MAKALAH ANALISIS AKTIVITAS OPERASI


MAKALAH
ANALISIS AKTIVITAS OPERASI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

Dosen Pengampu : Selvia Nuriasari, M.E.I.



Disusun oleh :
Kelompok 7
1.      Erin Al Khoeriyah         1602100115
2.      Rinda Feni Yolanda      1602100060
3.      Mela                              1502100062

KELAS D

JURUSAN PERBANKAN SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
2017/2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Ahamdulillah segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Analisis Aktivitas oprasi”
Sholawat beserta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa revolusioner sejati, beserta keluarga, para sahabat dan umatnya sampai hari kiamat. Aamiin..

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Analisis Laporan Keungan pada Jurusan Perbankan Syari’ah. Dalam proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari peran dan sumbangsih pemikiran serta intervensi dari berbagai sumber. Karena itu dalam kesempatan ini, kami ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam penyelesaian penulisan makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan bisa menambah wawasan bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Metro,15 Oktober 2019
Penyusun,

Kelompok 7


DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL........................................................................................       i
KATA PENGANTAR.....................................................................................      ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................     iii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang........................................................................................     1
B.     Rumusan Masalah...................................................................................     1
C.     Tujuan......................................................................................................     1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Analisis Aktivitas Operasi.......................................................................      2
1.      Pengukuran Laba..............................................................................      2
2.      Alternatif Klasifikasi dan Pengukuran Laba ....................................      3
3.      Pos yang Tidak Berulang..................................................................      5
4.      Operasi yang Dihentikan ..................................................................      6
5.      Perubahan Akuntans.........................................................................      6
6.      Pos Khusus........................................................................................      7
7.      Pengakuan Pendapatan ....................................................................      9
8.      Beban yang Ditangguhkan ...............................................................    11
9.      Biaya Eksplorasi dan Pengembangan pada Industri Pertambangan.    13
10.  Kompensasi Tambahan Untuk Karyawan.........................................    14
11.  Opsi Saham Karyawan......................................................................    14
12.  Biaya Bunga......................................................................................    16
13.  Akuntansi Pajak Penghasilan ...........................................................    17
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ............................................................................................    19
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Laba ekonomi  mengukur perubahan bersih kekayaan pemegang saham selama satu periode dan pada umumnya sama dengan arus kas bersih satu periode di tambah perubahan nilai sekarang arus kas yang diharapkan terjadi di masa datang. Laba tetap merupakan suatu estimasi dari rata – rata laba stabil yang diharapkan akan diperoleh suatu usaha sepajang usianya dengan mempertimbangkan kondisi usahanya saat ini. Laba ekonomi mengukur perubahan nilai pemegang saham, laba tetap merupakan proporsi langsung dari nilai perusahaan.
Laba (juga disebut earning atau profit) merupakan ringkasan hasil aktivitas operasi usaha yang dinyatakan dalam istilah keuangan. Laba merupakan informasi perusahaan yang paling diminati dalam pasar uang. Menentukan dan menjelaskan laba suatu usaha pada suatu periode merupakan tujuan utama laporan laba rugi.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis merumuskan masalah yaitu “Bagaimana analisis aktivitas operasi”.

C.    Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan ini yaitu “Untuk mengetahui analisis aktivitas operasi”.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Analisis Aktivitas Operasi
Laba merupakan selisih pendapatan dan keuntungan setalha dikurngi beban dan kerugian. Laba merupakan salah satu aktivitas pengukuran oprasi dan dihitung berdasarkan dasar akutansi akrual. Laporan laba rugi menyajkan laba bersih selama satu preode bersama dengan komponen laba, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian.   
Menganalisis laba  dan kompone-komponennya untuk menilai kinerja perusahaan dan resiko yang dihadapi serta mempredisksi jumlah,waktu, dan ketidak pastian arus kas masa depan. 
1.      Pengukuran Laba[1]
a.       Konsep Laba-pengulangan
Laba ekonomi  mengukur perubahan bersih kekayaan pemegang saham selama satu periode dan pada umumnya sama dengan arus kas bersih satu periode di tambah perubahan nilai sekarang arus kas yang diharapkan terjadi di masa datang. Laba tetap merupakan suatu estimasi dari rata – rata laba stabil yang diharapkan akan diperoleh suatu usaha sepajang usianya dengan mempertimbangkan kondisi usahanya saat ini. Laba ekonomi mengukur perubahan nilai pemegang saham, laba tetap merupakan proporsi langsung dari nilai perusahaan.
Laba akuntansi tidak untuk mengukur laba ekonomi dan laba tetap. Laba akuntansi terdirti dari 3 komponen :  komponen yang tetap atau berulang, komponen sementara, dan komponen yang tidak relevan terhadap nilai. Tugas analisis adalah mengindentifikasi ps berulang dan tidak berulang untuk menentukan laba inti.  Akuntansi mulai mengadopsi konsep penilaian wajar.
b.      Mengukur Laba Akuntasi
Komponen dari laba akuntansi adalah pendapatan (keuntungan) dan beban (kerugian). Pendapatan merupakan arus kas masuk yang diperoleh atau yang akan diperoleh yang berasal dari aktivitas usaha perusahaan yang masih berlangsung. Keuntungan erupakan arus kas masuk yang diperoleh atau akan diperoleh yang berasal dari tansaksi dan peristiwa yang tidak berhubungan dengan aktivitas usaha perusahaan yang masih berlangsung. Pendapatan berdasarkan kelangsungan usaha dan keuntungan tidak berulang.
Beban merupakan arus kas keluar yang terjadi, arus kas yang akan terjadi, atau lokasi arus kas keluar masa lalu yang berasal fari aktivitas usaha perusahaan yang masih berlangsung. Kerugian merupakan penurunan aset bersih perusahaan yang berasal dari aktivitas sampingan atau insidentalsuatu perusahaan 
2.      Alternatif Klasifikasi dan Pengukuran Laba
Laba dapat diklasifikasikan berdasarkan dua dimensi utama : operasi dan non-operasi serta berulang dan tidak berulang. Laporan laba rugi biasanya menyajikan tiga pengukuran laba alternate Laba bersih, dianggap sebagai hasil ahkir pengukuran laba, meskipun pada kenyataannya tidaklah demikian  Pendapatan komprehensif, mencerminkan hampir seluruh perubahan pada ekuitas yang tidak berasal dari aktivitas pemilik. Mncerminkan keuntungan dan keruguian atas kepemilikan yang belum direalisasi, penyesuaian translasi valuta asing dan tambahan penyesuaian kewajiban pensiun minimum.[2]
a.       Laba dari operasi yang masih berlangsung
Laba dari operasi yang masih berlangsungmerupakan suatu pengukuran yang mengeluarkan pos luar biasa, dampak kumulatif perubahan akuntansi, dan dampak penghentian operasi. 
