Pengertian Sensai, Persepsi dan Definisi Absolute Threshold dan Teori Signal Deteksi.
SENSASI DAN PERSEPSI
Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Matakuliah: PSIKOLOGI
Dosen Pengampu: Nety Hermawati, SH.,MA.,MH
Disusun Oleh:
Rama Aditia putra 1702030036
Anissatullatifah 1702030081
Mia Zairina 1702030070
JURUSAN AKHWAL SYAKHSIYYAH
FAKULTAS SYARI`AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
SEMESTER GANJIL T.A. 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada
ALLAH SWT yg telah memberikan, rahmat dan inayahnya sehingga kelompok kami
menyelesaikan makalah ini sholawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada
baginda alam Nabi Muhammad Saw, beserta keluarganya, sahabatnya, tabiin, hingga
kepada kita selaku umatnya hingga akhir zaman.
Makalah yg bertema psikologi
ini. Tidak lain hanyalah untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah fisafat.
Kami sadar bahwa dalam penyelesaian makalah ini jauh dari kata sempurna, baik
dalm penulisan maupun dalam penyelesaian materinya, karena kami masih dalam
tahap belajar. Meskipun demikian, kami berharap makalah ini bermanfaat bagi
semuanya, khususnya bagi kami. Oleh karena itu dengan lapang dada kami akan
menerima kritik dan saran yang sifatnya edukatif guna perbaikan di masa depan.
Dalam pengantar
ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata kuiah
psikologi, kepada teman
teman dan juga kepada semua pihak terutama kepada sumber sumber yang telah
membantu terselesainya makalah ini. Semoga amal amaliah kita semua di beri
balasan oleh ALLAH SWT. Amiiin ya rabbal alamin.
Metro, 24 September 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 2
A. Pengertian sensasi dan persepsi.................................................. 2
B. Definisi Absolute Threshold dan Teori Signal Deteksi.............. 5
C. Persepsi Penglihatan................................................................... 7
D. Hukum gestalt dalam persepsi................................................... 8
BAB III. PENUTUP.................................................................................. 9
A. Kesimpulan................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan
berawal dari ketika individu dilahirkan, sejak itulah setiap individu dapat
secara langsung berhubungan dengan dunia sekitarnya. Mulai saat itu individu
akan menerima stimulus dari lingkungannya. Namun ini tidak berarti bahwa
stimulus juga dapat berasal dari luar individu itu, sebab individu juga dapat
berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Stimulus ini berkaitan dengan
sensasi dengan presepsi. Dalam proses penerimaan stimulus, alat indera
menupakan faktor yang menentukan, karna setiap stimulus yang kita terima dari
luar diri kita akan ditangkap oleh alat indera kita. Untuk melakukan sensasi
dan presepsi tidaklah timbul begitu saja ada tahapan-tahapan atau proses
tertentu yang harus dilalui oleh seseorang untuk berspresepsi.
B. Rumusan masalah
1. Apa Pengertian sensasi dan persepsi?
2. Apa Definisi Absolute Threshold dan Teori Signal Deteksi?
3. Apa saja persepsi penglihatan?
4. Bagaiman Hukum Gestalt dalam persepsi?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui apa itu sensasi dan persepsi
2. Untuk mengetahui definisi absolute Threshod dan Teori Signal Deteksi
3. Untuk mengetahui persepsi penglihatan
4. Dapat mengetahui apa hukum Gestalt dalam persepsi
5.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sensasi dan Persepsi
1. Pengertian Sensasi
Sensasi atau sensoris adalah proses mendeteksi keberadaan setimuli dari
lingkungan luar melalui indera (xsoreseptor). Dan pada manusia terdapat lima
sistem sensoris (penginderaan) xsoreseptor, yaitu sistem visual atau
penglihatan, sistem auditori (pendengaran), sistem somatosensori (perabaan)
sistem olfatory atau penciuman, dan sistem gustatory (pengecapan).
Sistem sensori di atur oleh otak pada daerah-daerah sensori korteks yang
terdiri dari tiga tipe yang berbeda antara lain yaitu, primer, skunder, dan
asosiasi.
a. Korteks sensori primer adalah sebuah sistem yang mencakup daerah korteks
sensori yang menerima sebagian besar inputnya secara langsung dari nuklei
penghantar talamik sistem tersebut.
b. Koreks sensori sekunder adalah sebuah sistem yang mencakup daerah-daerah
korteks sensori yang menerima sebagian besar inputnya dari korteks sensori
primer atau dari korteks sensori sekunder lainya.
c. Korteks asosiasi adalah semua daerah korteks yang menerima input lebih dari
satu sistem sensori. Sebagian besar input di daerah korteks asosiasi dari
daerah korteks sekunder.
Interaksi diantara ke tiga tipe korteks sensori ini di tandai dengan tiga
prinsip utama,yaitu organisasi hierarkis,segregasi fungsional,dan pemrosesan
pararel.
Dan tersapat dua jenis arus pararel yang berbeda dengan sistem sensori
manusia, yaitu:
1. Sebuah arus yang dapat mempengaruhi perilau tanpa diketahui secara sadar
2. Sebuah arus yang memepengaruhi perilaku dengan diketahui dengan sadar[1]
2. Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi Sensasi
a. Faktor eksternal
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi sensasi misalnya alat
pendengaran,jika kita mendengar sesuatu yang suaranya agak jauh tentu sulit
bagi kita untuk bisa mendengarnya dengan jelas ataun samar-samar.
b. Faktor internal
Faktor internal lebih kepada kefungsian alat indera kita sendiri.Jika alat
indera kita masih baik maka dalam menerima rangsangan akan lebih efektif
lagi,dan tidak timbul keraguan sehingga dapat singkron dengan alat pengolahan
yaitu saraf dan otak.
3. Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh
proses penginderaan, yaitu merupakan di terimanya stimulus oleh individu
melalaui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Persepsi (perception) melibatkan
kogmisi tingkat tinggi dalam penginterprestasian terhadap informasi sensoris. Dan
pada dasarnya, sensasi mengacu pada pendektesian dini terhadap stimuli:persepsi
mengacu pada interprestasi hal-hal yang kita indera. Ketika kita membaca buku, mendengar
ipod, dipiad orang, dan mencium parfum. Kejadian-kejadian sensorik tersebut
diproses sesuai pengetahuan dunia, sesuai budaya,penghargaan bahkan disesuaikan
dengan orang yang bersama kita saat itu. Dan hal tersebut memberikan makna
terhadap pengalaman sensorik sederhana dan itulah persepsi.
Persepsi berlangsung saat seseorang menerima stimulus
dari dunia luar yang ditangkap oleh organ-organ bantunya yang kemudianmasuk ke
dalam otaak. Di dalamnya terjadi proses berpikir yang pada akhirnya terwujud
dalam sebuah pemahaman. Pemahaman ini yang kurang lebih disebut persepsi.
Sebelum terjadi persepsi pada manusia, diperlukan
sebuah stimulus yang harus ditangkap melalui organ tubuh yang bisa digunakan
sebagai alat bantunya untuk memahami lingkungannya. Alat bantu itu dinamakan
alat indra. Indra yang saat ini secara universal diketahui adalah hidung, mata,
telinga, lidah, dan kulit. Kelima indra tadi memiliki fungsi-fungsi sendiri.[2]
4. Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi
Persepsi individu mengorganisasikan dan
menginterprestasikan stimulus yang diterimanya,sehingga stimulus tersebut
mempunyai arti bagi individu yang bersangkutan.Dengan demikian dapat
dikemukakan bahwa stimulus merupakan slah satu faktor yang berperan dalam
persepsi.berkaitan dengan faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat
dikemukakan adanya beberapa faktor yaitu:
a. Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.Stimulus
dapat datang dari luar individu yang mempersepsi,tetapi juga dapat datang dari
dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai saraf penerima
yang bekerja sebagai reseptor.
b. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus.disamping
itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang
diterima reseptor kepusat susunan syaraf,yaitu otak sebagai pusat kesadaran.
c. Perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya
perhatian,yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka
mengadakan persepsi.[3]
B.
Definisi Absolute Threshold dan
Teori Signal Deteksi
1.
Definisi Absolute
Threshold (ambang batas absolute)
Ambang
batas absolute adalah tingkat terdeteksi terkecil dari stimulus. Setiap
sistem sensoris harus dapat mendeteksi tingkat energi yang berbeda.
Energi ini dapat bebrbentuk rangsangan cahaya, suara, kimia atau mekanis.
Jika energi sebuah rangsangan berada dibawah ambang batas absolute ini kita
tidak dapat mendeteksi rangsangan tersebut (Glasberg dan Moore, 2006)
2. Difference Threshold (ambang batas perbedaan)
Ambang
batas perbedaan adalah perbedaan pada rangsangan yang diperlukan untuk
membedakan satu rangsangan dengan rangsangan yang lain. Ambang batas
perbedaan ini juga disebut sebagai "just noticeable difference" atau
perbedaan yang dapat dilihat. Sebagai contoh, ketika musik dimainkan
dengan pelan, anda akan dapat menyadari ketika teman anda menaikkan volumenya
bahkan pada jumlah yang kecil. Akan tetapi pada saat ia menaikkan volume
dengan jumlah yang sama ketika musik dimainkan dengan keras, anda mungkin tidak
akan menyadarinya. Itu merupakan ambang perbedaan. Pada ambang
batas perbedaan ini kita juga mengenal sebuah hukum yaitu Hukum Weber (weber
law).[4]
3. Teori Signal Deteksi
a. Pengamatan Objek dalam Ruang
Praktik pembuatan sistem tanda yang
profesional selalu memperhitungkan akibat dari objek yang diamati, kajian ini
tidak terlepas dari masalah psikologi persepsi agar objek yang dibuat dapat
diamati dengan jelas. Menurut Nasbahry (2010: 45) Pemahaman bagaimana orang
merasa dan bereaksi terhadap berbagai aspek ruang dalam lingkungan adalah
hal yang essensial bagi seniman, arsitek, dan para desainer, termasuk
juga untuk desainer grafis lingkungan (environmental graphics)
Goldsmith (1984) menetapkan bahwa untuk orang normal berdiri, ujung atas
cermin dinding tidak boleh lebih rendah dari 180 cm di atas lantai, sementara ujung bawah tidak boleh lebih tinggi dari 130 cm (Goldsmith. S.1984).
b. Pengamatan Objek Luar Ruang
Teori pengamatan menjelaskan batas-batas
pengamatan manusia terhadap sebuah objek. Misalnya sewaktu memajang cermin,
atau memajang gambar di dinding, maka akan diperoleh pengamatan yang paling
baik terhadap objek yang dilihat.
Menurut Yoshinobu Ashihara (1978) antara
objek yang diamati dengan manusia pengamatnya harus terdapat keseimbangan. Pada
dasarnya hal ini dapat terjadi karena hubungan antara sebuah objek dan manusia
yang melihatnya. Hubungan itu mulanya ditentukan oleh penglihatan
Teori skala dapat dibedakan menjadi dua
yaitu skala manusia dan skala monumental. Skala manusia yaitu yaitu
perbandingan antara objek yang dengan diamati dengan dimensi tubuh
manusia.
Skala monumental, menurut Rustam Hakim
(1987) adalah suatu skala bentuk dan ruang yang besar sehingga
manusia akan merasakan lebih kecil dari objek yang di amati. Perasaan spiritual
manusia akan terangkat oleh adanya pengaruh nilai monumental, yaitu perasaan
besarnya objek dan begitu kecilnya manusia terhadap objek disamping besar sudut
pandang manusia terhadap objek yang ada. Dengan demikian, dalam hal ini
harus diperhitungkan perbandingan tinggi dan jarak benda itu terhadap manusia
yang mengamatinya.
Besarnya sudut pandang manusia normal,
menurut Julius Panero dan Martin Jelnik (1979) jika melihat lurus ke depan,
dengan pandangan vertikal di atas bidang pandangan horizontal adalah 25º.
Jika melihat dalam posisi duduk, maka sudut pandang vertikal di bawah pandang
horizontal adalah 15º, Dengan demikian, keseluruhan sudut pandang
vertikal adalah 40º. Sedangkan sudut pandang mata manusia jika melihat ke
depan dengan pandangan horizontal adalah sudut 60º.
C. Persepsi Penglihatan
1. Perceptual constancy (ketetapan perseptual)
Adalah kecenderungan untuk memepertahank]an ]persepsi yang telah dimiliki
terhadap suatu objek dengan mengabaikan perubahan warna, keterangan, ukuran,
dan bentuk.
2. Size constancy (ketetapan bentuk)
Berlaku apabila bentuk objek yang ditafsir adalah kekal walaupun gambar
yang terbentuk diretina akibat jarak yang menjauh atau mendekat memberitahu
kita bentuk yang dilihat.
3. Sahape constancy (ketetapan ukurang)
Pengalaman memberikan pengertian bahwa gajah dewasa itu ukurannya besar,lebih beasar dari seekor
harimau.Apabila seseorang melihat seekor gajah dari kejauhan,maka gajah tersebut
kelihatannya kecil,makin jauh jaraknya kelihatannya akan makin kecil.
4. Lignesscontancy (keketapan keterangan)
Contohnya ketika kita memakai kaos hitam,warna hitam ini akan selalu
terlihat hitam baik ketika sedang berada diruangan yang kekurangan cahaya
maupun ketika dibawah si]nar matah]ari langsung,walaupun kaos hitam itu
merefleksikan ribuan kali lebih banyak cahaya ketika disinari langsung oleh
matahari.[5]
D. Hukum Legalitas Dalam Persepsi
Teori gestalt berawal dari pengajuan kertas kerja makwertheimer dari
jerman, sedangkan diamerika serikat J.B WATSON juga mengemukakan karyanya yang
berjudul “psychology as the behaviorisme views it”.Kedua aliran ini
(Behaviorisme dan gestalt) sering disebut dengan aliran kontemporer yang
,mengkritik aliran orthodoks,tetapi ada perbedaan diantara kedua aliran
tersebut.psikologi gestalt masih mengakui adanya unsur kesadaran itu sendiri
dalam bentuk yang utuh (totalitas,tidak terbagi elemen-elemen) sedangkan
behaviorisme tidak sependapat dengan diikut sertakan kesadaran sebagai data
dalam psikologi.
Gestalt merupakan istilah psikologis yang berarti “kesatuan yang
utuh”.teori gestalt menjelaskan proses penyatuan dan pengorganisasian
komponen-komponen yang berbeda sehingga membentuk visual atau yang memiliki unsur
kemiripan dan menjadi kesatuan.
Hal ini yang mengacu pada teori persepsi visual yang dikembangkan oleh
psikolog dari jerman pada tahun 1920.Teori gestalt sering dipakai dalam proses
desain dan cabang seni rupa lainnya.Karena teori tersebut banyak menjelaskan
bagaimana persepsi visual dapat terbentuk karena:
a. Kesamaan bentuk (similiarity)
b. Kesinambungan pola (kontinuity)
c. Pennutupan bentuk (closure)
d. Kedekatan posisi (proximity)
e. Gambar (vigure)[6]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sensasi dan persepsi adalah dua hal yang saling berhubungan.
Karena persepsi adalah tindak lanjut dari sensasi. Sensasi adalah proses
penerimaan informasi dari sebuah objek yang berasal dari luar fisik melalui panca
indra yang kemudian akan dikirim dengan berupa sinyal-sinyal dan akan di
terjemahkan oleh otak. Dan ketika sinyal-sinyal yang dikirim tersebut diterjemahkan
oleh otak, maka akan muncul sebuah persepsi dari objek atau fenomena yang di
tangkap oleh panca indera. Dan Persepsi teori Gestalt adalah teori yang
memandang suatu gejala sebagai suatu totalitas dari sebuah objek yang
mengandung arti, yang disebut sebagai fenomena. Sedangkan persepsi sosial merupakan
suatu proses seseorang untuk mengetahui, menginterprestasikan dan mengevaluasi orang
lain yang dipersepsi, yaitu tentang sifat-sifatnya, kualitasnya dan keadaan
yang lain yang ada dalam diri orang yang dipersepsi, dan sehingga terbentuk gambaran
mengenai orang yang dipersepsitersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Nety
Hermawati, Psikologi Hukum, (Yogyakarta: Idea Press, 2015).
http://revienda-rizky-fpsi12.web.unair.ac.id/artikel_detail-118455-Umum-Psikologi%20Umum%201%20(%20PIMEN%20).html, diunduh pada Tanggal
23 September 2018, Pukul 19.45 WIB
Wirawan Sarwono, Sarlito, Pengantar
Psikologi Umum, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010)
[2] Wirawan Sarwono, Sarlito, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2010), hal. 86
[4] http://revienda-rizky-fpsi12.web.unair.ac.id/artikel_detail-118455-Umum-Psikologi%20Umum%201%20(%20PIMEN%20).html, diunduh pada Tanggal 23 September
2018, Pukul 19.45 WIB
0 Response to "Pengertian Sensai, Persepsi dan Definisi Absolute Threshold dan Teori Signal Deteksi."
Posting Komentar