Fiqih Era Khulafa’ Rasyidin(11-40H/632-661M)
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Abu
Bakar Ash-shiddiq (nama lengkapnya Abu Bakar Abdullah bin Abi Quhafah bin
Utsman bin Amr bin Masud bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin
Fith At-Taimi Al- Qurasyi. Dilahirkan pada tahun 573 M. Dia dilahirkan di
lingkungan suku yang sangat berpengaruh dan suku yang banyak melahirkan
tokoh-tokoh besar. Ayahnya bernama Utsman (Abu Kuhafah) bin Amir bin Amr bin
Ka’ab bin Saad bin Laym bin Mun’ah bin Ka’ab bin Lu’ay, berasal dari Quraisy,
sedangkan ibunya bernama Ummu Al-Khair Salmah binti Sahr bin Ka’ab bin Sa’ad
bin Taym bin Murrah.
Umar
ibn Al-khaththab yang memiliki nama lengkap Umar bin Khaththab bin Nufail bin
Abd Al-Uzza bin Ribaah bin Abdillah bin Qart bin Razail bin ‘adi bin Ka’ab bin
Lu’ay adalah khalifah kedua setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Nama
lengkapnya adalah Utsman bin Affan bin Al-Ash bin Umayah bin Abd Al-Manaf dari
suku Quraisy. Lahir pada tahun 576 M. Ibu khalifah Utsman bin Affan adalah Urwy
bin Kuraiz bin Rabi’ah bin Habib bin Abdi Asy-Syams bin Abd Al-Manaf.
Setelah
Utsman wafat, masyarakat beramai-ramai membiat Ali bin Abi Thalib. Ali bin Abi
Thalib dibai’at di tengah-tengah suasana berkabung atas meninggalnya Utsman.
Pertentangan dan kekacauan, serta kebingungan umat Islam Madinah.
Kekuasaan
yang dijalankan pada masa Khalifah Abu Bakar, sebagaiman pada masa Rasulullah,
bersifat sentral, kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif terpusat
ditangan khalifah. Setelah menyelesaikan perang dalam negeri barulah Abu Bakar
mengirim kekuatan ke luar Arabia. Salah satunya kebijakan monumental yang
diambil Abu Bakar adalah rencana perluasan pengaruh Islam ke seantero dunia Arab,
tepatnya ke Siria dan kawasan bekas kerajaan Mesopotamia.
Sebelum
masuk Islam, Umar termasuk diantara kaum kafir yang paling ditakuti oleh
orang-orang yang sudah masuk Islam. Dia adalah musuh dan penentang Nabi
Muhammad saw, yang paling ganas dan kejam, bahkan sangat besar keinginannya
untuk membunuh Nabi Muhammad dan pengikutnya. Dia juga sering menyebar fitnah
dan menuduh Nabi Muhammad sebagai penyair tukang tenun.
Utsman
berjasa membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur
pembagian air ke kota-kota. Dia juga membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan,
masjid-masjid, dan memperluas masjid nabi di Madinah. Beliau juga berhasil
menaklukan Armenia dan pulau-pulau di Laut Tengah, termasuk Cyprus. Hasil karya
yang lain dari Khalifah Utsman keberhasilannya melakukan kodifikasi Quran.
Mahmudunnasir
selanjutnya menulis bahwa Ali termasuk salah seorang yang baik dalam memainkan
pedang dan pena, bahkan ia dikenal sebagai seorang orator. Kedudukan Ali
sebagai khalifah kemudian dijabat oleh anaknya Hasan selama beberapa bulan.
2.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, maka secara spesifik dan operasionalnya
permasalahan dirincikan sebagai berikut :
1.
Bagaimana pemahaman tentang masa
Khalifah Ar-Rasyidin?
2.
Bagaimana pemahaman tentang
Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq?
3.
Bagaimana pemahaman tentang Khalifah
Umar
Ibn Al-Khaththab?
4.
Bagaimana pemahaman tentang
Khalifah Utsman Bin Affan?
5.
Bagaimana pemahaman tentang
Khalifah Ali Bin
Abi Thalib?
3.
Tujuan
Berdasarkan
perumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai adalah :
1.
Mengetahui pemahaman masa Khalifah
Ar-Rasyidin.
2.
Mengetahui pemahaman Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq.
3.
Mengetahui pemahaman Khalifah Umar Ibn Al-Khaththab.
4.
Mengatahui pemahaman Khalifah Utsman Bin Affan.
5.
Mengetahui pemahaman Khalifah Ali Bin Abi Thalib.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masa
Khulafa’ Ar-Rasyidin
1. Khalifah
Abu Bakar Ash-Shiddiq
Abu
Bakar Ash-shiddiq (nama lengkapnya Abu Bakar Abdullah bin Abi Quhafah bin
Utsman bin Amr bin Masud bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin
Fith At-Taimi Al- Qurasyi. Dilahirkan pada tahun 573 M. Dia dilahirkan di
lingkungan suku yang sangat berpengaruh dan suku yang banyak melahirkan
tokoh-tokoh besar. Ayahnya bernama Utsman (Abu Kuhafah) bin Amir bin Amr bin
Ka’ab bin Saad bin Laym bin Mun’ah bin Ka’ab bin Lu’ay, berasal dari Quraisy,
sedangkan ibunya bernama Ummu Al-Khair Salmah binti Sahr bin Ka’ab bin Sa’ad
bin Taym bin Murrah.
Abu
Bakar merupakan orang yang pertama kali masuk islam ketika islam mulai
didakwahakan. Tidaklah sulit baginya mempercayai ajaran yang dibawa oleh
Muhammad SAW, dikarenakan sejak kecil, ia telah mengenal keagungan Muhammad
SAW. Setelah masuk Islam, ia tidak segan untuk menumbuhkan segenap jiwa dan
harta bendanya untuk Islam. Pengorbanan Abu Bakar terhadap Islam tidak dapat
diragukan . ia juga pernah ditunjuk Rasul sebagai pengganti untuk mengimami
shalat ketika Nabi sakit. Nabi Muhammad. Pun wafat tak lama setelah kejadian
tersebut. Karena tidak ada pesan mengenai siapa penggantinya di kemudian hari,
pada saat jenazah Nabi belum dimakamkan, sejumlah toko Muhajirin dan Anshar
berkumpul di balai kota Bani Sa’idah, Madinah. Mereka memusyawarahkan siapa
yang akan dipilih menjadi pemimpin. Musyawrah itu pun berjalan dengan alot
karena masing-masing pihak, baik Muhajirin maupun Anshar sama- sama berhak
menjadi pemimpin umat Islam. [1]
Aturan-aturan
yang jelas tentang pengganti Nabi tidak
ditemukan, yang ada hanyalah sebuah mandat yang diterima Abu Bakar menjelang
wafatnya Nabi untuk menjadi badal imam shalat. Baik Umar mapun Abu Ubaidah
merasa keberatan atas ucapan Abu Bakar dengan mempertimbangkan berbagai alasan,
diantaranya adalah ditunjuknya Abu Bakar sebagai pengganti Rasul dalam imam
shalat dan ini membuat Abu Bakar menjadi lebih berhak sebagai pengganti
Rasulullah SAW.
Sebagai
pemimpin umat Islam setelah Rasul, Abu Bakar disebut Khalifah Rasulillah( Pengganti rasul) yang setelah itu disebut khalifah , khalifah adalah pemimpin yang
diangkat sesudah nabi wafat untuk menggantikan beliau melanjutkan tugas-tugas
sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan.
Pada
tahun 632 M Abu Bakar akhirnya dibaiat atau dilantik sebagai Khalifah pertama setelah wafat Nabi
Muhammad saw. Abu Bakar sangat dikenal sebagai pemimpin yang sederhana. Di
serambi Masjid Madinah amirul mukminin memutuskan berbagai kebijaksanaan
penting bagi perkembangan Islam. Selama itu beliau dikenal sebagai pemimpin
yang tegas, tanpa kompromi. Abu Bakar menghabiskan sedikit waktunya untuk
menyelesaikan persoalan dalam negeri terutama tantangan yang ditimbulkan oleh
suku-suku bangsa Arab yang tidak mau lagi tunduk kepada pemerintah Madinah.
Kareana sikap keras kepala dan penentang mereka yang dapat membahayakan agama
dan pemerintahan, Abu Bakar menyelesaikan persoalan ini dengan apa yang disebut
Perang Riddah (perang melawan kemurtadan). [2]
Kekuasaan
yang dijalankan pada masa Khalifah Abu Bakar, sebagaiman pada masa Rasulullah,
bersifat sentral, kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif terpusat
ditangan khalifah. Setelah menyelesaikan perang dalam negeri barulah Abu Bakar
mengirim kekuatan ke luar Arabia. Salah satunya kebijakan monumental yang
diambil Abu Bakar adalah rencana perluasan pengaruh Islam ke seantero dunia
Arab, tepatnya ke Siria dan kawasan bekas kerajaan Mesopotamia. Untuk
melaksanakan rencana itu Abu Bakar mengangkat Khalid bin Walid dikirim ke Iraq
dan dapat menguasai Al-Hirah di tahun 634 M.
Hanya
dua tahun Abu Bakar memangku jabatan sebagai Khalifah pertama masyarakat Islam.
Abu Bakar telah berhasil menganugerahkan sejumlah sukses, pertama, dibawah masa kepemimpinannya Islam telah tersebar di
Mesopotamia, kedua, dalam waktu
bersamaan dua tokoh nabi palsu telah berhasil dilenyapkan, yaitu Tulaihah dan
Musaelimah, ketiga, disamping itu gagasannya untuk melakukan
kodifikasi Quran telah menunjukan hasil awal yaitu mengumpulkan naskah-naskah
yang sebelumnya masih terserak,empat, membangun
prnata sosial dibidang politik dan pertahanan keamanan.
Semula
Abu Bakar termasuk yang menolak modifikasi Quran, karena dianggap bidah atau
tidak ada contoh dari Nabi, namun kesadaran untuk memulai kodifikasi bangkit
ketika menyaksikan banyaknya para penghafal yang musnah maka takutnya akan
musnahnya Quran dengan para penghafalnya, maka Abu Bakar melai memerintahkan
untuk mengumpulkan naskah-naskah Quran yang ditulis di kulit-kulit domba maupun
tulang belulang hewan. Itu sebabnya kemudian Abu Bakar dikenal sebagai pelopor
kodifikasi Quran.[3]
Akhirnya,
tatkala Abu Bakar merasa kematiannya telah dekat dan sakitnya semakin parah,
dia ingin untuk memberikan kekhalifahan kepada seseorang sehingga diharapkan
manusia tidak bnyak terlibat konflik. Abu Bakar meninggal dunia pada tahun 634
M. Dan jatuhlah pilihannya kepada Umar bin Khaththab.
2. Khalifah
Umar Ibn Al-Khaththab
Umar
ibn Al-khaththab yang memiliki nama lengkap Umar bin Khaththab bin Nufail bin
Abd Al-Uzza bin Ribaah bin Abdillah bin Qart bin Razail bin ‘adi bin Ka’ab bin
Lu’ay adalah khalifah kedua setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Kebesarannya
terletak pada keberhasilannya, baik sebagai negarawan yang bijaksana maupun sebagai
mujtahid yang ahli dalam membangun
negara besar yang ditegakkan atas prinsip-prinsip keadilan, persamaan, dan
persaudaraan. Umar ibn Al-Khaththab dilahirkan di Mekkah dari keturunan suku
Quraisy yang terpandang dan terhormat.
Sebelum
masuk Islam, Umar termasuk diantara kaum kafir yang paling ditakuti oleh
orang-orang yang sudah masuk Islam. Dia adalah musuh dan penentang Nabi
Muhammad saw, yang paling ganas dan kejam, bahkan sangat besar keinginannya
untuk membunuh Nabi Muhammad dan pengikutnya. Dia juga sering menyebar fitnah
dan menuduh Nabi Muhammad sebagai penyair tukang tenun. Setelah Umar masuk
Islam, kepribadiannya bertolak belakang dengan keadaan sebelumnya, dia berubah
menjadi seorang yang gigih dan setia membela agama Islam. Bahkan, dia termasuk
seorang sahabat yang terkemuka dan paling dekat dengan Nabi Muhammad SAW. [4]
Sebagai
pengganti dan penerus kepemimpinan Islam, Umar bin Khatab lebih menyukai
sebutan amirul mukminin atau pemimpinan mereka yang beriman ketimbang sebutan
khalifah. Pengangkatan itu sebagai hasil penunjukan Abu Bakar sebelum wafat.
Dalam pidato inaugurasinya sebagai amirul mukminin dia menyatakan tekadnya
untuk memerintah dengan bersih, jujur, adil, serta tidak akan melakukan
nepotisme dalam pemerintahannya. Janjinya itu emng ditepati, sehingga
kepemimpinannya dikenal sangat tegas, jujur dan adil, meskipun tetap rendah
hati dalam penampilannya. [5]
Selama
sepuluh tahun pemerintahan Umar, sebagian ditandai oleh penaklukan-penaklukan
untuk melebarkan pengaruh Islam keluar Arab. Umar telah berhasil membebaskan
negri-negri jajahan Imperium Romawi dan Persia yang dimulai dari awal
pemerintahannya. Dizaman Umar gelombang ekspansi(peluasan daerah kekuasaan)
pertama terjadi, ibu kota Syiria, Damaskus, jatuh tahun 635 M dan setahun kemudian,
setelah tentara Bizantium kalah pertempuran Yarmuk, seluruh daerah Syria jatuh
kebawah kekuasaan Mesir dibawah pimpinan ‘Amr ibn ‘Ash dan ke Irak di Mesir,
ditaklukkan tahun 641 M.
Tindakan
pertama yang dilakukan Umar untuk menghadapi kekuatan Romawi-Persia adalah
mengutus Saad bin Abi Waqqas untuk menaklukan persia dan menunjuk Abu Ubaidah
bin Jarrah untuk menghatikan Khalid bin Walid, ada kebijakan Umar terhadap
Khalid yang dianggap sangat misterius. Secara mendadak Khalid ditarik dari
medan pertempuran menyusul oprasi yng berhasil. Umar menyebutkan bahwa alasan
penarikan itu adalah agar Khalid bin Walid tidak menjadi terbius oleh
kemenangan dan menjadi takabur. [6]
Karena
perluasan daerah terjadi dengan cepat, Umar segera memgatur administrasi negara
dengan mencontoh administrasi yang sudah berkembang di negara Persia. Pada
tahun 637 rencana bersejarah untuk menaklukan Persia. Bangsa Persia sendiri
bukanlah Arab, melainkan bangsa Aria yang menjadi penduduk India, Afganistan,
Turki, maupun Jerman.
Umar
bin Khththab yang dikenal sebagai negarawan, administrator, terampildan pandai,
dan seorang pembaharu membuat berbagai kebijakan mengenai pengelolaan wilayah
kekuasaan yang luas. Untuk menunjang kelancaran administrasi dan oprasional
tugas-tugas eksekutif, umr melengkapinya dengan beberapa jabatan, anatara lain
:
a. Dewan Al-Kharraj
(Jawatan
Pajak)
b. Dewan Al-Addats(Jawatan
Kepolisian)
c. Nazar Al-Nafiat(Jawatan
Pekerjaan Umum)
d. Dewan Al-Jund(Jawatan
Militer)
e. Bai’at Al-Mal(Lembaga
Pembendaharaan Negara)
Khalifah
Umar juga sangat condong menanamkan
semangat demokrasi secara intensif di kalangan rakyat, dikalangan para pemuka
masyarakat, dan di kalangan para pejabat atau para administrator pemerintah.
Upaya
yang dilakukan oleh Umar dengan meminta bantuan dari Ali r.a. adalah apa yang
dinamakan sekarang tahlil
unshuril-jarimah seperti pemeriksaan darah, sidik jari, Umar
menitikberatkan pada bahan bukti yang diajukan oleh pendekwa.
3. Khalifah
Utsman bin Affan
Nama
lengkapnya adalah Utsman bin Affan bin Al-Ash bin Umayah bin Abd Al-Manaf dari
suku Quraisy. Lahir pada tahun 576 M. Ibu khalifah Utsman bin Affan adalah Urwy
bin Kuraiz bin Rabi’ah bin Habib bin Abdi Asy-Syams bin Abd Al-Manaf. Utsman bin Affan masuk Islam paa usia 30
tahun atas ajakan Abu Bakar.
Khalifah
Utsman bin Affan ikut berhijrah bersama istrinya ke Abesinia dan termasuk
muhajir pertama ke Yatsrib. Ia ia termasuk orang yang shaleh ritual dan sosial.
Ia sangat gemar membaca Al-Quran. Sebelum meninggal ‘Umar telah memanggil tiga
calon penggantinya, yaitu Utsman, ‘Ali dan Sa’ad bin Abi Waqqash. Umar berpesan
agar penggantinya tidak mengangkat kerabat sebagai pejabat
Mekanisme
pemilihan Khalifah ditentukan sebagai
berikut: pertama, yang berhak menjdi khalifah adalah yang dipilih oleh
anggota formatur dengan suara terbanyak. Kedua,
apabila suara terbagi secara berimbang, Abdullah bin Umar yang berhak
menentukannya. Ketiga, apabila campur
tangan Abdullah bin Umar tidak diterima, calon yang dipilih oleh Abd Ar-Rahman
bin Auf harus diangkat menjadi khalifah. Majelis pemilihan yang diketuai
Abdyrahman bin Awf itu secara bulat memilih Utsman bin Affan, seorang keturunan
bani Umayyah, meski di masa Rasul keluarga tersebut pernah menjadi musuh Islam.
[7]
Pemerintahan
Utsman berlangsung selama 12 tahun. Pada paroh terakhir masa kekhalifahannya,
muncul perasaan tidak puas dan kecewa dikalangan umat Islam terhadapnya.
Kepemimpinan Utsman memang sangat berbeda dengan kepemimpian Umar. Salah satu
faktor yang menyebabkan banyak rakyat kecewa terhadap kepemimpinan Utsman
adalah kebijaksanaannya mengangkat keluarga dalam kedudukan tinggi. Yang
terpenting di antaranya adalah Marwan ibn Hakam. Dialah yang pada dasarnya yang
menjalankan pemerintahan, sedangkan Utsman hanya menyandang gelar Khalifah.
Utsman
berjasa membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur
pembagian air ke kota-kota. Dia juga membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan,
masjid-masjid, dan memperluas masjid nabi di Madinah. Beliau juga berhasil
menaklukan Armenia dan pulau-pulau di Laut Tengah, termasuk Cyprus. Hasil karya
yang lain dari Khalifah Utsman keberhasilannya melakukan kodifikasi Quran.
Setiap
Amir atau gubernur adalah wakil khalifah di daerah untuk melaksanakan tugas
administrasi pemerintahan dan bertanggung jawb kepadanya. Seorang Amir diangkat
dan di berhentikan oleh khalifah, kedudukan gubernur disamping kepala
pemerintahan daerah, juga sebagai pemimpin agama, pemimpin ekspedisi militer,
penetap undang-undang dan pemutus perkara, yang dibantu oleh katib(sekertaris),
pejabat pajak, pejabat keuangan(baitul mal), dan pejabat kepolisian. [8]
4. Khalifah
Ali bin Abi Thalib
Setelah
Utsman wafat, masyarakat beramai-ramai membiat Ali bin Abi Thalib. Ali bin Abi
Thalib dibai’at di tengah-tengah suasana berkabung atas meninggalnya Utsman.
Pertentangan dan kekacauan, serta kebingungan umat Islam Madinah. Ia dibai’at
oleh mayoritas rakyat dari Muhajirin dan Anshar serta para tokoh sahabat,
seperti Thalhah dan Zubir, tetapi ada beberapa orang sahabat senior, seperti
Abdullah bin Umar bin Khaththab, Muhammad bin Maslamah, Sa’ad bin Abi Waqqash,
Hasan bin Tsabit, dan Abdullah bin Salam yang wajtu itu berada di Madinah tidak
mau ikut membai’at Ali.[9]
Mahmudunnasir
selanjutnya menulis bahwa Ali termasuk salah seorang yang baik dalam memainkan
pedang dan pena, bahkan ia dikenal sebagai seorang orator. Kedudukan Ali
sebagai khalifah kemudian dijabat oleh anaknya Hasan selama beberapa bulan.
Pada
suatu saat terlihat kekuatan golongan Umayyah mulai melemah. Disaat itulah
pihak kelompok Umayah memainkan tipu muslihat licik. Tiba-tiba ditengah
berkecamuknya perang saudara itu seorang prajurit Umayah menaikkan mushaf Quran
diujung tombak yang diacungkan keatas, sebagai tanda gencatan senjata.
Menyaksikan isyarat itu Khalifah Ali memerintahkan untuk menghentikan
pertempuran.
Secara
garis besar umat Islam di kala itu terbagi menjadi dua golongan,. Pertama. Golongan atau aliran Syiah,
yang menjadi pendukung Khalifah Ali bin Abu Thalib, seperti dikatakan diatas
mereka mengaku diri sebagai keturunan langsung Rasul Muhammad atau ahlul bait,
yang berarti keluarga dekat. Kedua,
sebagai lawan paling besar dari aliran Syiah adalah golongan Sunnah. Sunnah
berarti tradisi atau perbuatan Nabi Muhammad. Dari kata itu kemudian berkembang
istilah sunnah wal jamaah. Yang dimaksud adalah mereka yang dalam beragama
mengikuti tradisi atau petunjuk Rasul Muhammad maupun hasil kesepakatan para
ulama.[10]
BAB
III
KESIMPULAN
Pada
massa khalifah Abu Bakar ialah orang yang pertama masuk Islam setelah munculnya
dakwah Islam mengenai agama Islam. Abu Bakar adalah salah satu khalifah yang
mengimami shalat diwaktu Nabi Muhammad sakit sebelum ia wafat. Abu Bakar adalah
penerus pertama setelah ketidak adaannya Rasulullah SAW. Abu Bakar merupakan
sosok pemimpin yang sederhana dan selalu melkukan segala sesuatu dengan
musyawarah. Sosok pemimpin yang demikianlah yang ditunggu oleh umatnya. Beliau
adalah yang merupakan sosok yang memodifikasi Al-quran sebab bnyaknya penghafal
al-quran yang meninggal maka Abu Bakar takut akan musnahnya Al-quran bersama
penghafalnya.
Setelah
Abu Bakar wafat maka kekhalifahan digantikan kepada Umar bin Khaththab,
pemerintahan Umar juga berjalan dengan baik, Umar sosok pemimpin yang digemari
kaumnya ia juga membuat perluasan daerah kekuasaan dengan begitu cepat, sebelum
beliau masuk Islam beliau adalah orang kafir yang amat kejam dan selalu
memfitnah Rasulullah. Begitu beliau masuk Islam maka berubahlah semua sifat
yang dulu ada pada dirinya.
Setelah
Umar wafat kekhalifahan berpindah kepada Utsman bin Affan, tetapi beliau adalah
khalifah yang tidak disukai oleh kaumnya sebab kepemimpinannya yang selalu
mementingkat tingkat kesaudaraan dari pada rakyatnya yang berjuang membantunya
dalam melakukan hal-hal yang bersifat untuk membela agama Islam.
Setelah
Utsman tidak lagi menjadi khalifah dan kekhalifahan berganti kepada Ali bin Abi
Thalib yang dimana pada masa Ali juga pemerintahannya tidak berjalan dengan
baik dan dia juga dibantu oleh anaknya yang hasil pemerintahannya sama saja.
DAFTAR
PUSTAKA
Dedi Supriyadi,Sejarah Peradaban Islam,(Bandung:2016,
CV Pustaka Setia).
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta:2013, Rajawali).
Abu Su’ud, Islamologi Sejarah, Ajaran, dan Peranannya dalam Peradaban Umat
Manusia, (Jakarta:2003, PT Rineka
Cipta).
[1] Dedi Supriyadi,Sejarah Peradaban Islam,(Bandung:2016,
CV Pustaka Setia)hlm. 67-68.
[2] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta:2013,
Rajawali)hlm. 35-37.
[3] Abu Su’ud, Islamologi Sejarah, Ajaran, dan Peranannya dalam Peradaban Umat
Manusia, (Jakarta:2003, PT Rineka
Cipta)hlm. 54-56.
[4] Dedi Supriyadi,Sejarah Peradaban Islam,(Bandung:2016,
CV Pustaka Setia)hlm. 77-81.
[5] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta:2013,
Rajawali)hlm. 37-38.
[6]
Abu Su’ud, Islamologi Sejarah, Ajaran, dan Peranannya
dalam Peradaban Umat Manusia, (Jakarta:2003, Pt Rineka Cipta.)hlm. 56-59.
[8] Ibid ,hlm.60-61.
[9] Ibid ,hlm.39-42.
0 Response to "Fiqih Era Khulafa’ Rasyidin(11-40H/632-661M)"
Posting Komentar