Laba diukur karena adanya tujuan yang spesifik. Laba memaikan dua peranan penting yag berbeda : untuk mengukur perubahan bersih ekuitasd dan memberikan estimasi atas kemampua menghasilkan laba yang dapat dipertahankan. Pengukuran alternatif laba akuntansi menjadi titik awal dari analisis akuntansi yang terperinci yang dibutuhkan dalam memperkirakan laba yang yang dapat dipertahankan.
b.      Laba oprasi dn non-operasi
Laba operasi merupaka suatu engukuran laba perusahaan yang berasal dari  aktivitas operasi yang masih berlangsung. 3 aspek penting dalam laba operasi :
1)      Berkaitan dengan laba yang berasal dari aktivitas operasi  Laba operasi berfokus pada laba perusahaan secara keseluruhan dan bukan hanya untuk pemilik utang dan ekuitas.
2)       Laba operasi hanya berkaitan dengan aktivitas usaha  yang masih berlangsung .
3)      Laba non-operasi mencakup seluruh komponen laba yang tidak termasuk dalam laba operasi. Alaisiss laba operasi untuk memisahkan keputusan investasi.
c.       Pendapatan komprehensif
Komprehensif mengukur laba ekonomi yang dihirung dengan menyesuaikan laba bersih dengan pos surplus kotor yang jika digabungkan akan menjadi pendapatan komprehensif lainnya. Pendapatan komprehensif lainnya untuk perrusahaan terdiri atas empat komponen.
Keuntungan atau kerugian kepemilikan yang berasal dari perubahan nilai wajar efek investasi tersedia untuk dijual yang belum direalisasi, keuntungan dan kerugian tranlasi valuta asing, perubahan status pembiayaan kewajiban pensiun yang tidak termasuk dalam laba bersih, dan keuntungan atau kerugian kepemilikan belum direalisasi yang berasal dari bagian efektif lindug nialai arus kas.
Jumlah ini dinyatakan setelah pajak. Beberapa analisis berpendapat bahwa seluruh komponen pendapatan komprehensif lain tidak relevan karena tidak terus terjadi. Penelitian menunjukan bahwa satu – satunya komponen pedapatan komprehensif lain yang relevan untuk penilaian ekuitas adalah keuntungan atau kerugian kepemilikan atas efek yang dapat di juala dan belum direalisasi, dan bahkan ini pun hanya berlaku utntuk lembaga keuangan
3.      Pos yang Tidak Berulang
a.        Pos Luar Biasa
Untuk dapat memenuhi persyaratan luar biasa, suatu pos harus memiliki sifat yang tidak lazim dan jarang terjadi. Persyaratan – persyaratan tersebut didefinisikan sebagai berikut.
1)      Sifat yang tidak lazim. Suatu peristiwa atau transaksi tidak normal dan tidak berhubungan, atau hanya kebetulan berhubungan dengan aktivitas rutin dan umum perusahaan.
2)      Jarang terjadi. Suatu peristiwa atau transaksi yang sewajarnya tidak diharapkan akan terjadi dalam jangka pendek.
b.      Pos luar biasa dilaporkan setelah pajak. Perusahaan juga diminta untuk tidak melaporkan keuntungan dan kerugian tertentu sebagai pos luar biasa karena pos tersebut memiliki sifat yang tidak biasa dan diharapkan akan terjadi lagi sebagai konsekuensi dari aktivitas usaha umum dan masih berlangsung.
c.       Pos luar biasa bersifat tidak berulang. Oleh karena itu, seorang analis akan mengeluarkan pos luar biasa ketika menghitung laba tetap. Meskipun pos luar biasa bersifat sementara, pos ini menghasilkan biaya bagi perusahaan.. oleh sebab itu, seorang analis harus memasukkan seluruh jumlah pos luar biasa ketika menghitung laba ekonomi.
d.      Pos luar biasa sering bersifat operasional. Disertakan dalam penghitungan laba operasi tetapi dikeluarkan saat menghitung laba tetap.

4.      Operasi yang Dihentikan
Penghentian operasi merupakan komponen laba bersih yang signifikan. Akuntansi dan pelaporan operasi yang dihentikan dilakukan melalui dua tahap.  Pertama, laporan laba rugi tahun berjalan dan dua tahun sebelumnya akan disajikan kembali setelah mengeluarkan dampak operasi yang dihentikan dari pos yang menentukan laba dari operasi yang masih berlangsung. Kedua, keuntungan atau kerugian yang berkaitan dengan operasi yang dihentikan dilaporkan secara terpisah, setelah dikurangi pajak dan dikeluarkan dari laba usaha yang masih berlangsung. Laba usaha yang masih berlangsung disebut laba sebelum operasi yang dihentikan jika perusahaan melaporkan operasi yang dihentikan. 
Seluruh dampak operasi yang dihentikan harus dikeluarkan dari laba berjalan dan masa lalu. Aturan ini berlaku anpa melihat apakah tujuan analisis adalah eghitung laba ekonomi atau tetap atau menghitung laba operasi dan non-operasi. Penyesuaian bersifat langsung untuk tahun berjalan dan dua tahun sebelumnya karena perusahaan diwajibkan mewajibkan kembali laporan laba rugi dan melaporkan laba atau rugi operasi yang dihentikan secara terpisah.[3]
5.      Perubahan Akuntans
Stadar akutansi membedakan empat jenis perubahan akuntansi : perubahan prinsip akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, perubahan etintas pelapor, dan koreksi kesalahan.
Peruahan prinsip akuntansi. Istilah prinsip akuntansi mengacu pada standar dan praktik akuntansi yang digunakan serta metode penerapannnya. Menurut standar akuntansi yang berlaku, ketika terjadi perubahan, laba periode berjalan dihitung dengan menggunakan prinsip yang baru. Selanjutnya, dihitung dampak kumulatif perubahan prinsip ini setelah pajak terhadap laba ditahan pada awal eriode ketika perubahan dilakukan dampak kumulatif ini disajikan dalam laporan laba rugi setelah pos luar biasa, tetapi sebelum laba bersih perhitungan ini merupakan penyesuaian berjalan karena laporan keuangan yang diterbitkan sebelumnya tidak direvisi. Penerapan retrospektif merupakan laporan yang diusukan mewajibkan dilakukannya kembali laporan periode sebelumnya setelah prinsip akuntansi yan aru diterapkan.
Perubahan estimasi akuntansi. Estimasi  akuntansi merupakan perkiraan yang didasarkan pada kondisi masa depan yang tidak diketahui. Karena itu, estimasi akuntansi dapat berubah.berikut beberapa persyaratan akuntansi jika terjadi perubahan estimasi akuntansi.
Penerapan prospektif, perubahan di terapkan pada periode di mana perubahan terjadi, dan bila mana memungkinkan, periode masa depan pada dan ketika suatu dampak terjadi.
Pengungkapan pada catatan, mengungkapkan dampak perubahan terhadap laba bersih dan laba sebelum pos luar biasa hanya untuk periode berjalan, bahkan meskipun perubahan tersebut memengaruhi periode mendatang.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan seorang analisis dalam menganalisis perubahan akuntansi. Perubahan akuntansi bersifat kosmetik dan tidak memiliki konsekuensi arus kas. Meskipun bersifat kosmetik, perubahan akuntansi terkadang dapat mencerminkan realitas ekonomi secara lebih baik. Seorang analis harus waspada terhadap manajemen laba. Seorang analis harus menilai dampak erubahan akuntansi terhadap perbandingan lintas waktu. Terahkir dalah seorang analis mungkin ingin mengevaluasi dampak perubahan akuntans iterhadap laba ekonomi dan laba tetap. Untuk mengestimasi laba tetap mengabaikan dampak kumulatif sedangkan untuk mengestimasi laba ekonomi dampak kumulatif ikut diperhitungkan.
6.      Pos Khusus
Mengacu pada transaksi dan peristiwa yang tidak lazim atau jarang terjadi, tetapi bukan kedua – duanya. Pos ini biasanya dilaporkan sebagai baris terpisah dalam laporan laba rugi sebelum laba usaha yang masih berlangsung. Sering kali, pos khusus merupakan pos tidak rutin yang memenuhi persyaratan untuk diklasifikasikan sebagai pos luar biasa. Pos khusus biasanya merupakan pos yang bersifat paling sementara dari laba operasi yang masih berlangsung. Dua ketegori utama pos khusus adalah beban retruktursasi dan penurunan nilai aset jangka panjang. Perbedaan utama keduanya adalah penurunan nilai aset utamanya merupakan npenyesuaian akuntansi akrual, sementara beban restrukturisasi sering kali melibatkan komitmen arus kas yang cukup besar , baik yang bersamaan maupun di masa depan.
Penurunan nilai aset jangka panjang. Mengalami penurunan niali jika nilai wajarnya lebih rendah dibandingkan nilai tercatat. Penurunan aset merupakan produk sampingan konservatisme – melaporkan mana yang lebih rendah antara harga perolehan atau pasar.
Penurunan nilai aset harus dibedakan antara restrukturisasi maupun pelepasan segmen. Dalam pelepasan segmen perusahaan menjual satu atau lebih aset , atau suatu segmen usaha, dan menghentikan operasi aset yang dilepas.
Dua prosedur untuk menentukan jumlah penurunan nilai. Penurunan nilai asetakan diakui ketika nilai aset tercatat aset lebih rendah dari taksiran arus kas masa depan aset tersebut yang tidak didiskonto. Lalu nilai kedua dihitung dari selisish nilai buku aset dengan nialai wajarnya, yaitu sebesar taksiran arus kas masa depan aset yang didiskontokan jika nilai wajar aset tidak dapat ditentukan berdasarkan nilai pasar
Beban resrukturisasi berhubungan dengan perubahan besar dalam usaha dan strategi perusahaan. Restruktirisasi biasanya diiikuti reorganisasi besar – besaran, termasuk divestasi unit usaha, penghentian perjainjian kontraktual, penghentian lini produk, perampingan karyawan, perubahan manajerial dan penghapusan nialai aset yang sering kali bersamaan dengan investasi baru dalam bentuk pabrik peralatan dan tenaga kerja.
