Hadis Menginfakan Harta
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Secara umum, Infaq
adalah pengeluaran sukarela yang di lakukan seseorang setiap kali ia memperoleh
penghasilan atau rezki. Infaq berbeda dengan zakat, infaq tidak mengenal nisab
atau jumlah harta yang ditentukan secara hukum. Infaq tidak harus diberikan
kepada mustahik tertentu, melainkan kepada siapapun misalnya orang tua,
kerabat, anak yatim, orang miskin, atau orong-orang yang sedang dalam perjalanan.
Oleh karena itu Infaq juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang diberikan
kepada seseorang untuk menutupi kekurangannya.
Secara bahasa infaq
berasal dari bahasa Arab, yang berarti mengeluarkan atau membelanjakan harta.
Tentunya, hal ini berbeda dari pemahaman-pemahaman masyarakat terhadap
pengertian infaq. Hal ini dikarenakan pengertian infaq secara etimologi yang
berasal dari kata Arab masih sangatlah umum, apakah yang dimaksud mengeluarkan
atau membelanjakan harta dalam hal kepeluan diri sendiri atau untuk kepentingan
umum.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
hadis utama tentang menginfakkan harta?
2.
Bagaimana
hadis penguat tentang menginfakkan harta?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk
mengetahui hadis utama tentang menginfakkan harta
2.
Dapat
mengetahui hadis penguat tentang menginfakkan harta
BAB II
PEMBAHASAN
A.
HADIS UTAMA
1.
Bukhari-85
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي جَمْرَةَ قَالَ كُنْتُ أُتَرْجِمُ بَيْنَ ابْنِ عَبَّاسٍ وَبَيْنَ النَّاسِ فَقَالَ إِنَّ وَفْدَ عَبْدِ الْقَيْسِ أَتَوْا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَنْ الْوَفْدُ أَوْ مَنْ الْقَوْمُ قَالُوا رَبِيعَةُ فَقَالَ مَرْحَبًا بِالْقَوْمِ أَوْ بِالْوَفْدِ غَيْرَ خَزَايَا وَلَا نَدَامَى قَالُوا إِنَّا نَأْتِيكَ مِنْ شُقَّةٍ بَعِيدَةٍ وَبَيْنَنَا وَبَيْنَكَ هَذَا الْحَيُّ مِنْ كُفَّارِ مُضَرَ وَلَا نَسْتَطِيعُ أَنْ نَأْتِيَكَ إِلَّا فِي شَهْرٍ حَرَامٍ فَمُرْنَا بِأَمْرٍ نُخْبِرُ بِهِ مَنْ وَرَاءَنَا نَدْخُلُ بِهِ الْجَنَّةَ فَأَمَرَهُمْ بِأَرْبَعٍ وَنَهَاهُمْ عَنْ أَرْبَعٍ أَمَرَهُمْ بِالْإِيمَانِ بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَحْدَهُ قَالَ هَلْ تَدْرُونَ مَا الْإِيمَانُ بِاللَّهِ وَحْدَهُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامُ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءُ الزَّكَاةِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ وَتُعْطُوا الْخُمُسَ مِنْ الْمَغْنَمِ وَنَهَاهُمْ عَنْ الدُّبَّاءِ وَالْحَنْتَمِ وَالْمُزَفَّتِ قَالَ شُعْبَةُ رُبَّمَا قَالَ النَّقِيرِ وَرُبَّمَا قَالَ الْمُقَيَّرِ قَالَ احْفَظُوهُ وَأَخْبِرُوهُ مَنْ وَرَاءَكُمْ
Terjemah
“Telah menceritakan
kepada kami Muhammad bin Basysyar berkata,
telah menceritakan kepada kami Ghundar berkata,
telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Abu Jamrah berkata aku pernah menjadi
penerjemah antara Ibnu 'Abbas dan
orang-orang, katanya; bahwasanya telah datang rombongan utusan Abdul Qais
menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam berkata: "Utusan siapakah ini atau kaum manakah ini?" Utusan
itu menjawab: "Rabi'ah". Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata:
"Selamat datang kaum atau para utusan dengan sukarela dan tanpa
menyesal". Para utusan berkata: "Wahai Rasulullah kami datang dari
perjalanan yang jauh sementara diantara kampung kami dan engkau ada kampung
kaum kafir (suku) Mudlor, dan kami tidak sanggup untuk mendatangi engkau
kecuali di bulan suci. Ajarkanlah kami dengan satu perintah yang jelas, yang
dapat kami amalkan dan kami ajarkan kepada orang-orang di kampung kami dan
dengan begitu kami dapat masuk surga." Lalu mereka bertanya kepada Nabi shallallahu
'alaihi wasallam tentang minuman. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
memerintahkan mereka dengan empat hal dan melarang dari empat hal,
memerintahkan mereka untuk beriman kepada Allah satu-satunya, beliau berkata:
"Tahukah kalian apa arti beriman kepada Allah satu-satunya?" Mereka
menjawab: "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui." Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan: "Persaksian tidak ada ilah yang
berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah,
menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan dan kalian
mengeluarkan seperlima dari harta rampasan perang". Dan Nabi shallallahu
'alaihi wasallam melarang mereka dari empat perkara, yaitu dari meminum dari
dari al hantam, ad Dubbaa` dan al Muzaffaat. Syu'bah menerangkan; terkadang
beliau menyebutkan an naqir dan terkadang muqoyyir (bukan naqir). Kemudian Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "jagalah semuanya dan
beritahukanlah kepada orang-orang di kampung kalian”.[1]
B.
HADIS PENGUAT
1.
Bukhari-7001
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ حَدَّثَنَا قُرَّةُ بْنُ خَالِدٍ حَدَّثَنَا أَبُو جَمْرَةَ الضُّبَعِيُّ قُلْتُ لِابْنِ عَبَّاسٍ فَقَالَ :قَدِمَ وَفْدُ عَبْدِ الْقَيْسِ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا إِنَّ بَيْنَنَا وَبَيْنَكَ الْمُشْرِكِينَ مِنْ مُضَرَ وَإِنَّا لَا نَصِلُ إِلَيْكَ إِلَّا فِي أَشْهُرٍ حُرُمٍ فَمُرْنَا بِجُمَلٍ مِنْ الْأَمْرِ إِنْ عَمِلْنَا بِهِ دَخَلْنَا الْجَنَّةَ وَنَدْعُو إِلَيْهَا مَنْ وَرَاءَنَا قَالَ آمُرُكُمْ بِأَرْبَعٍ وَأَنْهَاكُمْ عَنْ أَرْبَعٍ آمُرُكُمْ بِالْإِيمَانِ بِاللَّهِ وَهَلْ تَدْرُونَ مَا الْإِيمَانُ بِاللَّهِ شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَإِقَامُ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءُ الزَّكَاةِ وَتُعْطُوا مِنْ الْمَغْنَمِ الْخُمُسَ وَأَنْهَاكُمْ عَنْ أَرْبَعٍ لَا تَشْرَبُوا فِي الدُّبَّاءِ وَالنَّقِيرِ وَالظُّرُوفِ الْمُزَفَّتَةِ وَالْحَنْتَمَةِ
Terjemah
“Telah menceritakan
kepada kami 'Amru bin Ali telah menceritakan kepada kami Abu 'Ashim telah
menceritakan kepada kami Qurrah bin Khalid] telah menceritakan kepada kami Abu
Jamrah Adl Dluba'i saya mengajukan suatu pertanyaan kepada Ibn Abbas lalu ia
berkata, "Pernah serombongan utusan Abdul Qais menemui Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam dan berujar, 'Antara kami dan engkau ada orang-orang
musyrik dari Mudlar, dan kami tidak bisa menjalin hubungan denganmu selain di
bulan-bulan haram, maka perintahkanlah kami dengan hal-hal yang penting saja
yang sekiranya kami lakukan maka kami masuk surga, dan kami bisa mengajak
generasi kami kepadanya." Nabi menjawab: "Aku perintahkan kalian
empat hal dan aku larang kalian empat hal. Aku perintahkan kalian untuk beriman
kepada Allah, tahukah kalian keimanan kepada Allah? Yaitu persaksian bahwa
tiada sesembahan yang hak selain Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, dan
kalian berikan seperlima bagian ghanimah. Dan aku larang kalian empat hal, agar
kalian tidak meminum dalam ad-Dubba', an-Naqir, azh-Zhuruf al-Muzaffat, dan
al-Hantamah”.[2]
2.
Muslim No-24
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى
وَمُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ وَأَلْفَاظُهُمْ مُتَقَارِبَةٌ قَالَ أَبُو بَكْرٍ
حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ عَنْ شُعْبَةَ و قَالَ الْآخَرَانِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ
جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي جَمْرَةَ قَالَ كُنْتُ أُتَرْجِمُ بَيْنَ
يَدَيْ ابْنِ عَبَّاسٍ وَبَيْنَ النَّاسِ فَأَتَتْهُ امْرَأَةٌ تَسْأَلُهُ عَنْ
نَبِيذِ الْجَرِّ فَقَالَ :إِنَّ وَفْدَ عَبْدِ الْقَيْسِ أَتَوْا رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ الْوَفْدُ أَوْ مَنْ الْقَوْمُ قَالُوا رَبِيعَةُ قَالَ
مَرْحَبًا بِالْقَوْمِ أَوْ بِالْوَفْدِ غَيْرَ خَزَايَا وَلَا النَّدَامَى قَالَ
فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا نَأْتِيكَ مِنْ شُقَّةٍ بَعِيدَةٍ وَإِنَّ
بَيْنَنَا وَبَيْنَكَ هَذَا الْحَيَّ مِنْ كُفَّارِ مُضَرَ وَإِنَّا لَا
نَسْتَطِيعُ أَنْ نَأْتِيَكَ إِلَّا فِي شَهْرِ الْحَرَامِ فَمُرْنَا بِأَمْرٍ
فَصْلٍ نُخْبِرْ بِهِ مَنْ وَرَاءَنَا نَدْخُلُ بِهِ الْجَنَّةَ قَالَ
فَأَمَرَهُمْ بِأَرْبَعٍ وَنَهَاهُمْ عَنْ أَرْبَعٍ قَالَ أَمَرَهُمْ بِالْإِيمَانِ
بِاللَّهِ وَحْدَهُ وَقَالَ هَلْ تَدْرُونَ مَا الْإِيمَانُ بِاللَّهِ قَالُوا
اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامُ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءُ الزَّكَاةِ
وَصَوْمُ رَمَضَانَ وَأَنْ تُؤَدُّوا خُمُسًا مِنْ الْمَغْنَمِ وَنَهَاهُمْ عَنْ
الدُّبَّاءِ وَالْحَنْتَمِ وَالْمُزَفَّتِ .قَالَ شُعْبَةُ وَرُبَّمَا قَالَ النَّقِيرِ قَالَ شُعْبَةُ
وَرُبَّمَا قَالَ الْمُقَيَّرِ وَقَالَ احْفَظُوهُ وَأَخْبِرُوا بِهِ مِنْ
وَرَائِكُمْ و قَالَ أَبُو بَكْرٍ فِي رِوَايَتِهِ مَنْ وَرَاءَكُمْ وَلَيْسَ فِي
رِوَايَتِهِ الْمُقَيَّرِ و حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ حَدَّثَنَا
أَبِي ح و حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبِي
قَالَا جَمِيعًا حَدَّثَنَا قُرَّةُ بْنُ خَالِدٍ عَنْ أَبِي جَمْرَةَ عَنْ ابْنِ
عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِهَذَا الْحَدِيثِ
نَحْوَ حَدِيثِ شُعْبَةَ وَقَالَ أَنْهَاكُمْ عَمَّا يُنْبَذُ فِي الدُّبَّاءِ
وَالنَّقِيرِ وَالْحَنْتَمِ وَالْمُزَفَّتِ وَزَادَ ابْنُ مُعَاذٍ فِي حَدِيثِهِ
عَنْ أَبِيهِ قَالَ وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
لِلْأَشَجِّ أَشَجِّ عَبْدِ الْقَيْسِ إِنَّ فِيكَ خَصْلَتَيْنِ يُحِبُّهُمَا
اللَّهُ الْحِلْمُ وَالْأَنَاة
Terjemah
Telah menceritakan kepada
kami Abu Bakar bin Abu Syaibah dan Muhammad bin al-Mutsanna dan Muhammad bin
Basysyar dan lafazh mereka saling berdekatan, Abu Bakar berkata, telah
menceritakan kepada kami Ghundar dari Syu’bah sedangkan dua orang lainnya
berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far telah menceritakan
kepada kami Syu’bah dari Abu Jamrah dia berkata, “Aku menjadi penerjemah antara
Ibnu Abbas dan orang-orang, lalu seorang wanita datang bertanya tentang perasan
nabidz semacam arak yang disimpan dalam bejana dari tembikar, maka dia
menjawab, ‘Sesungguhnya utusan Abd al-Qais mendatangi Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam, maka Rasulullah bersabda: “Siapakah utusan itu -atau siapakah
kaum itu? – mereka menjawab, ‘Rabi’ah’. Beliau bersabda: “Selamat datang kaum
itu -atau utusan itu- tanpa perlu sungkan dan menyesal.’ Perawi berkata,
‘Meraka berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami mendatangimu dari tempat
yang jauh. Di antara kita dan Anda ada kaum kafir Mudlar sehingga kita tidak
bisa mendatangimu kecuali pada bulan haram, maka perintahkanlah kepada kami
suatu perkara pemutus agar kami beritahukan kepada kaum yang kami pimpin yang
dengannya kita bisa masuk surga.’ Perawi berkata, ‘Maka Rasulullah
memerintahkan mereka empat perkara dan melarang mereka empat perkara.’ Perawi
berkata lagi, ‘Rasulullah memerintahkan mereka untuk beriman kepada Allah
semata seraya berkata, ‘Apakah kalian tahu apa itu iman kepada Allah? ‘ Mereka
menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.’ Beliau bersabda: “Persaksian bahwa
tidak ada tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad utusan Allah, mendirikan
shalat, membayarkan zakat, berpuasa Ramadlan, dan membayarkan seperlima
ghanimah, dan melarang kalian dari ad-Duba`, al-Hantam dan al-Muzaffat.”
Syu’bah berkata, “boleh jadi beliau bersabda ‘an-Naqir’ dan boleh jadi ‘al-Muqayyar’,
beliau bersabda: “Jagalah ia dan kabarkanlah kepada kaummu.’ Abu Bakar
menyebutkan dalam riwayatnya, ‘Orang yang kamu pimpin di belakangmu’ tanpa
menyebutkan ‘al-Muqayyar’.” Dan telah menceritakan kepadaku Ubaidullah bin
Mu’adz telah menceritakan kepada kami bapakku. dalam riwayat lain disebutkan
Dan telah menceritakan kepada kami Nashr bin Ali al-Jahdlami dia berkata, telah
mengabarkan kepadaku bapakku keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Qurrah
bin Khalid dari Abu Jamrah dari Ibnu Abbas dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam dengan hadits ini semisal dengan hadits Syu’bah, seraya bersabda: “Aku
melarang kalian dari sesuatu yang diperas dalam ad-Duba`, an-Naqir, al-Hantam
dan al-Muzaffat.” Dan Ibnu Mu’adz menambahkan dalam haditsnya dari bapaknya,
dia berkata, ‘Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada
al-Asyyaj Asyajj Abd al-Qais: ‘Sesungguhnya dalam dirimu ada dua karakter yang
disukai oleh Allah, yaitu sabar dan berhati-hati’.”
KOSA KATA
Al Hantam : Yaitu, bejana yang terbuat dari campuran tanah
liat, rambut dan darah (HR. Nasai No. 5540).
Al Muzafat : Yaitu
bejana yang di cat dengan ter.
An Naqir : Yaitu
sebatang kayu yang dilubangi tengahnya.
ASBABUL WURUD
Telah menceritakan kepada
kami Muhammad bin Basysyar berkata, telah menceritakan kepada kami Ghundar
berkata, telah menceritakan kepada kami Sy’bah dari Abu Jamrah aku pernah
menjadi penerjemah antara Ibnu ‘Abbas dan orang-orang, katanya; bahwasannya
telah datang rombongan utusan Abdul Qais menemui Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam.
Para utusan berkata:
“Wahai Rasulullah kami datang dari perjalanan yang jauh sementara diantara
kampung kami dan engkau ada kampung kaum kafir (suku) Mudlor, dan kami tidak
sanggup untuk mendatangi engkau kecuali di bulan suci. Ajarkanlah kami dengan
satu perintah yang jelas, yang dapat kami amalkan dan kami ajarkan kepada
orang-orang di kampung kami dan dengan begitu kami dapat masuk surga”.
STATUS HADIS
1.
Sanad
Nama Lengkap : Muhammad
bin Basysyar bin ‘Ustman
Kalangan : Tabi’ul Atba’
kalangan tua
Kuniyah : Basharah
Negeri : Bashrah
Wafat : 252 H
2.
Matan
Dari semua hadist diatas
dapat ditarik kesimpulan bahwa hadist utama tersebut sahih.
KANDUNGAN HADIS
Nabi shallallahu ‘alihi
wasallam memerintah mereka dengan empat hal dan melarang dari empat hal,
memerintahkan mereka untuk beriman kepada Allah satu-satunya, beliau berkata
“Tahukah kalian apa arti beriman kepada Allah satu-satuna?” Mereka menjawab:
“Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Nabi shallallu ‘alaihi wasallam menjelaskan:
“Persaksian tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa
Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di
bulan Ramadlan dan kalian mengeluarkan seperlima dari harta rampasan perang”.
Dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam melarang mereka dari empat perkara, yaitu
dari meminum dari al hantam, ad Dubbaa’ dan al Muzaffaat, Syu’bah menerangkan;
terkadang beliau menyebutkan an naqir dan terkadang muqoyyir (bukan naqir).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sesungguhnya sungguh
sangat jelas sekali yang telah di paparkan oleh hadis diatas bahwasannya apa
yang sudah di sabdakan oleh rasulullah iyalah datang dari Allah dan harus kita
patuhi meliputi, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan
Ramadlan dan mengeluarkan seperlima dari harta rampasan perang.
Yang artinya kita harus
menjalankan segala yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi segala
laranganya. Serta menginfakkan sebagian harta kita kepada yang berhak untuk
menerimanya. Karena di dalam harta yang kita miliki terdapat hak orang lain
yang harus kita keluarkan melalui bersedakah atau menginfakkan harta kita
dijalan Allah.
DAFTAR PUSTAKA
Eef
Saefulloh, Hadits Ekonomi, (Cirebon: Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh
Nurjati, 2015)
[1] Eef Saefulloh,
Hadits Ekonomi, (Cirebon: Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh
Nurjati, 2015), hal.17-20
[2] Eef Saefulloh,
Hadits Ekonomi,hal. 21-22
0 Response to "Hadis Menginfakan Harta"
Posting Komentar