MAKALAH ARUS KAS
MAKALAH KELOMPOK
ANALISIS
AKTIVITAS ARUS KAS
Disusun
Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan
Dosen
Pengempu: Selvia Nuriasari, M.E.I
Disusun
Oleh:
1.
Indah
Nurrohmah (1602100134)
2.
Riska
Mukharomah (1602100176)
3.
Yesinta (1602100207)
Kelas/Semester: D/7
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
METRO LAMPUNG
1441 H / 2019 M
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala
perkenaanya sehingga penyusun makalah ini dapat diselesaikan dengan baik,
makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Laporan Keuangan.
Penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pembaca yang diajukan sebagai tugas kelompok. Untuk itu
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam penyusunan makalah ini, khususnya kepada dosen pengampu dan
teman-teman sekelas lainya. Dan insya Allah apa yang diberikan mendapat
balasan dari allah swt Amiin.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan
makalah ini masih banyak terdapat kesalahan, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak khususnya kepada dosen pengampu
guna untuk menyempurnakan makalah ini yang pada akhirnya bisa bermanfaat bagi
semua pembaca.
Metro, 10 Oktober 2019
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Arus Kas................................................................................................. 2
B. Cash
Flow Ratio..................................................................................... 3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................
16
B. Saran.......................................................................................................
16
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Laporan arus kas standar mengacu pada US GAAP SFAS No.
95. Di Indonesia, laporan arus kas diatur dengan PSAK No. 10 revisi 2017. Tidak
ada perbedaan mendasar antara dua versi laporan arus kas tersebut. Kedua format
laporan arus kas di atas membagi aktivitas ke dalam tiga kelompok, yaitu: arus
kas operasi (operating activities), arus kas investasi (investing activities),
arus kas pendanaan (financing activities)
Dalam pembagian standar tersebut, dalam arus kas
operasi mengandung: pendapatan bunga dan beban bunga. Klasifikasi tersebut
diatas tidak berubah sampai sekarang, tetapi juga tidak kaku. Apabila ada
perusahaan melaporkan beban bunga sebagai kegiatan pendanaan, hal tersebut
dapat dimaklumi karena orang keuangan memang mempunya pemikiran bahwa bunga
adalah akibat keputusan pendanaan. Demikian juga dengan pendapatan bunga juga
bisa diklasifikasikan sebagai arus kas investasi.
Secara umum, pola arus kas dalam laporan arus kas
dapat dikenal dengan beberapa pola, diantara lain:arus kas operarasi secara
normatif adlah positif, arus kas investasi secara normatif adalah negatif, arus
kas pendanaan tidak berpola.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan analisis aktivitas arus kas ?
2.
Apa saja jenis dari Cash
Flow Ratio ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1.
Menjelaskan analisis aktivitas arus kas
2.
Mengetahui apa saja jenis dari Cash
Flow Ratio
BAB
II
PEMBAHASAN
ANALISIS
AKTIFITAS ARUS KAS
A.
Arus Kas
Laporan arus kas standar mengacu pada US GAAP SFAS No.
95. Di Indonesia, laporan arus kas diatur dengan PSAK No. 10 revisi 2017. Tidak
ada perbedaan mendasar antara dua versi laporan arus kas tersebut. Kedua format
laporan arus kas di atas membagi aktivitas ke dalam tiga kelompok, yaitu:
1.
Arus kas operasi (operating activities)
2.
Arus kas investasi (investing activities)
3.
Arus kas pendanaan (financing activities)
Dalam pembagian standar tersebut, dalam arus kas
operasi mengandung:
1.
Pendapatan bunga
2.
Beban bunga
Klasifikasi tersebut diatas tidak berubah sampai sekarang,
tetapi juga tidak kaku. Apabila ada perusahaan melaporkan beban bunga sebagai
kegiatan pendanaan, hal tersebut dapat dimaklumi karena orang keuangan memang
mempunya pemikiran bahwa bunga adalah akibat keputusan pendanaan. Demikian juga
dengan pendapatan bunga juga bisa diklasifikasikan sebagai arus kas investasi.
Secara umum, pola arus kas dalam laporan arus kas
dapat dikenal dengan beberapa pola, diantara lain:
1.
Arus kas operarasi secara normatif adlah positif
Perusahaan yang tidak mengalami masalah operasional,
yaitu laba dan modal kerja, arus kas operasinya positif.
2.
Arus kas investasi secara normatif adalah negatif
Pengertian negatif disini adlah perusahaan secara
normal melakukan modal dengan membeli aktiva tetap.
3.
Arus kas pendanaan tidak berpola.
Data arus kas dapat diperoleh secara lansung dari
laporan arus kas. Walaupun demikian dapat juga didekati dengan cara lain,
misalnya dengan EBITDA. Rasio yang berbasis kas. Perhatian utama pada rasio kas
di sini adalah pada arus kas operasi. Arus kas operasi akan dilihat
keterkaitannya dengan berbagai macam pos kas lainnya, bisa berupa arus kas atau
pos dari laba-rugi atau neraca.
B.
Cash Flow Ratio
Cash
Flow Ratio
Efficiency ratio
1.
Cash flow adequacy
2.
Long-term debt payment
3.
Divident payout
4.
Reinvesment
5.
Debt coverage
6.
Depreciationamortization impact
|
Suffciency ratio
1.
Cash flow to sales
2.
Operastions index
3.
Cash flow return on assets
|
Additions
1.
Debt service coverage Ratio
2.
Cash reinvesment Ratio
3.
Fix Assets Spending / depreciation
|
Gambar 11.1 Ratio Arus Kas
1.
Efficiency Ratio
a.
Cash flow adequacy
Jenis rasio
ini adalah ratio coverage. Cash flow adequacy mengukur secara agregat
kekmampuan arus kas operasi dalam memenuhi kebutuhan utama arus kas diluar
operasi, yaitu:
1)
Pembelian aktiva tetap – investasi
2)
Pembayaran dividen – pendanaaan
3)
Pemabyaran utang (jangka panjang) – pendanaan
Cash flow adequacy =
cash from operations
Long-term debt
paid + purchases of
assets + divedend paid
|
Angka 1
dapat di artikan arus kas operasi mampu menutup seluruh kebutuhan.
b.
Long-term debt payment
Utang jangka panjang lainnya biasanya timbul untuk mendanai investasi.
Utang jangka panjang biasanya berbunga. Pada akhirnya memnag utang jangka
panjang akan menjadi utang jangka pendek. Bisa juga utang jangka panjang
diterbitkan lagi (obligasi) dalam rangka menutup utang jangka panjang lain yang
jatuh tempo. Long-term debt payment menunjukkan sampai seberapa besar arus kas
operasi terserap untuk melunasi utang jangka panjang.
Long-term debt payment = long-term
debt payment
Cash from operations
Reinvestment = Purchase of fixed assets
Cash from operations
Point yang perlu dicatat di sini adalah bahwa ratio ini
mencari kaitan pendanaan jangka panjang dengan sumber dana yang digunakan untuk
melunasinya.
c.
Dividen payout
Kebijakan dividen antar perusahaan bervariasi.
Pembayaran dividen akan mempengaruhi arus kas pendanaan. Dividend payout di
sini diartikan dalam konteks arus kas. Besarnya rasio ini menunjukkan sampai
seberapa besar pengaruh pembayaran dividen terhadap arus kas operasi. Nama
dividend payout sengaja dipertahankan di sini sesuai dengan klasifikasi dari
glacomino dan mieke yang kemudian diadopsi juga oleh bergevin.
Dividen payout = Dividend
Cash from operations
d. Reinvesment
Investasi berhubungan erat dengan pertumbuhan
perusahan. Bagi kebanyakan perusahaan, nilai investasi memerlukan arus kas yang
cukup besar. Reinvesment adlah bagaimana seandainya arus kas operasi digunakan
untuk membeli aset tetap. Pembelian aset tetap dapat dihitung secara gross, yaitu
total pembeliannya saja. Apabila pembelian aktiva tetap dikurangi dengan
penjualan aktiva tetap, maka menjadi net.
Reinvesment = purchase of fixed assets
Cash from operations
Perhitungan rasio ditunjukan untuk mengukur investasi
dalam bentuk aktiva tetap. Tekanannya lebih kepada aktiva tetap yang digunakan
sebagai sarana untuk menghasilkan arus kas operasi.
Rasio ini dapat saja dimodifikasi menjadi pengukuran
total investasi di mana pengertian aset yang dibeli adalah investasi
(investment) dan aktiva tetap (fixed assets). Akan tetapi, hal ini tidak
disarankan. Investasi pada perusahaan lain memerlukan perhitungan dengan teknik
yang berbeda dalam perhitungan return-nya mengingat akuntansinya lebih
kompleks.
e.
Debt coverage
Kebijakan tentang utang, berbeda antara perusahaan
satu dengan lainnya. Besarnya utang sangat mempengaruhisolvency perusahaan.
Debt coverage menunjukkan sampai seberapa besar arus kas operasi mampu untuk
menutup seluruh utang perusahaan. Walaupun utang perusahaan tidak jatuh tempo
sekaligus, rasio bisa menunjukkan seberapa besar keberadaan utang diperusahaan
mampu ditutup oleh arus kas operasi.
Debt coverage = total debt
Cash from operations
f.
Depreciationa-mortization impact
Setiap aset tetap dan aset tak berwujud yang mempunyai
batas umur akan mengalami depresiasi dan amortisasi. Dalam menghitung arus kas
operasi secara tidak langsung, laba bersih (akrual) dikonversi menjadi arus kas
dengan menambahkan kembali penyusutan. Dalam laporan arus kas operasi secara
langsung, depresi tidak muncul. Oleh karena itu, depreciation-amortization
impact lebih mudah dipahami dalam konteks laporan arus laporan arus kas model
tidak langsung.
Depreciation-amortization = Depreciation + amortization
Cash from operations
Besarnya angka koreksi penyusutan menunjukkan tingkat
biaya penyusutan di perusahaan.
2.
Suffciency ratio
Suffciency ratio terdiri
dari:
a.
Cash flow to sales
Penjualan sangat penting bagi perusahaan. Bahkan
aktivitas di arus kas operasi yang mendatangkan arus kas hanyalah kas dari
pelanggan, yang berarti dari penjualan. Cash flow to sales mengukur sampai
seberapa penjualan akan menjadi arus kas operasi. Seperti diketahui penjualan
terdiri dari:
1)
Penjualan tunai
2)
Penjualan kredit
Cash flow ti sales = Cash from operations
Sales
Untuk menjadi arus kas operasi, penjualan masih harus
dikurangi dengan beban pokok dan biaya operasi. Semakin besar angka ini semakin
banyak kas yang dihasilkan dari penjualan.
b. Operations Index
Laba
adalah ukuran akrual, sementara arus kas operasi adalah ukuran kas. Kedua
ukuran tersebut dipertemukan pada rasio operations
index. Operation index adalah perbandingan antara arus kas operasi dengan
income from continuing operation. Faktor yang membedakan cash flow from
operation dengan laba adalah koreksi modal kerja dan koreksi penyusutan.
Operations index = Cash from operations
Income
From Continuing Operations
Net
income dan net incom from continuing akan sama, kecuali terdapat:
a. Pos luar biasa
b. Discontinued operation
c. Pengaruh kumulatif atas perubahan
akuntansi
Dengan
demikian, pada laporan keuangan yang terdapat pos-pos tersebut di atas yang
muncul di neraca hanya net income
saja.
c. Cash Flow Return on Assets
Rasio
ini menghitung return dalam satuan
arus kas. Mestinya rasio ini lebih tinggi dari ROA biasa, karena perusahaan
pada umumnya menghasilkan arus kas operasi lebih tinggi dari laba.
Cash flow return
on assets = Cash From Operations
Total assets
Cash flow return
on assets (CFROA) mirip dengan ROA. Hanya saja disini basisnya adalah kas.
Secara normal, mestinya CFROA lebih tinggi ROA apabila perusahaan tidak
mempunyai masalah modal kerja.
Suffiency ratio & effeciency ratio
Elektronik
|
Makanan
|
Kimia
|
|
Suffiency
ratio
|
|
|
|
·
Cash flow adequacy
|
0,89
|
0,85
|
0,88
|
·
Long term debt
|
0,28
|
0,63
|
0,66
|
·
Divident payout
|
0,22
|
0,18
|
0,20
|
·
Reinvesment
|
0,85
|
0,73
|
0,63
|
·
Debt coverage
|
6,50
|
6,06
|
5,62
|
·
Deprec.-amort.impact
|
0,63
|
|
0,47
|
Effeciency ratio
|
|
|
|
·
Cash flow to sales
|
0,09
|
0,06
|
0,12
|
·
Operations index
|
1,41
|
1,92
|
1,96
|
·
CFROA
|
0,10
|
0,11
|
0,12
|
3. Varian Rasio Arus Kas
Seperti dikatakan di awal bahwa rasio
arus kas yang sudah dibahas mengacu pada klasifikasi oleh Giacomino dan Mielke.
Walaupun demikian ada beberapa rasio arus kas yang tidak mereka hitung, akan
tetapi orang lain menganggapnya penting. Beberapa rasio yang menggunakan arus kas
sebagai dasar dan tidak termasuk sembilan rasio sebelumnya, akan dibahas di
bawah ini. Sumber diperoleh dari berbagai referensi.
a.
Debt
Service Coverage Ratio (DSCR)
Rasio
ini sudah cukup lama hidup dikalangan analis kredit. Ada beberapa versi DSCR.
Di buku ini diambilkan DSCR yang mudah untuk dihitung, yaitu dengan basis
EBITDA. Rasio ini mengukur sampai beberapa cukup EBITDA menutup kewajiban
terhadap kreditor beberapa cicilan pokok dan buanganya.
Debt service
coverage ratio = EBITDA
Interest + principal payment
b.
Cash
Reinvestment Ratio
Rasio
ini melihat investasi dengan cara yang berbeda dibandingkan pada rasio reinvestment yang sebelumnya dibahas.
Rasio ini mengukur investasi, baik untuk menggantikan aset lama maupun untuk
investasi baru.
Cash Reinvestment
Ratio = Operating cash flow –
Dividends
Gros
plant + investment + other assets + working capital
Yang
dimaksud dengan gross plant adalah
total aktiva tetap sebelum dikurangi akumulasi depresiasi. Investment adalah investasi dalam surat berharga di luar aktiva
lancar. Working capital adalah modal
kerja bersih, yaitu selisih antara aktiva lancar dengan utang lancar. Angka 7%
s/d 11% dianggap memadai. Cara mudah mengingat komponen bagian bawah adalah
total aset dikurangi dengan utang lancar.
c.
Fixed
Asset Spending/Depreciation (FAS/D)
Rasio
ini mengukur sampai seberapa jauh pengeluaran untuk membeli aset tetap
dibandingkan tingkat depresiasi.
FAS/D = Gross spending on fixed asset
Annual depreciation charge
Dalam
depresiasi yang dihitung hanya depresiasi aktiva tetap saja. Depresiasi aset
tidak berwujud tidak ikut dihitung akan lebih baik apabila rasio ini dilihat
dalam kurun waktu tertentu, misalnya tiga sampai lima tahun. Pengamatan
terhadap FAS/D bisa dilakukan bersama dengan pengamatan terhadap ROA atau ROE.
Peningkatan FAS/D yang tidak diikuti dengan peningkatan return. Rasio ini juga disebut dengan recapitalization index.
d.
Ilustrasi Perhitungan
Berikut adalah laporan
keuangan dari PT Semen Gresik (Persero) Tbk tahun 2004. Neraca disajikan secara
ringkas dan laporan laba rugi direklasifikasi sesuai kebutuhan analisis,
sementara laporan arus kas disajikan secara lengkap.
PT Semen Gresik (Persero) Tbk
Laporan Arus Kas 2004
Dinyatakan dalam Ribuan Rp
|
||
|
PT Semen Gresik (Persero) Tbk
Laporan laba-rugi 2004
Dinyatakan dalam Ribuan Rp
|
||
|
PT Semen Gresik (Persero) Tbk
Neraca per 31 Desember 2004
Dinyatakan dalam Ribuan Rp
|
||
|
PT Semen Gresik (Persero) Tbk
Financial Ratios
|
|||
|
Numerator
|
Denominator
|
Ratio
|
Efficiensy ratio
Cash flow adequacy
Long-term debt payment
Divident payout
Reinvestment
Debt coverage
Depreciation-amortization impact
Sufficiency ratio
Cash flow to sales
Operations index
Cash flow return on assets
DSCR
Cash reinvestment ratio
FAS/D
|
850,727.09
442,755,835
143,257,915
125,312,776
2,917,554,730
431,983,929
850,727,709
850,727,709
850,727,709
1,439,097,277
707,469,794
125,312,776
|
711,326,526
850,727,709
850,727,709
850,727,709
850,727,709
850,727,709
6,067,557,724
520,589,860
6,640,561,143
678,570,279
8,700,576,617
431,983,929
|
119,6%
52,0%
16,8%
14,7%
342,9%
50,8%
14,0%
163,4%
12,8%
212,1%
8,1%
29,0%
|
Catatan
:
1.
Dalam perhitungan operation index, income from continuing operation sama dengan EAT karena tidak
ada kejadian seperti bos luar biasa dst.
2.
Dalam perhitungan DSCR, principal
payment diambilkan
dari pelunasan dan pembelian kembali obligasi
|
e.
Analisis
Berikut adalah contoh analisis
dua buah perusahaan dengan format laporan arus kas berbeda. Hal ini untuk
menunjukkan bahwa dalam analisis komparatif, perlu adanya standarisasi.
Contoh Analisis : Natuna Vs
Batam
Natuna dan Batam melaporkan
arus kas dengan format berbeda mengenai bunga. Buat analisis dengan rasio
arus kas.!
|
||
|
Natuna
|
Batam
|
Arus kas operasi
Penerimaan dari pelanggan
Pembayaran untuk pembasok
Pembayaran untuk gaji
Pembayaran untuk beban penjualan
Penerimaan bunga
Penerimaan pajak
Pembayaran lain-lain
Arus kas investasi
Pembelian aktiva tetap
Penjualan aktiva tetap
Penerimaan bunga
Arus kas pendanaan
Penambahan utang
Pembayaran utang
Pembayaran dividen
Pembayaran bunga
Kenaikan bersih kas
Penjualan
|
11,959
(9,367)
(595)
(435)
56
(341)
(97)
(38)
1,142
6,450
350
-
6,800
8,150
(455)
(350)
-
7,345
15,287
15,000
|
11,959
(9,367)
(595)
(435)
-
-
(97)
(38)
1,427
6,450
350
56
6,858
8,150
(455)
(350)
(341)
7,004
15,287
15,000
|
Penyesuaian dan Anlisis
Sebelum dianalisis kedua
laporan dibuat standar terlebih dahulu
|
||
|
Natuna
|
Batam
|
Arus kas operasi
Pembayaran bunga
Penerimaan bunga
Tanpa penyesuaian
Dividend payout
Reinvestment
Cash flow to
sales
Dengan penyesuaian
Dividend payout
Reinvestment
Cash flow to
sales
|
1,142
-
-
1,142
30,6%
-564,8%
7,6%
30,6%
-564,8%
7,6%
|
1,427
(341)
56
1,142
24,5%
-452,0%
9,5%
30,6%
-564,8%
7,6%
|
Natuna tidak memerlukan
penyesuaian laporan arus kas karena laporannya sudah standar, sedangkan Batam
harus disesuaikan karena laporan arus kasnya karena belum standar. Kedua
perushaan menghasilan indikator rasio yang sama apabila dasarnya adalah
laporan arus kas yang disesuaikan.
|
Dalam contoh analisis diatas, kedua perusahaan
menggunakan format pelaporan berbeda. Idealnya seorang analis mempunyai template untuk melakukan penyesuaian
laporan keuangan perusahaan yang bervariasi menjadi format standar yang
dinginkan oleh analis. Standarisasi ini akan memudahkan kerangka analisis yang
akan dikembangkan. Dengan demikian, laporan keuangan yang bervariasi tidak
perlu menimbulkan kesulitan dalam pengembangan analisis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aktivitas arus kas sesuai dengan US GAAP SFAS No. 95.
Di Indonesia, laporan arus kas diatur dengan PSAK No. 10 revisi 2017. Namun
peraturan tersebut tidak kaku, jika ada perusahaan melaporkan beban bunga
sebagai kegiatan pendanaan, hal tersebut dapat dimaklumi karena orang keuangan
memang mempunya pemikiran bahwa bunga adalah akibat keputusan pendanaan.
Demikian juga dengan pendapatan bunga juga bisa diklasifikasikan sebagai arus
kas investasi.
Cash Flow Ratio terbagi menjadi tiga jenis yaitu Efficiency
ratio, Suffciency ratio, dan Additions yang masing-masing memiliki klasifikasi
sendiri. Salah satu klasifikasi dari jenis cash flow rasio adalah Suffciency
ratio: Cash flow to sales, Operastions index, dan Cash flow return on assets.
B. Saran
Menyadari
bahwa banyaknya kesalahan yang terdapat pada makalah ini,maka kritik dan saran
dari pembaca sangat diperlukan demi kesempurnaan makalah yang akan datang.
Semoga dengan makalah ini dapat membantu kita semua untuk mempermudah
pembelajaran mata kuliah Analisis Laporan Keuangan.
0 Response to "MAKALAH ARUS KAS"
Posting Komentar