Pos khusus sangat memotivasi adanya manajemen laba. Penting untuk menyelididki perussahaan yang berulang kali melakukan beban satu kali guna menentukan apakah beban ini sebenarnya merupakan hasil dari strategi manajemen laba.penting bagi seorang analis untuk melakukan penyesuaian terhadap beban khusus terhadap laba tetap . kebanyakan beban khusus ini dari dan beban operasi yang mencerminkan laba tetap. Pos khusus seperti penurunan nilai persediaan dan aset ajangka panjang akan meningkatkan kemampuan neraca untuk mencerminkan realitas usaha dengan melaporkan aset yang mendekati nialai realisasi bersihnya. Ada dua hal yang perlu diperhatikan sebagian beban restrukturisasi sering kali berbentuk persediaan. Memunculkan pos ini dalam neraca disesuaikan untuk tujuan analisis apakah berdasarkan kelangsungan usaha apakah untuk menilai likuidasinya.[4]
7.      Pengakuan Pendapatan
Panduan Pengakuan Pendapatan:
a.       Pendapatan secara praktis didefinisikan sebagai arus masuk atau peningkatan nialai aset suatu perusahaan atau pengurangan kewajiban yang berasal dari aktivitas utama yang masih berlangsung. Keuntungana adalah peningkatan aset bersih yang berasal dari transaksi sampingan perusahaan. Akuntansi menerapkan aturan yang ketat dan konservatif sehubungan dengan pengakuan pendapatan. Umumnya, pendapatan diakui jika telah direalisasi atau dapat direalisasi dan telah diperoleh.
Perusahaan menyisihkan cadangan piutang ragu – ragu untuk mencerminkan ketidak pastian kemungkinan penagihan piutang dari penjualan kredit. Suatu perusahaan membat penilaian, yang didasarkan pada kondisi yang ada, ketika tidak dapat memastikan kemungkinan tertagihnya piutang. Penilaian ini dapat konservatif atau dapat pula menggunakan asumsi liberal atau optimistis.
Jika pembeli berhak menggembalikan, pendapatan diakui pada saat penjualan hanya jika persyaratan berikut ini terpenuhi.
1)      Harga secara substansial telah ditetapkan atau ditentukan pada tanggal penjualan.
2)      Pembeli membayar penjual atau berkewajiban untuk membayar penjual.
3)      Kewajiban pembeli terhadap penjual tidak berubah meskipun terjadi pencurian atau kerusakan produk.
4)      Pembeli memiliki substansial ekonomi yang berbeda dari penjual.
5)      Penjual tidak memiliki kewajiban yang signifikan atas kinerja masa depan yang terkait dengan penjualan.
6)      Pengembalian dapat diestimasikan secara wajar.
Standar akuntansi mewajibkan para pemilik waralaba mengakui pendapatan komisi waralaba dari penjualan waralaba pada saat seluruh jasa atau kondisi material tyang terkait dengan penjualan sebagian besar telah dilaksanakan atau dipenuhi oleh pemilik waralaba.
b.      Perjanjian pembiayaan produk merupakan perjanjian yang melibatkan perpindahan atau akuisisi persediaan oleh sponsor yang pada hakekatnya merupakan salah satu cara untuk membiayai persediaan. Intinya, jika satu pihak yang menanggung resiki dan imbalan kepemilikan memindahkan persediaan kepada pembeli pada saat transaksi yang terkait setuju membeli kembali produk tersebut pada pihak ketiga, maka itu merupakan perjanjian pembiayaan produk dan dibukukan sesuai dengan transaksi pembiayaan, yaitu persediaan tetap disajikan pada laporan si penjual dan penjual tidak mengakui adanya pendapatan.
c.       Akuntansi untuk kontrak kontruksi jangka panjang mewajibkan perusahaan menggunakan metde persantase penyelesaian jika taksiran biaya untuk menyelesaikan suatu kontrak dan perkembangan dalam penyelesaian kontrak dapat diestimasi secara wajar.
Dalam kontrak pekerjaan jangka panjang seperti kontrak jaminan produk dan kontrak pemeliharaan peranti lunak pendapatan sering kali di tagih dimuka. Dalam kondisi seperti ini, pendapatan diakui secara proporsional sepanjang keseluruhan periode kontrak. Dasar pemikiran di balik akuntansi adalah meskipun pendapatan yang dapat direalisasi , pendapatan tudak dapat diakui sampai periode kontrak berakhir.[5]
d.       Analisis Dampak Pengakuan
Pencatatan pendapatan merupakan peristiwa yang sangat pentingdalam penetuan laba. Analisis kita harus melihat metode akuntansi untuk memastikan apakah mereka telah secara tepat mencerminkan relitas ekonomi. Kecendrungan dan insentif manajer untuk mengukur pendapatan menciptakan berbagai ketentuan tentang subjek pengakuan pendapatan oleh badan pengaturan akuntansi.
Menyadarinya akan adanya masalah pengakan pendapatan ini, SEC menyatakan keyakinannyabahwa ketidakpastian yang signifikan sehubungan dengan kemampuan penjual untuk merealisasikan penerimaan non-tunai yang berasal dari transaksi, sering terjadi ketika pembeli memiliki sedikit modal, banyak kewajiban atau jika aset pembeli sebagian besar berasal dari penjual. Pendapatan belum boleh diakui sampai, arus kas aktivitas operasi cukup untuk mendanai layanan utang dan persyaratan deviden atau investasi perusahaan pada entitas pembeli dapat dengan mudah diubah dengan kas dan perusahaan tidak memiliki kewajiban lagi menurut perjanjian utang ataupun perjanjian lainnya yang mengharuskan melakukan tambahan investasi pada etintas pembeli.
8.      Beban yang Ditangguhkan
Merupakan biaya yang telah terjadi dan diangguhkan karena diharapkan manfaatnya dapat dirasakan pada periode mendatang. Makin rumit aktivitas usaha, makin besar jumlah dan bentuk beban yang ditangguhkan.

a.        Penelitian dan Pengembangan
Penelitian bertujuan menemukan sesuatu yang baru dan pengembangan adalah penerjemahan dari penelitian. Akuntansi beban litbag memiliki beberapa masalah. Alasan di balik nkesulitan dalam akuntansi litbang meliputi. Tingginya ketidak pastian manfaat ahkir yang diperoleh dari aktivitas litbang. Sering kali dibutuhkan waktu yang cukup panjang antara dimulainya kativitas litbang hingga keberhasilannnya dapat ditentukan. Masalah evaluasi yang disebabkan oleh sifat tidak berwujud sebagian besar aktivitas litbang. Ciri – ciri aktivitas litbang menimbulkan kesulitan dalam membukukannya.
Ketidakpastian manfaat yang membatasi kapitalisasi litbang. Meskipundemikian, membebankan biaya litbang akan mengurangi kegunaan laba. Meskipun dengan adanya masalah akuntansi, diasumsikan perusahaan yang melakukan proyek litbang dengan harapan mendapat pengembalian yang positif cukup beralasan. Perusahaan sering kali memiliki ekspektasi pengembalian tertentu, dan tingkat yang terealisasi atau tidaknya dapat diawasi dan diperkirakan sesuai perkembangan dari proyek litbang. Kebijakan penanggguhan biaya litbang memberikan manajemen dan auditor independennya, yang secara rutin berhubungan dengan ketidakpastian dan estimasi, kesempatan untuk menyampaikan informasi yang berguna tentang pengeluaran litbang.[6]
b.      Beban Peranti Lunak Komputer
Pengembangan peranti lunak komputer merupakan aktivitas khusus yang tidak sesuai dengan pengeluaran aktivitas litbang normal. Pengembangan peranti lunak untuk tujuan pemasaran merupakan aktivitas berjalan yang langsung mengarah pada pendapatan berjalan atau masa depan. Praktik akuntansi yang berlaku saat ini untuk pengeluaran peranti lunak komputer yang akan dijual, disewakan, atau dipasarkan dengan cara lain engidentifikasi satu titik yang disebut dengan kelayakan teknology di mana biaya dikapitalisasi dan dikaitkan dengan pendapatan di masa depan.
Pengeluaran yang terjadi setelah kelayakan teknologi hingga produk tersebut siap dipasarkan kepada pelanggan, dikapitalisasi sebagai aset tidak berwujud. Biaya tambahan untuk menggandakan peranti lunak dari master dan mengemasnya untuk distribusi merupakan persediaan dan dibebankan erhadap pendapatan sebagai harga pokok penjualan.
9.      Biaya Eksplorasi dan Pengembangan pada Industri Pertambangan
Pencairan cadangan sumber daya alam baru merupakan hal yang penting bagi perusahaan pada bidang industri pertambangan. Sama halnya dengan aktivitas litbang, pencarian dan pengembangan sumber daya alam memiliki sifat yang berisiko tinggi. Risiko yang terkait dengan ketidakpastian dan dalam penentuan laba, ketidakpastian menimbulkan masalah pengukuran dan pengakuan. Akuntansi succesessful effort untuk perusahaan minyak dan gas bumi. Standar ini meminta biaya eksplorasi kecuali biayapengeboran sumur eksplorasi, dikapitalisasi saat terjadi.biaya – biaya ini dibebankan kemudian jika tidak berhasil , atau direklafisasi sebagai aset yang dapat diamortisasijika terbukti ditemukan cadangan minyak dan gas. SEC tidak menyetujui pendekatan ini dan diganti dengan pendekatan akuntansi pengakuan cadangan atau metode nilai sekarang.
Beragamnya metode perlakuan biaya eksplorasidan pengembangan yang berlaku untuk industri pertambangan menghalangi kita untuk membandingkan hasil antarperusahaan. Akuntansi pada industri ini akan terus memiliki keberagaman. Dua metode umum yang digunakan dan variasi metode tersebut dapat memberikan hasil yang sangat jauh berbeda. Banyak analis memilih akunansi successful effort daripada akuntansi full cost karena lebih baik dalam mengaitkan biaya dengan pendapatan yang lebih konsisten dengan praktik akuntansi yang berlaku saat ini.

10.  Kompensasi Tambahan untuk Karyawan
Tinjauan atas Kompensasi Karyawan. Beberapa kompensasi beserta akuntansinya diuraikan sebagai berikut.
a.       Kontrak kompensasi yang ditangguhkan. Merupakan janji membayar karyawan di masa mendatang, beberapa dengan syarat tertentu.
b.       Hak apresiasi saham merupakan hak atas sejumlah saham yang diberikan kepada karyawan. Dilakukan metode penyesuaian terhadap beban kompensasi.[7]
11.  Opsi Saham Karyawan
Merupakan bentuk kompensasi insentif yang paling populer. Alasannnya adalah akan meningkatkan kinerja dengan memberikan karyawan kepemilikan pada perusahaan sehingga menyatukan insentif karyawan dan perusahaan. Dipandang karyawan sebagai sarana untuk meraih kekayaan. Meskipun dalam bentuk kompensasi, ia tidak memiliki dampak arus kas langsung. Memberikan tunjangan karyawan tanpa perlu mencatat biaya.
Opsi saham karyawan merupakan kesempatan kontraktual yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan di mana karyawan dapat membeli saham perusahaan dalam jumlah tertentu pada harga yang telah ditentukan pada atau setelah satu tanggal tertentu di masa mendatang. Opsi saham karyawan terdiri atas dua kategori besar : insentif dan tanpa kualifikasi. Opsi saham insentif, atau menguntungkan dari segi pajak, tidak dikenakan pajak sampai saham dijual oleh karyawan. Opsi ini harus diberikan pada nilai pasar wajar dan saham harus dimiliki selama dua tahun sejak tanggal pembelan dan satu tahun setelah tanggal eksekusi.  
Opsi saham kualifikasi tidak memiliki manfaat pajak seperti opsi saham insentif. Opsi ini terkadang diberikan dengan mendapat diskonto dari nilai pasar yang wajar dan karyawan dikenakan pajak pada saat eksekusidan nilai wajar saham. Dalam hal ini, perusahaan mendapat manfaat dari pengurangan pajak yang nilainya sebesar jumlah penghasilan yang diakui oleh karyawan
Manfaat utama opsi saham ini adlah potensi kenaikan nilai perusahaan yang berasal dari dampa isentif terhadap perilaku karyawan. Opsi saham ini bertujuan menyamakan insentif karyawan dan perusahaan dengan memebrikan kesempatan kepada karyawan untuk ikt berpartisipasi dalam penciptaan kekayaan pemegang saham. Opsi saham juga memungkinkan meningkatkan kecendrungan risiko menejer. Yaitu memotivasi manajer untuk mencoba proyek yang lebih beresiko karena manajer dapat memperoleh bagian dari kenaikan potensi euntungan., sekaligus mendapatkan manfaat perlindungan terhadap penurunan seperti yang ditawarkan opsi saham. Oleh karena itu, opsi saham ini sering kali diberikan kepada para manajer di industri yang membutuhkan inovasi dan sedang berkembang untuk mendorong lebih banyak pengambilan risiko. Manfaat opsi saham karyawan melalui kenaikan.motivasi karyawanakan tercermin melalui pos secara tradisional, termasuk dalam laba seperti enaikan pendapatan dan penurunan biaya.
Terdapat dua masalah akuntansi utama yang berhubungan dengan opsi saham. Dilusi perlembar saham, metode saham diperoleh kembali menentukan sampai sejauh apa dilusi berdasarkan harga eksekusi dan harga saham berlaku.beban kompensasi, mewajibkan erusahaan mengakui biaya amortisasi pemberian opsi saham dalam laba sebagai beban kompensasi berbasis saham. Nilai pemberian opsi saham dihitung dengan mengalikan jumlah opsi yang diberikan dengan nialai wajar setiap opsi pada tanggal pemberian. Meskipun beban kompensasi berbasis saham dibebankan pada laba, beban ini tidak dilaporkan sebagai baris pos terpisah dalam laporan laba rugi.
Pemberian opsi saham akan menimbulkan manfaat dan biaya. Dampak manfaat akan dicatat dalam laba melalui pendapatan yang lebih tinggi atau biaya lebih rendah yang timbul dari pekerja yang termotivasi. Oleh sebab iu, mengaitkan pemberian opsi dengan manfaat ini dianggap sebagai sesuatu yang masuk akal. Implasi analisisya adlah meskipun kemungkinan penurunan nilai saham ekuitas saat ini harus diperhitungkan, ia dapat diabaikan dalam perhitungan solvabilitas dan likuiditas. Dengan demikian, seorang analis kredit harus mengeluarkan beban ompensasi berbasis saham dari laba ketika menilai profitabilitas.[8]
12.   Biaya Bunga
Merupakan kompensasi atas penggunaan uang. Bunga merpakan kelebihan kas yang dibayar atau ditagih atas jumlah uang yang dipinjam atau dipinjamkan.
a.       Perhitungan Bunga
Beban bunga perusahaan merupakan tingkat nominal yang dibayarkan untuk pendanaan melalui utang, termasuk pada kasus obligasi, amortisasi diskon, atau premium. Kesulitan akan timbul saat perusahaan mengeluarkan utang konversi atau utang dengan waran. Situasi ini menimbulkan tingkat nominal yang lebih rendah dari biaya utang sejening yang tidak memberikan fitur tambahan ini.
b.      Kapitalisasi Bunga
Kapitalisasi bunga diwajibkan sebagai bagian dari biaya aset yang sedang dibangun atau diproduksi untuk digunakan sendiri oleh perusahaan. Tujuan apitalisasi bunga adalah mengukur biaya akuisisi aset secara lebih akurat dan mengamortisasi biaya akuisisi terhadap pendapatan yang diperoleh dari aktivitas tersebut.
c.       Menganalisis Bunga
Beberapa berpendapatan bahwa mengabaikan nilai hak konversi dan menggunakan tingkat bunga obligasi sebagai tukuran bunga akan mengabaikan biaya bunga sesungguhnya. Sedikit berlawan dengan pendapatan ini adalah perhitungan laba per lembar saham dilusian menggunakan jumlah saham yang dapat diterbitkan pada kondisi terjadi konversi atas utang yang dapat dikonversi. Efek ini memberikan beban tambahan pada tingkat bunga melalui dilusi laba per lembar saham. Untuk menilai dampak kapitalisasi bunga terhadap laba bersih, analisis kita harus mengetahui jumlah kapitalisasi bunga saat ini yang diebankan pada laba pada laba melalui penyusutan dan amortisasi. Kita juga memerlukan jumlah ini untuk enghitung fixed charge coverage ratio secara lebih akurat.
13.  Akuntansi Pajak Penghasilan
Laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan sangat jauh berbeda dari laba kena pajak, yang merupakan laba yang digunakan untuk menghitung kewajiban pajak menurut peraturan pajak. Perbedaan temporer, merupakan perbedaan yang bersifat sementara dan diharapkan akan dibalik di masa depan. Perbedaan ini merupakan perbedaan waktu antara akuntansi pajak dan GAAP. Perbedaan tetap, merupakan perbedaan yang bersifat tetap. Perbedaan ini terjadi karena peraturan pajak GAAP memiliki perbedaan yang fundamental dalam memperlakukan pos-pos tertentu.
Perbedaan temporer dapat menyebabkan laba kena pajak sangat jauh berbeda dari laba sebelum pajak yang dihitung berdasarkan GAAP. Oleh sebab itu, pembebanan kewajiban pajak aktual tahun tersebut (dihitung menggunakan laba kena pajak) terhadap laba GAAP sebelum pajak melanggar prinsip dasar pengaitan akuntansi dan menghasilkan laba setelah pajak yang tidak stabil, bahkan tidak berarti. Untuk menghindari masalah ini, akuntan menggunakan alokasi antarperiode yang dikenal sebagai penyesuaian pajak tangguhan. Dasar penyesuaian pajak tangguhan adalah untuk dapat mengaitkan beban pajak periode dengan laba sebelum pajak yang dilaporkan menurut GAAP secara lebih baik. Dalam prosesnya, akuntansi pajak tangguhan menciptakan pos neraca yang penting yang disebut aset pajak tangguhan atau kewajiban pajak tangguhan.
Umumnya, kewajiban atau aset pajak tangguhan menunjukkan: Kewajiban pajak tangguhan: laba GAAP lebih tinggi daripada laba kena pajak di masa lalu; pembayaran pajak di masa lalu relatif lebih rendah sehingga pembayaran pajak di masa depan diperkirakan akan relatif  lebih tinggi;
Aset pajak tangguhan: laba GAAP lebih rendah daripada laba kena pajak di masa lalu; pembayan pajak di masa lalu relatif  lebih tinggi sehingga pembayaran pajak di masa depan diperkirakan akan relatif  lebih rendah.
Kewajiban (aset) pajak tangguhan memang memberikan informasi tentang arus kas masa depan. Akan tetapi, kemampuan kewajiban atau aset untuk meramal arus kas masa depan ini sangat bergantung pada perbedaan temporer yang dibalik di masa mendatang.
Akuntansi pajak tangguhan diatur oleh SFAS 109. Meskipun tujuan akuntansi pajak tangguhan adalah mengaitkan beban pajak dengan laba GAAP sebelum pajak, akuntansi aset pajak tangguhan mengambil pendekatan aset kewajiban. Pendekatan ini akan menaruh perhatian pada perhitungan pos neraca, aset, dan kewajiban pajak tangguhan.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Laba merupakan selisih pendapatan dan keuntungan setalha dikurngi beban dan kerugian. Laba merupakan salah satu aktivitas pengukuran oprasi dan dihitung berdasarkan dasar akutansi akrual. Laporan laba rugi menyajkan laba bersih selama satu preode bersama dengan komponen laba, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian.   
Menganalisis laba  dan kompone-komponennya untuk menilai kinerja perusahaan dan resiko yang dihadapi serta mempredisksi jumlah,waktu, dan ketidak pastian arus kas masa depan. 
Laba (juga disebut earning atau profit) merupakan ringkasan hasil aktivitas operasi usaha yang dinyatakan dalam istilah keuangan.Laba merupakan informasi perusahaan yang paling diminati dalam pasar uang.Menentukan dan menjelaskan laba suatu usaha pada suatu periode merupakan tujuan utama laporan laba rugi.




DAFTAR PUSTAKA


Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Depok: Rajawali Pers, 2019
Subramanyam K. R dan John J. Wild. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat, 2010
Wardiyah, Mia Lasmi. Analisis Laporan keuangan. Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2017


[1] K. R Subramanyam dan John J. Wild, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: Salemba Empat, 2010), h.5-7
[2] Ibid., h. 8-11
[3] Kasmir, Analisis Laporan Keuangan (Depok: Rajawali Pers, 2019), h. 305.
[4] K. R Subramanyam dan John J. Wild, Analisis Laporan Keuangan., h. 15-19
[5] Mia LasmiWardiyah, Analisis Laporan keuangan (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2017), h.235-238.
[6] Ibid., h. 140-141
[7] K. R Subramanyam dan John J. Wild, Analisis Laporan Keuangan., h. 21-25
[8] Ibid., h. 37-40

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "MAKALAH ANALISIS AKTIVITAS OPERASI"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel