MAKALAH BAHASA INDONESIA MEMBACA TELAAH ISI




BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ tulisan (Tarigan,  1979: 7). Dalam membaca kita dapat mengenal empat  jenis membaca, yaitu membaca nyaring, membaca dalam hati, membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa. Dalam penulisan makalah ini penulis membatasi pembahasan masalah yaitu telaah isi dan telaah bahasa.

B.     Rumusan Masalah.
1.      Apa pengertian membaca?
2.      Apa yang dimaksud dengan membaca telaah isi?
C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian membaca
2.      Untuk mengetahui membaca telaah isi




 BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan pleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.
Membaca merupakan aktivitas atau proses penangkapan dan pemahaman sejumlah pesan (informasi) dalam bentuk tulisan. Membaca adalah kegiatan otak untuk mencerna dan memahami serta memaknai simbol-simbol sehingga merangsang otak untuk melakukan olah fikir memahami makna yang terkandung dalam rangkaian simbol-simbol tersebut.

B.     Membaca Telaah Isi
Menelaah isi suatu bacaan menuntut ketelitian, pemahaman, kekeritisan berfikir, dan keterampilan menangkap ide-ide yang tersirat dalam bahan bacaan yang kita baca, dikarenakan dalam kita menelaah isi bacaan kita tidak hanya sekedar membaca tetapi harus dapat mengambil maksud dan tujuan dari teks bacaan tersebut.
1.      Membaca Teliti
Membaca teliti merupakan suatu kegiatan yang sama pentingnya dengan membaca sekilas sering kali kita perlu membaca dengan teliti bahan-bahan bacaan yang kita sukai. Dalam kegiatan membaca teliti ini dituntut suatu pemutaran atau pembalikan pendidikan yang menyeluruh. Membaca teliti memerlukan keterampilan, antara lain :
a.       Survei yang cepat untuk memperhatikan/melihat organisasi dan pendekatan umum.
b.      Membaca secara seksama dan membaca ulang paragraf-paragraf untuk menemukan kalimat judul dan perincian-perincian penting.
c.       Menemukan hubungan antara setiap paragraf dengan keseluruhan tulisan atau artikel.
2.      Membaca paragraf dalam pengertian
Paragraf yang tertulis rapi biasanya mengandung sebuah pikiran pokok (central thought). Pokok pikiran terkadang dapat kita ekspresikan dalam suatu kalimat judul (topic sentence) pada awal paragraf. Tetapi ada pula pokok pikiran yang dinyatakan dalam dua atau tiga kalimat. Oleh karena itu kita perlu melatih diri mengenal pokok pikiran dalam paragraf serta melihat bagaimana caranya paragraf mengembangkan pikiran tersebut.
Beberapa cara yang bisa digunakan untuk mengembangkan pokok pikiran suatu paragraf,  yaitu :
a.       Dengan mengemukakan alasan-alasan tertentu yang terdapat dalam paragraf tersebut
b.      Dengan mengutarakan perincian-perincian
c.       Dengan mengetengahkan satu atau lebih contoh
d.      Dengan memperbandingkan atau mempertentangkan dua hal
Dalam pengembangan pokok pikiran dalam suatu paragraf yang harus diperhatikan adalah walaupun kebanyakan paragraf tidak tersusun sesuai dengan contoh, namun semua paragraf yang baik memiliki suatu organisasi yang dapat dikenal.
3.      Membaca Pilihan yang Lebih Panjang
Apabila kita sudah bisa membaca suatu paragraf dengan tepat, kita tidak akan menghadapi kesulitan dalam menghubungkan bab atau artikel yang memuat paragraf tersebut. Seperti juga halnya kalimat-kalimat yang mengembangkan pokok pikiran suatu paragraf, suatu paragraf pun turut menunjang dalam pengembangan pokok pikiran keseluruhan bab atau artikel.
4.      Membuat Catatan
          Sebagai tambahan terhadap nilai catatan-catatan itu sendiri,  proses actual pembuatan catatan membantu kita dalam beberapa hal antara lain :
a.       Menolong kita memahami apa yang kita baca atau apa- apa yang kita dengar
b.      Membuat kita terus-menerus mencari fakta-fakta dan ide-ide yang penting
c.       Membantu ingatan kita.
Catatan yang dibuat bisa berdasarkan bacaan yang kita baca ataupun berdasarkan penjelasan atau paparan yang kita dengar.
5.      Dalam Kelas
Apabila kita sedang dalam lingkungan kelas ada halnya infornasi yang disampaikan oleh pendidik tidak ada dalam buku, maka hal yang harus kita lakukan adalah dengan cara mencatat hal-hal penting yang kita perlukan. Hal-hal yang dapat menolong kita dalam membuat catatan yang bermanfaat :
a.       Catatlah butir-butir yang penting beserta hal-hal yang turut menjelaskan serta menunjangnya.
b.      Dengarkanlah benar-benar isyarat yang diberikan oleh guru bahwa yang diberikannya itu penting.
c.       Usahakan untuk memperoleh bahan dari siapa saja.
d.      Periksalah kembali yang telah anda catat untuk mencegah kelupaan.
6.      Menelaah Tugas
Agar siswa bisa lebih memahami apa saja yang disampaikan pendidik serta menyelesaikan tugas dengan baik, maka perlu dibiasakan belajar dengan cara SQ3R yaitu Survey, Question, Read, Recite, Review. Apabila kita mempraktikan metode ini maka kita bisa menyelesaikan tugas dalam waktu yang singkat dan juga bisa memperoleh hasil yang baik. Berikut ini penjelasan mengenai metode SQ3R :
a.       Survey ( Penelitian Pendahuluan ).
Hal yang bisa kita lakukan yaitu dengan cara memeriksa keseluruhan judul-judul, sub judul, bab utama. Tidak lupa juga perhatikan organisasi bab tersebut. Baca secara sekilas paragraph pertama.


