terhadap adanya
kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada suatu kekuatan gaib.
6. Pemujaan kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut
terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia.
7. Yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui
seorang rosul
Jadi, agama adalah suatu
kepercayaan, keyakinan kepada yang mutlak, yang dimana keyakinan tersebut
dianggap yang paling benar.
B.
Agama dan Perkembangannya
Daerah pertama dari kepulauan Indonesia yang dimasuki Islam adalah pantai
barat pulau Sumatra dan daerah Pasai yang terletak di Aceh utara . Hal ini
mudah diterima akal, karena wilayah Sumatera bagian Utara letaknya di tepi
Selat Malaka, tempat lalu lintas kapal-kapal dagang dari India ke Cina.[2]
Para pedagang dari India, yakni bangsa Arab, Persi dan Gujarat, yang juga
para mubalig Islam, banyak yang menetap di bandar-bandar sepanjang Sumatera
Utara. Mereka menikah dengan wanita-wanita pribumi yang sebelumnya telah
di-Islamkan, sehingga terbentuklah keluarga-keluarga muslim. Selanjutnya mereka
mensyiarkan Islam dengan cara yang bijaksana, baik dengan lisan maupun sikap
dan perbuatan, terhadap sanak famili, para tetangga, dan masyarakat sekitarnya.
Sikap dan perbuatan mereka yang baik, kepandaian yang lebih tinggi, kebersihan
jasmani dan rohani, sifat kedermawanan serta sifat-sifat terpuji lainnya yang
mereka miliki menyebabkan para penduduk hormat dan tertarik pada Islam, dan
tertarik masuk Islam.
Hingga akhirnya berdiri kerajaan Islam pertama, yaitu Samudra Pasai.
Kerajaan ni berdiri pada tahun 1261 M, di pesisir timur Laut Aceh Lhokseumawe
(Aceh Utara), rajanya bernama Marah Silu, bergelar Sultan Al-Malik As-Saleh.
Seiring dengan kemajuan kerajaan Samudra Pasai yang sangat pesat,
pengembangan agama Islam pun mendapat perhatian dan dukungan penuh. Para ulama
dan mubalignya menyebar ke seluruh Nusantara, ke pedalaman Sumatera, peisir
barat dan utara Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Ternate, Tidore, dan pulau-pulau
lain di kepulauan Maluku. Itulah sebabnya di kemudian hari Samudra Pasai
terkenal dengan sebutan Serambi Mekah.
C.
Kebutuhan
Manusia Terhadap Agama
Secara naluri, manusia mengakui kekuatan dalam kehidupan ini di luar
dirinya.Ini dapat dilihat ketika manusia mengalami kesulitan hidup, musibah,
dan berbagai bencana.Ia mengeluh dan meminta pertolongan kepada sesuatu yang
serba maha, yang dapat membebaskannya dari keadaan itu. Naluriah ini membuktikan bahwa manusia perlu
beragama dan membutuhkan Sang Khaliknya.
Karena kebutuhan manusia terhadap agama dapat disebabkan karena masalah
prinsip dasar kebutuhan manusia.Untuk menjelaskan perlunya manusia terhadap
agama sebagai kebutuhan.Ada tiga faktor yang menyebabkan manusia memerlukan
agama. Yaitu:
1. Faktor Kondisi Manusia
Kondisi manusia terdiri dari beberapa unsur, yaitu unsur jasmani dan unsur
rohani.Untuk menumbuhkan dan mengembangkan kedua unsur tersebut harus mendapat
perhatian khusus yang seimbang.Unsur jasmani membutuhkan pemenuhan yang
bersifat fisik jasmaniah.Kebutuhan tersebut adalah makan-minum, bekerja,
istirahat yang seimbang, berolahraga, dan segala aktivitas jasmani yang
dibutuhkan.Unsur rohani membutuhkan pemenuhan yang bersifat psikis (mental)
rohaniah.Kebutuhan tersebut adalah pendidikan agama, budi pekerti, kepuasan,
kasih sayang, dan segala aktivitas rohani yang seimbang.
2. Faktor Status Manusia
Status manusia adalah sebagai makhluk ciptaan
Allah yang paling sempurna. Jika dibanding dengan makhluk lain, Allah
menciptakan manusia lengkap dengan berbagai kesempurnaan, yaitu kesempurnaan
akal dan pikiran, kemuliaan, dan berbagai kelebihan lainnya. Dalam segi
rohaniah manusia memiliki aspek rohaniah yang kompleks.Manusia adalah
satu-satunya yang mempunyai akal dan manusia pulalah yang mempunyai kata
hati.Sehingga dengan kelengkapan itu Allah menempatkan mereka pada permukaan
yang paling atas dalam garis horizontal sesama makhluk.Dengan akalnya manusia
mengakui adanya Allah.Dengan hati nuraninya manusia menyadari bahwa dirinya
tidak terlepas dari pengawasan dan ketentuan Allah. Dan dengan agamalah manusia
belajar mengenal Tuhan dan agama juga mengajarkan cara berkomunikasi dengan
sesamanya, dengan kehidupannya, dan lingkungannya.
3. Faktor Struktur Dasar Kepribadian
Dalam teori psikoanalisis Sigmun Freud membagi
struktur kepribadian manusia dengan tiga bagian. Yaitu:
Aspek Das es yaitu aspek biologis.Aspek ini
merupakan sistem yang orisinal dalam kepribadian manusia yang berkembang secara
alami dan menjadi bagian yang subjektif yang tidak mempunyai hubungan langsung
dengan dunia objektif.
D.
Fungsi Agama Dalam Kehidupan
Manusia adalah mahluk
yang memiliki rasa keagamaan, kemampuan untuk memahami dan mengamalkan nilai
agama.Tugas manusia didunia yaitu ibadah dan mengabdi kepadanya.
Fungsi agama yaitu
sebagai pustaka kebenaran, dimana agama diibaratkan sebagai suatu gedung
perpustakaan kebenaran.Agama dapat dijadikan suatu pedoman dalam mengambil
suatu keputusan antara yang benar dan yang salah.[3]
Manusia menyelesaikan tantangan-tantangan hidup dengan menggunakan agama,
karena manusia percaya dengan keyakinan yang kuat bahwa agama memiliki
kesanggupan dalam menolong manusia.
Fungsi agama dalam kehidupan antara lain:
1. Fungsi Edukatif
Agama memberikan bimbingan dan pengajaaran
tentang boleh tidaknya suatu perbuatan, cara beribah, dll dengan perantara
petugas-petugasnya (fungsionaris).
2. Fungsi Penyelamatan
Agama membantu manusia untuk mengenal sesuatu
“yang sakral” dan “makhluk teringgi” atau Tuhan dan berkomunikasi dengan-Nya.
Sehingga dalam yang hubungan ini manusia percaya dapat memperoleh apa yang ia
inginkan.
3. Fungsi Pengawasan Sosial
Agama mengamankan dan melestarikan kaidah-kaidah
moral (yang dianggap baik) dari serbuan destruktif dari agama baru dan dari
system hokum Negara modern.
4. Fungsi Memupuk Persaudaraan
Kesatuan persaudaraan atas dasar se-iman, merupakan kesatuan tertinggi
karena dalam persatuan ini manusia bukan hanya melibatkan sebagian dari dirinya
saja melainkan seluruh pribadinya dilibatkan.
5. Fungsi Transformatif
Mengubah bentuk kehidupan baru atau mengganti
nilai-nilai lama dengan menanamkan nilai-nilai baru yang lebih bermanfaat.[4]
E.
Rasa Ingin Tahu Manusia
Manusia lahir tanpa mengetahui
sesuatu ketika yang diketahuinya hanya “saya tidak tahu”. Petunjuk Allah, akal
dan segala potensi manusia, ilmu dan teknologi sebagai produk dari akal, adalah
untuk melaksanakan program hidup melaksanakan program hidup dan alat untuk
mencapai tujuan hidup manusia. Baik disadari maupun tidak disadari, akal dan
potensi yang dimiliki manusia terbatas kemampuannya.Di dalam memenuhi segala
hajatnya, manusia hanya dapat mecoba, mempelajari, meneliti, memahami dan
memanfaatkan yang ada pada dirinya dan yang ada pada alam semesta.[5]
Keterbatasan panca indra dan
akal menjadikan sebagian banyak tanda tanya yang muncul dalam benaknya tidak
dapat terjawab. Hal ini dapat mengganggu perasaan dan jiwanya yang semakin
mendesak pertanyaan-pertanyaan tersebut semakin gelisah apabila tak
terjawab.Hal ini yang disebut rasa ingin tahu manusia. Manusia membutuhkan
informasi yang akan menjadi syarat kebahagiaan dirinya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari ulasan sederhana di atas dapat disimpulkan bahwa agama sangat
diperlukan oleh manusia sebagai pegangan hidup sehingga ilmu dapat menjadi
lebih bermakna, yang dalam hal ini adalah Islam. Agama Islam adalah agama yang
selalu mendorong manusia untuk mempergunakan akalnya memahami ayat-ayat
kauniyah (Sunnatullah) yang terbentang di alam semesta dan ayat-ayat qur’aniyah
yang terdapat dalam Al-Quran, menyeimbangkan antara dunia dan akhirat. Dengan ilmu kehidupan manusia akan bermutu,
dengan agama kehidupan manusia akan lebih bermakna, dengan ilmu dan agama
kehidupan manusia akan sempurna dan bahagia.
B. Saran
Penulis menyadari penyusunan tugas ini masih banyak kekeliruan dan
kesalahan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca yang sifatnya membangun. Semoga makalahi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca umumnya dan bagi penulis khusunya.
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin, dkk, Pendidikan Agama Islam.
Bogor: Ghalia Indonesia,2005)
Atang Abdul Hakim, Jaih Mubarok Mubarok. Metodologi Studi Islam. (Bandung: Remaja Rosdakarya,2009)
Betty
R. Scharf, Sosiologi Agama, (Jakarta:
Prenada Media, 2004)
Endang Saifuddin Anshari. Ilmu, Filsafat Dan
Agama. (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1982)
Nata, Abuddin. Metodologi Studi Islam. (Jakarta. CV. Rajawali Press, 1998)
0 Response to "Makalah Manusia dan Kebutuhan Doktrin Agama"
Posting Komentar