PENGERTIAN ALAT UKUR YANG RELIABEL DAN JENIS-JENIS RELIABILITAS ALAT UKUR DAN PENYAJIANNYA, DAN KETERPAKAIAN ALAT UKUR
PRAKATA
Segala puji bagi Allah SWT yang
telah memberikan kami kesempatan menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun
agar kita semua dapat memahami materi pengertian alat ukur
yang reliabel dan jenis-jenis reliabilitas alat ukur dan penyajiannya, dan
keterpakaian alat ukur.
Tujuan
dari penyusunan makalah ini untuk menjadi panduan dalam pembelajaran maupun
diskusi mahasiswa pada mata kuliah Evaluasi dan Asesmen Pembelajaran
Matematika. Dalam penyusunan makalah ini kami pun mengalami beberapa kendala
misalnya kendala dalam keterbatasan materi maupun pengembangan materi. Kami
tahu bahwa makalah ini mempunyai kelebihan dan kekurangan maka dari itu
kami mohon kritik dan saran yang membangun. Atas kritik dan sarannya kami
ucapkan terima kasih.
DAFTAR
ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
PRAKATA....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah....................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan...................................................................................... 2
II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Alat Ukur yang Reliabel........................................................... 3
2.2 Jenis-jenis Reliabilitas Alat Ukur dan Pengujiannya.................................. 4
2.2.1 Reliabilitas Test-Retest....................................................................... 4
2.2.2 Reliabilitas Bentuk
Ekuivalensi......................................................... 5
2.2.3 Reliabilitas Belah
Tengah.................................................................. 6
2.2.4 Reliabilitas Ekuivalen
Rasional......................................................... 7
2.3 Keterpakaian Alat Ukur............................................................................. 11
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA
|
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Salah satu aspek positif di era modern adalah munculnya
peneliti-peneliti muda yang kini lebih kritis dalam meneliti objek-objek yang
ada. Di Indonesia, para peneliti ataupun bukan peneliti yang banyak melakukan
sebuah riset guna memenuhi tugas ataupun sebagai pembuktian dari sebuah
kejadian. Yang dimana setiap penelitian tersebut biasanya memerlukan sebuah
pengujian agar nantinya mampu menjadi sebuah hasil ilmiah yang benar-benar
valid tanpa adanya manipulasi data yang mengesankan data yang diperoleh
bersifat dibuat-buat. Untuk itu pada
sebuah penelitian diperlukan beberapa pengukuran untuk menguji kebenaran dan
tingkat kevalidan suatu penelitian, salah satunya adalah uji reabilitas.
Uji reliabilitas pada sebuah penelitian berfungsi
untuk menunjukkan tingkat kepercayaan terhadap data atau tingkat
kecocokan data dengan data sesungguhnya. Reliabilitas ini bisa dicapai melalui
tingkat kecocokan di antara data pada lebih dari sekali pengukuran. Jika makin
cocok dengan data sesungguhnya maka makin tinggi tingkat reliabilitasnya.
Berdasarkan uraian diatas pemakalah akan menguraikan
tentang pengukuran untuk uji reabilitas penelitian, sehingga kita dapat
memahami dan menggunakan uji reabilitas pada sebuah penelitian.
1.2
Rumusan
Masalah
a.
Apa yang dimaksud dengan pengertian alat ukur yang reliabel?
b.
Bagaimana
jenis-jenis alat ukur yang reliabel dan pengujiannya?
c.
Apakah
fungsi-fungsi alat ukur yang reliabel?
1.3
Tujuan
Penulisan
a.
Mengetahui apa dimaksud dengan pengertian alat ukur yang reliabel.
b.
Mengetahui
bagaimana jenis-jenis alat ukur yang reliabel dan pengujiannya.
c.
Mengetahui fungsi-fungsi alat ukur yang reliabel.
1.4
Manfaat
Penulisan
a.
Penulis dapat
menguraikan tentang pengertian, jenis-jenis dan fungsi alat ukur yang reabil.
b.
Pembaca dapat
memahami tentang pengertian, jenis-jenis dan fungsi alat ukur yang reabil.
c.
Pembaca dapat
menggunakan pengujian reliabilitas pada sebuah penelitian.
|
II.
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Alat Ukur yang Reliabel
Alat
ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur sesuatu. Alat ukur penelitian
adalah alat untuk mengukur dari sesuatu masalah yang sangat beragam, bahkan
bisa pula khusus. Artinya untuk mengukur sesuatu itu ada ukuran (skala)nya tersendiri
(Haslizen Hoesin, 2017. https://lizenhs.wordpress.com/2017/06/08/alat-ukur-penelitian/,
7 Maret 2019). Dalam hal ini alat ukur penelitian yang dibahas adalah
instrumen. Pengertian instrumen dalam lingkup evaluasi didefinisikan sebagai
perangkat untuk mengukur hasil belajar siswa yang mencakup hasil belajar dalam
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor (Undang Rosidin, 2017:61). Izaak
Latunussa (1988) mengemukakan bahwa instrumen adalah alat yang dipakai untuk
mendeteksi data, mengukur frekuensi dan besarnya fenomena (Undang Rosidin,
2017: 131). Bentuk instrumen dapat berupa tes dan nontes. Instrumen bentuk tes
mencakup tes uraian (uraian objektif dan uraian bebas) tes pilihan ganda,
jawaban singkat, menjodohkan, benar salah, unjuk kerja (Performance test), dan portofolio. Instrumen bentuk nontes
mencakup: wawancara, angket, dan pengamatan (observasi) (Undang Rosidin, 2017:61).
Undang
Rosidin (2017:61) mengemukakan bahwa instrumen digunakan hendaknya dianalisis
terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya. Instrumen dikatakan memiliki
reliabilitas yang tinggi manakala instrumen tersebut dapat menghasilkan hasil
pengukuran yang ketetapan. Tinggi rendahnya reliabilitas ini dapat
dihitungdengan uji reliabilitas dan dinyatakan dengan koefisien reliabilitas
(Undang Rosidin, 2017:62). Izaak Latunussa (1988) mengemukakan bahwa
reliabilitas pengukuran terjadi bila pengukuran itu menghasilkan respons yang
sama setiap kali digunakan dalam situasi yang berlainan (Undang Rosidin,
2017:131).
Berdasarkan
uraian tersebut, maka alat ukur yang reliabel adalah alat ukur—dalam hal ini
instrumen—yang ketika diuji berulang kali, hasil pengukurannya tepat (tidak
berubah) meskipun digunakan dalam situasi yang berbeda.
2.2
Jenis-jenis
Reliabilitas Alat Ukur dan Pengujiannya
Undang Rosidin (2017:137) mengemukakan
jenis-jenis reliabilitas, yaitu:
2.2.1
Reliabilitas
Test-Retest
Reliabilitas Test-Retest
tidak lain adalah derajat yang menunjukan konsistensi hasil sebuah test
dari waktu ke waktu. Test-retest menunjukan
variasi skor yang diperoleh dari penyelenggaraan suatu test yang dilakukan dua
kali atau lebih, sebagai akibat kesalahan pengukuran. Dengan kata lain, kita
tertarik dalam mencari kejelelasan bahwa skor seorang mencapai suatu tes pada
waktu tertetu sama hasilnya, ketika orang tersebut dites lagi dengan tes
tersebut. Dengan kata lain test-retest tersebut
kita mengetahui
sejauh mana konsistensi suatu test mengukur apa yang hendak diukur.
Reliabilitas test-retest
ini penting, khususnya ketika digunakan untuk menentukan prediktor,
misalnya tes kemampuan. Tes kemampuan tidak akan bermanfaat, jika ternyata
menunjukan hasil yang berubah-ubah secara signifikan saat diberikan kepada
responden. Penentu pemakaian reliabilitas test-retest,
juga tepat ketika bentuk alternatif lainya tidak ada, dan ketika tampak bahwa orang yang mengambil
tes kedua kalinya tidak ingat atas jawaban tes yang pertama. Para pengambil tes pada
umumnya akan terus mengingat jawabanya, jika butir – butir yang ada banyak
mengandung faktor sejarah, dibanding bentuk jawaban butir ilmu pengetahuan
aljabar.
Reliabilitas
test-retest dapat dilakukan dengan
cara :
a.
Selenggarakan tes pada grup yang tepat sesuai dengan
rencana.
b.
Setelah selang waktu tertentu, misalnya satu minggu atau dua minggu, lakukan kembali
penyelenggaraan tes yang sama dengan group yang sama tersebut.
c.
Korelasikan hasil tes tersebut.
Test-Retest juga mempunyai beberapa permasalahan. Di antaranya
permasalahan tersebut, yaitu faktor waktu tenggang yang diambil ketika tes
pertama dengan tes kedua. Jika interval waktu terlalu pendek, maka responden
dari grup memiliki kesempatan untuk mengingat jawaban dalam tes, sehingga tes yang kedua dapat
dipastikan lebih baik, karena faktor resistensi atau sisa – sisa hafalan yang
terjadi pada subjek. Jika interval waktu telalu panjang, kemampuan para pelaku
yang mengikuti tes mungkin bertambah, karena dua kemungkinan yaitu faktor
maturasi atau kedewasaan dan faktor intervensi dari faktor belajar para subjek.
Faktor – faktor tersebut menjadikan konsistensi tes cenderung artifisial
dan rendah. Mengenai interval waktu yang baik antara tes pertama dengan tes
berikutnya diberikan kepada subjek pelaku pilot studi, (Gay, 1983 dalam
sukardi, 2007) memberikan refrensi bahwa satu hari terlalu pendek, sebaliknya
satu bulan terlalu panjang. Oleh karena itu, selisih waktu pemberian tes
melalui test-retest diantara satu
atau dua minggu.
2.2.2
Reliabilitas
Bentuk Ekuivalensi
Sesuai dengan namanya, yaitu ekulivalen, maka tes yang hendak diukur
reliabilitasnya dibuat identik. Setiap tampilanya, kecuali substansi butir yang ada
berbeda. Kedua tes tersebut sebaiknya mempunyai karekteristik sama.
Karakteristik yang dimaksud termasuk, misalnya jumlah butir soal, struktur,
mempunyai tingkat kesulitan dan mempunyai tujuan, cara skoring, dan
interprestasi yang sama.
Dari semua kondisi yang direncanakan secara ekuivalen di atas, idealnya
jika grup yang sama mengambil dua tes tersebut, maka rerata skor dan
variabilitas skor yang dicapai dari kedua tes diambil mestinya sama. Jika
dikehendaki, sebenarnya kita dapat memilih, mengambi sampel, dan butir yang
berbeda dari ranah tingkah laku yang sama. Yang perlu diperhatkan mestinya
adalah beberapa hal apakah skor tergantung butir pilihan atau pada penampilan
atas butir – butir yang dapat digeneralisasikan pada lainya. Jika butir
terpilih baik dan setiap setnya menggambarkan ranah yang setaraf, maka
penggambaran tersebut mestinya benar.
Reliabilitas dan ekuivalen pada umumnya juga mengggambarkan bentuk
konsistensi alternative, yang dapat menunjukan variasi skor yang terjadi bentuk
tes satu dengan bentuk lainya. Tetapi juga perlu diingat bahwa pengambilan tes
reliabilitas ekuivalen ini akan dapat mencapai hasil yang tepat, jika
pengambilan tes hafal terhadap jawaban tes yang dibuat dalam sesi pertama,
sehingga mereka dapst menjawab kembali tes yang kedua. Ketika dua bentuk
alternative tes tersedia, yang perlu diketahui dari kedua tes adalah beberapa
reliabilitas ekuivalensi. Hal ini perlu diyakinkan kambali agar terjadi bahwa
skor seseorang tidak akan dipengaruhi cara mengadministrasi tes tersebut.
Implikasi dari analisis diatas ialah bahwa sebuah tes diberikan lebih
dari satu kali pada grup. Pertama tes diberikan pada grup sebagai proses dan
setelah selang waktu tertentu diberikan hal untuk hal yang kedua kalinya
sebagai posttest. Hal ini yang perlu
diketahui yaitu bahwa ada kemungkinan pengaruh kegiatan intervening, ketika mengukur suatu hal yang esensinya sama dengan
menggunakan tes sama. Langkah-langkah proses melaksanakan tes reliabilitas
secara ekuivalen yaitu :
a.
Tentukan subjek sasaran yang hendak dites.
b.
Lakukan tes yang dimaksud kepad subjek sasaran
tersebut.
c.
Administrasi hasilnya secara baik.
d.
Dalam waktu yang tidak terlalu lama, lakukan pengetesan untuk yang kedua
kalinya pada grup tersebut.
e.
Korelasikan hasil tes skor.
Jika hsil koefisien ekuivalen tinggi, berarti tes memiliki reliabilitas
ekuivalen baik. Sebaliknya apabila ternyata bahwa koefisien rendanya
rendah, maka relaiabilitas tes ekuivalen
rendah. Reliabilitas ekuivalen merupakan salah satu bentuk yang dapat diterima
dan umum dipakai dalam penelitian, terutama penelitian Pendidikan yang perlu
juga dikatahui para peneliti adalah bahwa tes ekuivalen mempunyai kelemahan,
yaitu bahwa membuat dua buah tes yang secara esensial ekuivalen adalah sulit.
Akibatnya akan muncul terjadinya kesalahan pengukuran.
2.2.3
Reliabilitas
Belah Tengah
Reliabilitas belah tengah tergolong
dalam jenis reliabilitas yang berdasarkan konsistensi internal dari instrumen
pengukuran. Reliabilitas ini diperlukan jika tes sangat panjang. Prosedur
menentukan reliabilitas belah tengah meliputi langkah-langkah:
a.
Berikan seluruh
tes pada satu kelompok.
b.
Bagi tes ke
dalam dua bagian yang sama, dalam bentuk subtes, setengah bagian pertama berisi
butir-butir yang ganjil, sedangkan butir-butir yang genap pada setengah bagian
kedua.
c.
Hitung skors
setiap objek pada setiap sub bagian dimana setiap subjek mendapat 2 skors, 1
skors untuk butir ganjil, dan 1 skors untuk butir genap.
d.
Korelasikan 2
skors himpunan itu.
Hasil korelasi ialah koefisien
konsistensi internal, yang bila tinggi berarti instrumen itu mempunyai
reliabilitas yang tinggi.
2.2.4
Reliabilitas
Ekuivalen Rasional
Reliabilitas ini tergolong juga dalam
reliabilitas berdasarkan konsistensi internal. Reliabilitas ini diperoleh
dengan cara menghitung konsistensi internal dengan menentukan bagaimana semua
butir-butir saling berhubungan dan berhubungan dengan tes secara keseluruhan.
Reliabilitas ekuivalen rasional menggunakan rumus Kuder-Richardson.
Menurut
Sugiyono (2014) pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu secara eksternal dan secara internal. Pengujian secara eksternal
dilakukan dengan tiga cara yaitu test-retest
(stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Adapun pengujian secara
internal, dapat dilakukan dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada
pada instrumen dengan teknik tertentu (Humas UNM, 2016. https://penalaran-unm.org/validitas-dan-reliabilitas-instrumen-dalam-penelitian-kuantitatif/,
9 Maret 2019).
1.
Test-Restest
Uji reliabilitas dengan test-restest dilakukan dengan cara
mencobakan instrumen beberapa kali pada responden. Jadi, instrumen dan
respondennya sama tetapi waktunya yang berbeda. Realibilitas diukur dari
koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila
koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut sudah
dinyatakan reliabel. Pengujian cara ini sering juga disebut stability.
2.
Equevalent (ekuivalen)
Instrumen yang ekuivalen adalah
instrumen berupa pertanyaan yang secara bahasa berbeda, tetapi maksudnya sama.
Pengujian dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi instrumennya dua, pada
respon yang sama, waktu sama dan instrumennya yang berbeda.
3.
Gabungan
Pengujian reliabiltas gabungan dilakukan
dengan cara mencobakan dua instrumen yang equivalen
beberapa kali ke responden yang sama.
4.
Internal Consistency
Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan
cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis
dengan teknik tertentu.
Teknik
untuk Menentukan Reliabilitas
Adapun teknik untuk menentukan
reliabilitas sebagai berikut (Undang Rosidin, 2017: 141):
1.
Teknik
Pengukuran Ulang. Teknik ini dilakukan dengan cara mengadakan pengukuran ulang
kepada responden, kita meminta responden yang sama agar menjawab semua
pertanyaan dalam alat pengukuran sebanyak dua kali. Selang waktu antara
pengukuran pertama dan ke dua menurut Masri Singarimbun antara 15 s/d 30 hari,
apabila selang waktunya terlalu dekat dikhawatirkan responden masih ingat
jawaban yang diberikan pada waktu yang pertama. Hasil pengukuran pertama dan
kedua kemudian dikorelasikan dengan teknik korelasi “product moment”,
kemudian dianalisis seperti dalam teknik validitas.
2.
Teknik Belah
Dua, yaitu dengan membagi instrumen menjadi dua bagian, misal ganjil genap.
3.
Teknik Bentuk
Paralel, yaitu dilakukan dengan menggunakan dua alat ukur yang mengukur aspek
yang sama.
Contoh:
Perhitungan realibilitas dengan metode belah dua
Langkah
pertama yang harus dilakukan adalah mengadakan analisis butir soal yang lebih
terkenal dengan analisis item. Item yang dapat dijawab dengan benar diberi skor
1 dan bagi yang salah diberi skor 0. Skor – skor untuk seluruh subjek dan
seluru item ini disajikan dalam sebagai berikut :
Tabel 1. Analisis Butir
Tes Matematika
No
|
Nama
|
Nomor Butir
|
Skor Benar Nomor
|
Skor
|
||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
Ganjil
|
Genap
|
Total
|
||
1
|
Hertati
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
5
|
3
|
8
|
2
|
Yoyok
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
3
|
2
|
5
|
3
|
Oktaf
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
4
|
4
|
4
|
Wendi
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
3
|
2
|
5
|
5
|
Diana
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
3
|
3
|
6
|
6
|
Paul
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
4
|
0
|
4
|
7
|
Susana
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
4
|
3
|
7
|
8
|
Helen
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
3
|
5
|
8
|
Tabel
2. Pembelahan
ganjil-genap :
No
|
Nama
|
Skor Benar Nomor
|
|
|
|
|
Ganjil (X)
|
Genap (Y)
|
|||||
1
|
Hertati
|
5
|
3
|
15
|
25
|
9
|
2
|
Yoyok
|
3
|
2
|
6
|
9
|
4
|
3
|
Oktaf
|
0
|
4
|
0
|
0
|
16
|
4
|
Wendi
|
3
|
2
|
6
|
9
|
4
|
5
|
Diana
|
3
|
3
|
9
|
9
|
9
|
6
|
Paul
|
4
|
0
|
0
|
16
|
0
|
7
|
Susana
|
4
|
3
|
12
|
16
|
9
|
8
|
Helen
|
3
|
5
|
15
|
9
|
25
|
|
25
|
22
|
63
|
93
|
76
|
Berikutnya
kita hitung data tersebut dengan menggunakan rumus korelasi produk
momen.
Setelah
dihitung dengan rumus korelasi product
momen didapatkan hasil
.
disebut juga dengan istilah
singkatan dari
. Untuk
mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus spearman brown .
Perhitungan
reliabilitas dengan rumus alpha
cronbach
Berdasarkan
hasil uji coba instrumen diperoleh data sebagai berikut :
Siswa
|
Nomor Butir
|
||
X1
|
X2
|
X3
|
|
A
|
85
|
50
|
70
|
B
|
90
|
40
|
75
|
C
|
55
|
63
|
65
|
D
|
45
|
42
|
70
|
E
|
75
|
63
|
78
|
F
|
50
|
55
|
65
|
Jumlah
|
400
|
313
|
423
|
Tentukanlah
reliabilitas dari data tersebut.
siswa
|
Nomor Butir
|
Y
|
|
|
|
|
||
X1
|
X2
|
X3
|
||||||
A
|
85
|
50
|
70
|
205
|
7225
|
2500
|
4900
|
42025
|
B
|
90
|
40
|
75
|
205
|
8100
|
1600
|
5625
|
42025
|
C
|
55
|
63
|
65
|
183
|
3025
|
3969
|
4225
|
33489
|
D
|
45
|
42
|
70
|
157
|
2025
|
1764
|
4900
|
24649
|
E
|
75
|
63
|
78
|
216
|
5625
|
3969
|
6084
|
46656
|
F
|
50
|
55
|
65
|
170
|
2500
|
3025
|
4225
|
28900
|
Jumlah
|
400
|
313
|
423
|
1136
|
28500
|
16827
|
29959
|
217744
|
|
366.67
|
99.77
|
27.50
|
532.27
|
||||
|
493.93
|
|||||||
R
|
0.108
|
-
Menentukan variansi
dari
masing-masing data dengan rumus :
(untuk subjek
) (untuk subjek
)
-
Menentukan koefisien korelasi dengan rumus alpha cronbach.
Keterangan
:
Dari hasil
perhitungan diperoleh nilai koefisien korelai
Hasil
interpretasi menurut kriteria korelasi Guilford diperoleh nilai reliabilitas
berada pada kategori rendah. Hal tersebut
menunjukan tingkat keajegan atau kekonsistenan instrument tersebut sangat tidak
tetap/buruk.
Kriteria untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrument menurut
Guilford (1956) :
Koefisien korelasi
|
Korelasi
|
Interpretasi reliabilitas
|
|
Sangat tinggi
|
Sangat tetap/ sangat baik
|
|
Tinggi
|
Tetap baik/baik
|
|
Sedang
|
Cukup tetap/cukup baik
|
|
Rendah
|
Tidak tetap/buruk
|
|
Sangat rendah
|
Sangat tidak tetap/sangat buruk
|
2.3
Keterpakaian
Alat Ukur
Instrumen
merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif dan
kualitatif tentang variasi karakteristik variable penelitian secara objektif.
Fungsi instrument adalah mengungkapkan fakta menjadi data. Arifin (2017)
menyatakan bahwa instrument mempunyai peranan sangat penting. Dengan adanya
instrument, mutu suatu penelitian dapat diketahui. Jika instrument yang dibuat,
memiliki kriteria yang baik, maka mutu penelitianya juga akan baik, begitupun
sebaliknya. Instrumen mempunyai fungsi mengungkapkan suatu fakta menjadi suatu
data, sehingga jika instrument yang digunakan dalam pemelitian mempunyai
kualitas yang baik, dalam arti valid dan reliabel serta memiliki tingkat
kesukaran, daya beda, dan disraktor/ pengecoh yang baik, maka data yang diperoleh
akan sesuai dengan fakta atau keadaan sesungguhnya dilapangan. Sedangkan jika
instrument yang digunakan tidak baik dalam arti memiliki validitas dan
reliabilitas yang rendah maka serta memiliki tingkat kesukaran, daya beda, dan
disraktor/ pengecoh yang tidak baik maka data yang diperoleh juga tidak valid
atau tidak sesuai dengan fakta atau keadaan sesungguhnya dilapangan. Sehingga
dapat menghasilkan data yang keliru. Untuk itu dalam melakukan penelitian
hendaknya peneliti melakukan uji instrument sampai instrument layak untuk
digunakan dilapangan sehingga data yang diperoleh data yang benar karena data
yang terkumpul akan digunakan untuk menguji hipotesis, benar atau tidaknya data
tergantung pada instrumen yang digunakan.
III.
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa suatu
alat ukur/instrumen dapat dikatakan reliabel apabila memiliki kekonsistenan
atau ketetapan yang apabila diujikan akan memberikan hasil yang sama.
Reliabilitas terdri dari reliabilitas test-retest, reliabilitas bentuk ekuivalensi, reliabilitas belah
tengah, reliabilitas ekuivalen rasional. Beberapa Teknik yang dapat digunakan
untuk menentukan reliabilitas diantaranya Teknik pengukuran ulang, Teknik belah
dua, dan Teknik bentuk pararel.
DAFTAR
PUSTAKA
Agustin, Siswaningsih, dkk. 2013. Pengembangan Tes
Keterampilan Proses Siswa SMA kelas XI Pokok Bahasan Titrasi Asam Basa. Jurnal
Pendidikan Kimia UPI. Vol. 18 No. 2
Arikunto, Suharsimi. 2015. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Hoesin,
Haslizen. 2017. Alat Ukur Penelitian di https://lizenhs.wordpress.com/2017/06/08/alat-ukur-penelitian/
(diakses pada 7 Maret 2019).
Humas
Universitas Negeri Makassar. 2016. Validitas dan Reliabilitas Instrumen dalam
Penelitian Kuantitatif di https://penalaran-unm.org/validitas-dan-reliabilitas-instrumen-dalam-penelitian-kuantitatif/
(diakses pada 9 Maret 2019).
Rosidin,
Undang. 2017. Evaluasi dan Asesmen
Pembelajaran. Yogyakarta: Media Akademi.
Yudanegara dan Lestari. 2015. Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: PT Rafika Aditama.
0 Response to "PENGERTIAN ALAT UKUR YANG RELIABEL DAN JENIS-JENIS RELIABILITAS ALAT UKUR DAN PENYAJIANNYA, DAN KETERPAKAIAN ALAT UKUR"
Posting Komentar