b.      Question ( Tanya )
Apabila kita membaca untuk bisa memperoleh jawaban dari pertanyaan yang sudah kita punyai biasanya kita akan lebih teliti serta berhati-hati dalam membaca baik itu kalimat maupun kata oleh sebab itu siapkanlah beberapa pertanyaan sebelum kita akan membaca.
c.       Read ( Baca )
Bacalah paragraph demi paragraph dengan seksama, karena setiap paragraph memiliki pokok pikiran yang bisa kita perileh dengan cara-cara yang sudah kita jelaskan sebelumnya.
d.      Recite ( Ceritakanlah Kembali dengan Kata – kata Sendiri)
Apabila kita sudah membaca dengan teliti maka ingatlah kembali isi bacaan yang kita baca kemudian, ingtlah bab-sub bab yang terpenting atau juga kata kunci dari hal-hal yang terpenting kemudian bila kita sudah bisa memahaminya cobalah menjawab pertanyaan dengan menggunakan kata-kata kita sendiri berdasarkan atas apa yang sudah kita baca dan pahami.
e.       Review ( Tinjau Kembali )
Periksa kembali bahan yang sudah kita baca dengan cara meluhat judul, gambar, diagram tinjau kembali pertanyaan, dan saran-saran studi lainnya.
7.      Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman atau ( reading for understanding ) adalah sejenis membaca yang bertujuan hal-hal sebagai berikut :
a.       Standar-standar atau norma-norma kesastraan
Penulis kreatif dalam bidang fiksi, drama, puisi, biografi dll. Memiliki beberapa pengalaman hidup yang hendak disampaikan kepada pembacanya.
b.      Resensi kritis
Ditinjau dari segi batas kemampuan kita sebagai manusia, tidaklah mungkin membaca semua buku dan artikel yang baik setiap harinya. Agar bisa tetap memperoleh informasi tentang apa yang dipikirkan serta yang ditulis dalam kehidupan orang-orang besar,  maka seseorang dapat membaca resensi-resensi kritis mengenai fiksi maupun non fiksi.
c.       Drama tulis
Ada dua cara untuk menikmati sandiwara/ drama. Yang pertama dalam tingkatan aksi primitive, disini penonton mengalami getaran ketegangan, kekejaman yang diperankan. Media visualnya adalah komik-strip, gambar hidup, dan film di televisi.
Yang kedua tingkat individual yang bersifat interpretatif, yang pembacanya dapat menarik kesimpulan, memvisualisasikan tokoh, serta memproyeksikan akibat –akibat. Sikap kritis yang logis terhadap drama antara lain:
d.      Prinsip-prinsip kritik drama
Seorang dramawan Jerman yang bernama Goethe memformulasikan tiga prinsip drama yang biasa disebut “Prinsip Goethe” yaitu:
1)      Apakah yang hendak dilakukan seorang seniman?
2)      Betapa baikkah dia melakukan hal itu?
3)      Bermanfaatkah hal itu di lakukan?
e.       Unsur-unsur drama
Unsur-unsur yang membentuk suatu bagian setiap lakon yang baik meliputi:
1)      Plot
Bagian plot dalam drama yaitu eksposisi, komplikasi, dan resolusi.
2)      Karakterisasi
Beberapa tokoh beserta fungsinya dalam lakon yaitu:
·         Tokoh gagal, tokoh badut, atau the foil. Berfungsi sebagai tukang badut, yang secara incidental bertindak sebagai badut.
·         Tokoh idaman atau type character. Tokoh ini lebih cepat dikenal. Tokoh idaman membuat tokoh individual semakin lebih hebat dan semakin luar biasa.
·         Tokoh statis atau the ststic character. Tokoh ini tidak ada mengalami perubahan mulai dari awal sampai akhir lakon.
·         Tokoh yang berkembang. Tokoh ini mengalami perkembangan di dalam lakon.
3)      Dialog
Dialog mempunyai dua tuntutan yang harus di penuhi, yaitu:
·             Dialog harus dapat menunjang aksi.
·             Dialog yang diucapkan saat pementasan harus di tambah-tambahi dan di lebih-lebihkan.
4)      Aneka sarana kesastraan
Sarana kesastraan yang dapat menunjang kesuksesan suatu drama diantaranya adalah:
·         Gaya bahasa ulangan
·         Gaya bahasa dan suasana yang serasi
·         Simbolisme atau perlambangan
·         Empati serta jarak estetik
5)      Jenis-jenis drama
Ada empat jenis lakon , yaitu:
1.      Tragedi
Tragedi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a)      Sebuah lakon yang sedih.
b)      Pelaku utama memiliki sifat kepahlawanan yang gagah berani.
c)      Tidak ada kepercayaan besar yang diletakkan pada kejadian yang murni, apa yang akan terjadi haruslah terjadi.
d)     Rasa kasihan dan takut merupakan emosi dasar.
2.      Komedi
Komedi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
§ Lakon ini mengenai suatu subyek yang serius.
§ Lakon ini mengenai peristiwa yang kemungkinan besar akan terjadi.
§ Sesuatu yang terjadi muncul dari tokoh bukan dari situasi.
§ Lakon ini menimbulkan gelak tawa.
3.      Melodrama
Melodrama mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
·   Menampilkan suatu subyek yang serius.
·   Unsur kejadian yang kebetulan ada masuk kedalamnya.
·   Emosi atau rasa kasihan memang harus ditimbulkan.
·   Seorang pahlawan harus memenangkan perjuangannya.
4.      Farce
Farce mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
§ Peristiwa dan tokoh dalam lakon ini memang ada, tetapi tidak besar kemungkinannya.
§ Menimbulkan kelucuan yang tidak karuan.
§ Bersifat episodik
§ Segala yang terjadi timbul dari situasi

8.      Pola-pola fiks
a.      Pengertian fiksi
Fiksi merupakan penyajian atau presentasi seorang pengarang memandang hidup.Penulis mempunyai ide-ide mengenai kehidupan, sekalipun dia mungkin tidak pernah bersusah payah menyatakan ide-ide tersebut pada dirinya sendiri dalam istilah-istilah umum.
b.      Fiksi dan Nonfiksi
Perbedaan yang utama yang membedakan antara fiksi dengan non fiksi terletak pada tujuan. Maksud dan tujuan pada narasi yang non-fiksi, seperti sejarah, biografi, berita dll. Adalah untuk menciptakan kembali apa yang telah terjadi secara actual. Atau kita juga bisa mengatakan bahwa cerita non fiksi bersifat aktualis sedangkan cerita fiksi bersifat realitas.


c.       Unsur-unsur Fiksi
Dalam penulisan sebuah fiksi, perlu diperhatikan prinsip-prinsip teknis sebagai berikut :
1)      Permulaan dan eksposisi
2)      Pemerian dan latar
3)      Suasana
4)      Pilihan dan saran
5)      Saat penting
6)      Puncak, klimaks
7)      Pertentangan, konflik
8)      Rintangan, komplikasi
9)      Pola atau model
10)  Kesudahan
11)  Tokoh dan aksi
12)  Pusat minat
13)  Pusat tokoh                                                   
14)  Pusat narasi
15)  Jarak
16)  Skala
17)  Langkah
d.      Jenis- Jenis Fiksi
Fiksi diklasifikasikan berdasarkan:
1)      Berdasarkan bentuk
Berdasarkan bentuknya,  fiksi dapat dibagi atas 5 golongan, yaitu:
a)      Novel istilah kita roman, dari bahasa Belanda.
b)      Novelette (istilah kita novel, dari bahasa Belanda “novella” yang  pada gilirannya berasal dari bahasa Prancis “nouvelle” yang berarti hal yang baru.
c)      Short story (bahasa kita adalah cerita pendek).
d)     Short short story (dinamakan cerita singkat).
e)      Vignette (dinamakan begitu karena sangat singkat, dalam bahasa Prancis vignette berarti gambar kecil untuk hiasan).
2)      Berdasarkan isi
Berdasarkan isi, fiksi terbagi 8 jenis, yaitu:
a)      Impresionisme
Berarti pemberian kesan kesan panca indra dengan tidak merupakan sesuatu bentuk yang tertentu.
b)      Romantik
Adalah cara mengarang yang mengidealisasikan penghidupan dan pengalaman manusia.
c)      Realisme
Berarti cara menulis yang memperhatikan manifestasi jasmani yang tampak dari luar.
d)     Sosialis-realisme
Adalah cara melukis kehiduapan yang materialistis dan dangkal berdasarkan dogma.
e)      Realisme sebenarnya
Adalah cara menulis yang menunjukkan pemandangan kesatuan yang utuh.
f)       Naturalisme
Suatu cara menulis yang melukiskan dengan cermat dan teliti yang dapat dilihat, dirasa oleh panca indra.
g)      Ekspresionisme
Semua menyembur keluar dari dalam diri pengarang sendiri.
h)      Simbolisme
Sebuah benda atau sesuatu yang kongkrit.
3)      Berdasarkan kritik sastra
a)      Novel yang menuntut kritik sastra yang serius.
·         Novel-novel yang baik
·         Novel-novel yang mungkin saja baik
b)      Novel-novel yang berada dibawah taraf kritik sastra yang serius.
·         Taraf sedang
·         Taraf rendah
Pertanyaan-pertanyaan pembimbing meresensi fiksi
Tema
Point of view
Tokoh
Plot
Bahasa
9.      Membaca  kritis
Membaca kritis adalah sejenis membaca yang dilakukan  secara bijaksana, penuh tenggang hati , mendalam evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya untuk mencari kesalahan.
Pada umumnya membaca kritis menuntut pembaca agar mereka:
a.       Memahami maksud penulis.
b.      Memahami organisasi dasar tulisan.
c.       Dapat menilai penyajian penulis.
d.      Dapat menerapkan prinsip-prinsip kritis bacaan.
e.       Meningkatkan minat baca.
f.       Mengetahui prinsip-prinsip pemilihan bahan bacaan.
g.      Membaca majalah atau publikasi-publikasi periodik dengan serius.


                                                                          BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Membaca telaah isi yaitu sesuatu bacaan menuntut ketelitian, pemahaman, kekritisan, berfikir serta keterampilan menangkap ide-ide yang tersirat dalam bahasa bacaan dan memiliki sifat rohani, sedangkam membaca telaah bahasa memiliki sifat jasmani

B.     Saran
Membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa merupakan suatu kegiatan membaca yang harus dikembangkan dan dibiasakan dalam proses belajar, maupun proses mengkaji isi bacaan. Oleh sebab itu peningkatan minat membaca teliti harus di timbuhkan sejak dari usia dini agar bisa mencapai tujuan yang diinginkan kelak.





DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi. Manajemen Penelitian. (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2005)

Sudarso. Sistem membaca Cepat dan efektif. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994)

Tarigan, Henry Guntur. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.(Bandung : Angkasa, 1979)



Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "MAKALAH BAHASA INDONESIA MEMBACA TELAAH ISI"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel