PENGERTIAN ALAT UKUR YANG RELIABEL DAN JENIS-JENIS RELIABILITAS ALAT UKUR DAN PENYAJIANNYA, DAN KETERPAKAIAN ALAT UKUR



PRAKATA

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kesempatan menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun agar kita semua dapat memahami materi pengertian alat ukur yang reliabel dan jenis-jenis reliabilitas alat ukur dan penyajiannya, dan keterpakaian alat ukur.
Tujuan dari penyusunan makalah ini untuk menjadi panduan dalam pembelajaran maupun diskusi mahasiswa pada mata kuliah Evaluasi dan Asesmen Pembelajaran Matematika. Dalam penyusunan makalah ini kami pun mengalami beberapa kendala misalnya kendala dalam keterbatasan materi maupun pengembangan materi. Kami tahu bahwa  makalah ini mempunyai kelebihan dan kekurangan maka dari itu kami mohon kritik dan saran yang membangun. Atas kritik dan sarannya kami ucapkan terima kasih.





DAFTAR ISI

                                                            Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
PRAKATA....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan...................................................................................... 2

II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Alat Ukur yang Reliabel........................................................... 3
2.2 Jenis-jenis Reliabilitas Alat Ukur dan Pengujiannya.................................. 4
      2.2.1 Reliabilitas Test-Retest....................................................................... 4
      2.2.2 Reliabilitas Bentuk Ekuivalensi......................................................... 5
      2.2.3 Reliabilitas Belah Tengah.................................................................. 6
      2.2.4 Reliabilitas Ekuivalen Rasional......................................................... 7
2.3 Keterpakaian Alat Ukur............................................................................. 11

III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................  13

DAFTAR PUSTAKA



 



I.        PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Salah satu aspek positif di era modern adalah munculnya peneliti-peneliti muda yang kini lebih kritis dalam meneliti objek-objek yang ada. Di Indonesia, para peneliti ataupun bukan peneliti yang banyak melakukan sebuah riset guna memenuhi tugas ataupun sebagai pembuktian dari sebuah kejadian. Yang dimana setiap penelitian tersebut biasanya memerlukan sebuah pengujian agar nantinya mampu menjadi sebuah hasil ilmiah yang benar-benar valid tanpa adanya manipulasi data yang mengesankan data yang diperoleh bersifat dibuat-buat.  Untuk itu pada sebuah penelitian diperlukan beberapa pengukuran untuk menguji kebenaran dan tingkat kevalidan suatu penelitian, salah satunya adalah uji reabilitas.
Uji reliabilitas pada sebuah penelitian berfungsi untuk menunjukkan  tingkat kepercayaan terhadap data atau tingkat kecocokan data dengan data sesungguhnya. Reliabilitas ini bisa dicapai melalui tingkat kecocokan di antara data pada lebih dari sekali pengukuran. Jika makin cocok dengan data sesungguhnya maka makin tinggi tingkat reliabilitasnya.
Berdasarkan uraian diatas pemakalah akan menguraikan tentang pengukuran untuk uji reabilitas penelitian, sehingga kita dapat memahami dan menggunakan uji reabilitas pada sebuah penelitian.

1.2    Rumusan Masalah
a.         Apa yang dimaksud dengan pengertian alat ukur yang reliabel?
b.         Bagaimana jenis-jenis alat ukur yang reliabel dan pengujiannya?
c.         Apakah fungsi-fungsi alat ukur yang reliabel?




1.3    Tujuan Penulisan
a.         Mengetahui apa dimaksud dengan pengertian alat ukur yang reliabel.
b.         Mengetahui bagaimana jenis-jenis alat ukur yang reliabel dan pengujiannya.
c.         Mengetahui fungsi-fungsi alat ukur yang reliabel.

1.4    Manfaat Penulisan
a.       Penulis dapat menguraikan tentang pengertian, jenis-jenis dan fungsi alat ukur yang reabil.
b.      Pembaca dapat memahami tentang pengertian, jenis-jenis dan fungsi alat ukur yang reabil.
c.       Pembaca dapat menggunakan pengujian reliabilitas pada sebuah penelitian.



 

II.                PEMBAHASAN


2.1    Pengertian Alat Ukur yang Reliabel
Alat ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur sesuatu. Alat ukur penelitian adalah alat untuk mengukur dari sesuatu masalah yang sangat beragam, bahkan bisa pula khusus. Artinya untuk mengukur sesuatu itu ada ukuran (skala)nya tersendiri (Haslizen Hoesin, 2017. https://lizenhs.wordpress.com/2017/06/08/alat-ukur-penelitian/, 7 Maret 2019). Dalam hal ini alat ukur penelitian yang dibahas adalah instrumen. Pengertian instrumen dalam lingkup evaluasi didefinisikan sebagai perangkat untuk mengukur hasil belajar siswa yang mencakup hasil belajar dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor (Undang Rosidin, 2017:61). Izaak Latunussa (1988) mengemukakan bahwa instrumen adalah alat yang dipakai untuk mendeteksi data, mengukur frekuensi dan besarnya fenomena (Undang Rosidin, 2017: 131). Bentuk instrumen dapat berupa tes dan nontes. Instrumen bentuk tes mencakup tes uraian (uraian objektif dan uraian bebas) tes pilihan ganda, jawaban singkat, menjodohkan, benar salah, unjuk kerja (Performance test), dan portofolio. Instrumen bentuk nontes mencakup: wawancara, angket, dan pengamatan (observasi) (Undang Rosidin, 2017:61).
Undang Rosidin (2017:61) mengemukakan bahwa instrumen digunakan hendaknya dianalisis terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya. Instrumen dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi manakala instrumen tersebut dapat menghasilkan hasil pengukuran yang ketetapan. Tinggi rendahnya reliabilitas ini dapat dihitungdengan uji reliabilitas dan dinyatakan dengan koefisien reliabilitas (Undang Rosidin, 2017:62). Izaak Latunussa (1988) mengemukakan bahwa reliabilitas pengukuran terjadi bila pengukuran itu menghasilkan respons yang sama setiap kali digunakan dalam situasi yang berlainan (Undang Rosidin, 2017:131).
Berdasarkan uraian tersebut, maka alat ukur yang reliabel adalah alat ukur—dalam hal ini instrumen—yang ketika diuji berulang kali, hasil pengukurannya tepat (tidak berubah) meskipun digunakan dalam situasi yang berbeda.

2.2    Jenis-jenis Reliabilitas Alat Ukur dan Pengujiannya
Undang Rosidin (2017:137) mengemukakan jenis-jenis reliabilitas, yaitu:
2.2.1        Reliabilitas Test-Retest
Reliabilitas Test-Retest tidak lain adalah derajat yang menunjukan konsistensi hasil sebuah test dari waktu ke waktu. Test-retest menunjukan variasi skor yang diperoleh dari penyelenggaraan suatu test yang dilakukan dua kali atau lebih, sebagai akibat kesalahan pengukuran. Dengan kata lain, kita tertarik dalam mencari kejelelasan bahwa skor seorang mencapai suatu tes pada waktu tertetu sama hasilnya, ketika orang tersebut dites lagi dengan tes tersebut. Dengan kata lain test-retest tersebut kita mengetahui sejauh mana konsistensi suatu test mengukur apa yang hendak diukur.
Reliabilitas test-retest ini penting, khususnya ketika digunakan untuk menentukan prediktor, misalnya tes kemampuan. Tes kemampuan tidak akan bermanfaat, jika ternyata menunjukan hasil yang berubah-ubah secara signifikan saat diberikan kepada responden. Penentu pemakaian reliabilitas test-retest, juga tepat ketika bentuk alternatif lainya tidak ada, dan ketika tampak bahwa orang yang mengambil tes kedua kalinya tidak ingat atas jawaban tes yang pertama. Para pengambil tes pada umumnya akan terus mengingat jawabanya, jika butir – butir yang ada banyak mengandung faktor sejarah, dibanding bentuk jawaban butir ilmu pengetahuan aljabar.
Reliabilitas test-retest dapat dilakukan dengan cara :
a.         Selenggarakan tes pada grup yang tepat sesuai dengan rencana.
b.        Setelah selang waktu tertentu, misalnya satu minggu atau dua minggu, lakukan kembali penyelenggaraan tes yang sama dengan group yang sama tersebut.
c.         Korelasikan hasil tes tersebut.
Test-Retest juga mempunyai beberapa permasalahan. Di antaranya permasalahan tersebut, yaitu faktor waktu tenggang yang diambil ketika tes pertama dengan tes kedua. Jika interval waktu terlalu pendek, maka responden dari grup memiliki kesempatan untuk mengingat jawaban dalam tes, sehingga tes yang kedua dapat dipastikan lebih baik, karena faktor resistensi atau sisa – sisa hafalan yang terjadi pada subjek. Jika interval waktu telalu panjang, kemampuan para pelaku yang mengikuti tes mungkin bertambah, karena dua kemungkinan yaitu faktor maturasi atau kedewasaan dan faktor intervensi dari faktor belajar para subjek.
Faktor – faktor tersebut menjadikan konsistensi tes cenderung artifisial dan rendah. Mengenai interval waktu yang baik antara tes pertama dengan tes berikutnya diberikan kepada subjek pelaku pilot studi, (Gay, 1983 dalam sukardi, 2007) memberikan refrensi bahwa satu hari terlalu pendek, sebaliknya satu bulan terlalu panjang. Oleh karena itu, selisih waktu pemberian tes melalui test-retest diantara satu atau dua minggu.
2.2.2        Reliabilitas Bentuk Ekuivalensi
Sesuai dengan namanya, yaitu ekulivalen, maka tes yang hendak diukur reliabilitasnya dibuat identik. Setiap tampilanya, kecuali substansi butir yang ada berbeda. Kedua tes tersebut sebaiknya mempunyai karekteristik sama. Karakteristik yang dimaksud termasuk, misalnya jumlah butir soal, struktur, mempunyai tingkat kesulitan dan mempunyai tujuan, cara skoring, dan interprestasi yang sama.
Dari semua kondisi yang direncanakan secara ekuivalen di atas, idealnya jika grup yang sama mengambil dua tes tersebut, maka rerata skor dan variabilitas skor yang dicapai dari kedua tes diambil mestinya sama. Jika dikehendaki, sebenarnya kita dapat memilih, mengambi sampel, dan butir yang berbeda dari ranah tingkah laku yang sama. Yang perlu diperhatkan mestinya adalah beberapa hal apakah skor tergantung butir pilihan atau pada penampilan atas butir – butir yang dapat digeneralisasikan pada lainya. Jika butir terpilih baik dan setiap setnya menggambarkan ranah yang setaraf, maka penggambaran tersebut mestinya benar.
Reliabilitas dan ekuivalen pada umumnya juga mengggambarkan bentuk konsistensi alternative, yang dapat menunjukan variasi skor yang terjadi bentuk tes satu dengan bentuk lainya. Tetapi juga perlu diingat bahwa pengambilan tes reliabilitas ekuivalen ini akan dapat mencapai hasil yang tepat, jika pengambilan tes hafal terhadap jawaban tes yang dibuat dalam sesi pertama, sehingga mereka dapst menjawab kembali tes yang kedua. Ketika dua bentuk alternative tes tersedia, yang perlu diketahui dari kedua tes adalah beberapa reliabilitas ekuivalensi. Hal ini perlu diyakinkan kambali agar terjadi bahwa skor seseorang tidak akan dipengaruhi cara mengadministrasi tes tersebut.
Implikasi dari analisis diatas ialah bahwa sebuah tes diberikan lebih dari satu kali pada grup. Pertama tes diberikan pada grup sebagai proses dan setelah selang waktu tertentu diberikan hal untuk hal yang kedua kalinya sebagai posttest. Hal ini yang perlu diketahui yaitu bahwa ada kemungkinan pengaruh kegiatan intervening, ketika mengukur suatu hal yang esensinya sama dengan menggunakan tes sama. Langkah-langkah proses melaksanakan tes reliabilitas secara ekuivalen yaitu :
a.         Tentukan subjek sasaran yang hendak dites.
b.        Lakukan tes yang dimaksud kepad subjek sasaran tersebut.
c.         Administrasi hasilnya secara baik.
d.        Dalam waktu yang tidak terlalu  lama, lakukan pengetesan untuk yang kedua kalinya pada grup tersebut.
e.         Korelasikan hasil tes skor.
Jika hsil koefisien ekuivalen tinggi, berarti tes memiliki reliabilitas ekuivalen baik. Sebaliknya apabila ternyata bahwa koefisien rendanya rendah,  maka relaiabilitas tes ekuivalen rendah. Reliabilitas ekuivalen merupakan salah satu bentuk yang dapat diterima dan umum dipakai dalam penelitian, terutama penelitian Pendidikan yang perlu juga dikatahui para peneliti adalah bahwa tes ekuivalen mempunyai kelemahan, yaitu bahwa membuat dua buah tes yang secara esensial ekuivalen adalah sulit. Akibatnya akan muncul terjadinya kesalahan pengukuran.

2.2.3        Reliabilitas Belah Tengah
Reliabilitas belah tengah tergolong dalam jenis reliabilitas yang berdasarkan konsistensi internal dari instrumen pengukuran. Reliabilitas ini diperlukan jika tes sangat panjang. Prosedur menentukan reliabilitas belah tengah meliputi langkah-langkah:
a.         Berikan seluruh tes pada satu kelompok.
b.        Bagi tes ke dalam dua bagian yang sama, dalam bentuk subtes, setengah bagian pertama berisi butir-butir yang ganjil, sedangkan butir-butir yang genap pada setengah bagian kedua.
c.         Hitung skors setiap objek pada setiap sub bagian dimana setiap subjek mendapat 2 skors, 1 skors untuk butir ganjil, dan 1 skors untuk butir genap.
d.        Korelasikan 2 skors himpunan itu.
Hasil korelasi ialah koefisien konsistensi internal, yang bila tinggi berarti instrumen itu mempunyai reliabilitas yang tinggi.

2.2.4        Reliabilitas Ekuivalen Rasional
Reliabilitas ini tergolong juga dalam reliabilitas berdasarkan konsistensi internal. Reliabilitas ini diperoleh dengan cara menghitung konsistensi internal dengan menentukan bagaimana semua butir-butir saling berhubungan dan berhubungan dengan tes secara keseluruhan. Reliabilitas ekuivalen rasional menggunakan rumus Kuder-Richardson.
Menurut Sugiyono (2014) pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara eksternal dan secara internal. Pengujian secara eksternal dilakukan dengan tiga cara yaitu test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Adapun pengujian secara internal, dapat dilakukan dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu (Humas UNM, 2016. https://penalaran-unm.org/validitas-dan-reliabilitas-instrumen-dalam-penelitian-kuantitatif/, 9 Maret 2019).
1.        Test-Restest
Uji reliabilitas dengan test-restest dilakukan dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada responden. Jadi, instrumen dan respondennya sama tetapi waktunya yang berbeda. Realibilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel. Pengujian cara ini sering juga disebut stability.
2.        Equevalent (ekuivalen)
Instrumen yang ekuivalen adalah instrumen berupa pertanyaan yang secara bahasa berbeda, tetapi maksudnya sama. Pengujian dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi instrumennya dua, pada respon yang sama, waktu sama dan instrumennya yang berbeda.
3.        Gabungan
Pengujian reliabiltas gabungan dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen yang equivalen beberapa kali ke responden yang sama.
4.        Internal Consistency
Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu.

Teknik untuk Menentukan Reliabilitas
Adapun teknik untuk menentukan reliabilitas sebagai berikut (Undang Rosidin, 2017: 141):
1.        Teknik Pengukuran Ulang. Teknik ini dilakukan dengan cara mengadakan pengukuran ulang kepada responden, kita meminta responden yang sama agar menjawab semua pertanyaan dalam alat pengukuran sebanyak dua kali. Selang waktu antara pengukuran pertama dan ke dua menurut Masri Singarimbun antara 15 s/d 30 hari, apabila selang waktunya terlalu dekat dikhawatirkan responden masih ingat jawaban yang diberikan pada waktu yang pertama. Hasil pengukuran pertama dan kedua kemudian dikorelasikan dengan teknik korelasi “product moment”, kemudian dianalisis seperti dalam teknik validitas.
2.        Teknik Belah Dua, yaitu dengan membagi instrumen menjadi dua bagian, misal ganjil genap.
3.        Teknik Bentuk Paralel, yaitu dilakukan dengan menggunakan dua alat ukur yang mengukur aspek yang sama.
Contoh:
Perhitungan realibilitas dengan metode belah dua
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengadakan analisis butir soal yang lebih terkenal dengan analisis item. Item yang dapat dijawab dengan benar diberi skor 1 dan bagi yang salah diberi skor 0. Skor – skor untuk seluruh subjek dan seluru item ini disajikan dalam sebagai berikut :

Tabel 1. Analisis Butir Tes Matematika
No
Nama
Nomor Butir
Skor Benar Nomor
Skor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Ganjil
Genap
Total
1
Hertati
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
5
3
8
2
Yoyok
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
3
2
5
3
Oktaf
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
4
4
4
Wendi
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
3
2
5
5
Diana
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
3
3
6
6
Paul
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
4
0
4
7
Susana
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
4
3
7
8
Helen
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
3
5
8


Tabel 2. Pembelahan ganjil-genap :
No
Nama
Skor Benar Nomor
Ganjil (X)
Genap (Y)
1
Hertati
5
3
15
25
9
2
Yoyok
3
2
6
9
4
3
Oktaf
0
4
0
0
16
4
Wendi
3
2
6
9
4
5
Diana
3
3
9
9
9
6
Paul
4
0
0
16
0
7
Susana
4
3
12
16
9
8
Helen
3
5
15
9
25
25
22
63
93
76

Berikutnya kita hitung data tersebut dengan menggunakan rumus korelasi produk momen.
 
Setelah dihitung dengan rumus korelasi product momen didapatkan hasil .  disebut juga dengan istilah  singkatan dari . Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus spearman brown .

Perhitungan reliabilitas dengan rumus alpha cronbach
Berdasarkan hasil uji coba instrumen diperoleh data sebagai berikut :
Siswa
Nomor Butir
X1
X2
X3
A
85
50
70
B
90
40
75
C
55
63
65
D
45
42
70
E
75
63
78
F
50
55
65
Jumlah
400
313
423

Tentukanlah reliabilitas dari data tersebut.
siswa
Nomor Butir
Y
X1
X2
X3
A
85
50
70
205
7225
2500
4900
42025
B
90
40
75
205
8100
1600
5625
42025
C
55
63
65
183
3025
3969
4225
33489
D
45
42
70
157
2025
1764
4900
24649
E
75
63
78
216
5625
3969
6084
46656
F
50
55
65
170
2500
3025
4225
28900
Jumlah
400
313
423
1136
28500
16827
29959
217744
366.67
99.77
27.50
532.27

 
493.93

R
0.108




-          Menentukan variansi dari masing-masing data dengan rumus :
   (untuk subjek )                                         (untuk subjek )
   
-          Menentukan koefisien korelasi dengan rumus alpha cronbach.
Keterangan :
 koefisien reliabilitas
 banyak butir soal
 varians skor butir ke-i
 varian skor total

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelai Hasil interpretasi menurut kriteria korelasi Guilford diperoleh nilai reliabilitas  berada pada kategori rendah. Hal tersebut menunjukan tingkat keajegan atau kekonsistenan instrument tersebut sangat tidak tetap/buruk.
Kriteria untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrument menurut Guilford (1956) :
Koefisien korelasi
Korelasi
Interpretasi reliabilitas
Sangat tinggi
Sangat tetap/ sangat baik
Tinggi
Tetap baik/baik
Sedang
Cukup tetap/cukup baik
Rendah
Tidak tetap/buruk
Sangat rendah
Sangat tidak tetap/sangat buruk


2.3    Keterpakaian Alat Ukur
Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif dan kualitatif tentang variasi karakteristik variable penelitian secara objektif. Fungsi instrument adalah mengungkapkan fakta menjadi data. Arifin (2017) menyatakan bahwa instrument mempunyai peranan sangat penting. Dengan adanya instrument, mutu suatu penelitian dapat diketahui. Jika instrument yang dibuat, memiliki kriteria yang baik, maka mutu penelitianya juga akan baik, begitupun sebaliknya. Instrumen mempunyai fungsi mengungkapkan suatu fakta menjadi suatu data, sehingga jika instrument yang digunakan dalam pemelitian mempunyai kualitas yang baik, dalam arti valid dan reliabel serta memiliki tingkat kesukaran, daya beda, dan disraktor/ pengecoh yang baik, maka data yang diperoleh akan sesuai dengan fakta atau keadaan sesungguhnya dilapangan. Sedangkan jika instrument yang digunakan tidak baik dalam arti memiliki validitas dan reliabilitas yang rendah maka serta memiliki tingkat kesukaran, daya beda, dan disraktor/ pengecoh yang tidak baik maka data yang diperoleh juga tidak valid atau tidak sesuai dengan fakta atau keadaan sesungguhnya dilapangan. Sehingga dapat menghasilkan data yang keliru. Untuk itu dalam melakukan penelitian hendaknya peneliti melakukan uji instrument sampai instrument layak untuk digunakan dilapangan sehingga data yang diperoleh data yang benar karena data yang terkumpul akan digunakan untuk menguji hipotesis, benar atau tidaknya data tergantung pada instrumen yang digunakan.
  


III.             PENUTUP


3.1    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa suatu alat ukur/instrumen dapat dikatakan reliabel apabila memiliki kekonsistenan atau ketetapan yang apabila diujikan akan memberikan hasil yang sama. Reliabilitas terdri dari reliabilitas test-retest,  reliabilitas bentuk ekuivalensi, reliabilitas belah tengah, reliabilitas ekuivalen rasional. Beberapa Teknik yang dapat digunakan untuk menentukan reliabilitas diantaranya Teknik pengukuran ulang, Teknik belah dua, dan Teknik bentuk pararel.



DAFTAR PUSTAKA


Agustin, Siswaningsih, dkk. 2013. Pengembangan Tes Keterampilan Proses Siswa SMA kelas XI Pokok Bahasan Titrasi Asam Basa. Jurnal Pendidikan Kimia UPI. Vol. 18 No. 2
Arikunto, Suharsimi. 2015. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Hoesin, Haslizen. 2017. Alat Ukur Penelitian di https://lizenhs.wordpress.com/2017/06/08/alat-ukur-penelitian/ (diakses pada 7 Maret 2019).
Humas Universitas Negeri Makassar. 2016. Validitas dan Reliabilitas Instrumen dalam Penelitian Kuantitatif di https://penalaran-unm.org/validitas-dan-reliabilitas-instrumen-dalam-penelitian-kuantitatif/ (diakses pada 9 Maret 2019).
Rosidin, Undang. 2017. Evaluasi dan Asesmen Pembelajaran. Yogyakarta: Media Akademi.
Yudanegara dan Lestari. 2015. Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: PT Rafika Aditama.


Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "PENGERTIAN ALAT UKUR YANG RELIABEL DAN JENIS-JENIS RELIABILITAS ALAT UKUR DAN PENYAJIANNYA, DAN KETERPAKAIAN ALAT UKUR"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel