MAKALAH ARUS KAS


MAKALAH KELOMPOK
ANALISIS AKTIVITAS ARUS KAS

Disusun Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

Dosen Pengempu: Selvia Nuriasari, M.E.I



Disusun Oleh:
1.      Indah Nurrohmah    (1602100134)
2.      Riska Mukharomah  (1602100176)
3.      Yesinta                       (1602100207)


Kelas/Semester: D/7



FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
METRO LAMPUNG
1441 H / 2019 M
KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala perkenaanya sehingga penyusun makalah ini dapat diselesaikan dengan baik, makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Laporan Keuangan.
Penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca yang diajukan sebagai tugas kelompok. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini, khususnya kepada dosen pengampu dan teman-teman sekelas lainya. Dan insya Allah apa yang diberikan mendapat balasan dari allah swt Amiin.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak khususnya kepada dosen pengampu guna untuk menyempurnakan makalah ini yang pada akhirnya bisa bermanfaat bagi semua pembaca.
                                                                                                      


Metro, 10 Oktober 2019


Penyusun








DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL........................................................................................                    i
KATA PENGANTAR.....................................................................................      ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................     iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah..........................................................................      1
B.     Rumusan Masalah...................................................................................      1
C.     Tujuan Penulisan.....................................................................................      1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Arus Kas.................................................................................................      2
B.     Cash Flow Ratio.....................................................................................      3

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.............................................................................................   16
B.     Saran.......................................................................................................   16
DAFTAR PUSTAKA
                              



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Laporan arus kas standar mengacu pada US GAAP SFAS No. 95. Di Indonesia, laporan arus kas diatur dengan PSAK No. 10 revisi 2017. Tidak ada perbedaan mendasar antara dua versi laporan arus kas tersebut. Kedua format laporan arus kas di atas membagi aktivitas ke dalam tiga kelompok, yaitu: arus kas operasi (operating activities), arus kas investasi (investing activities), arus kas pendanaan (financing activities)
Dalam pembagian standar tersebut, dalam arus kas operasi mengandung: pendapatan bunga dan beban bunga. Klasifikasi tersebut diatas tidak berubah sampai sekarang, tetapi juga tidak kaku. Apabila ada perusahaan melaporkan beban bunga sebagai kegiatan pendanaan, hal tersebut dapat dimaklumi karena orang keuangan memang mempunya pemikiran bahwa bunga adalah akibat keputusan pendanaan. Demikian juga dengan pendapatan bunga juga bisa diklasifikasikan sebagai arus kas investasi.
Secara umum, pola arus kas dalam laporan arus kas dapat dikenal dengan beberapa pola, diantara lain:arus kas operarasi secara normatif adlah positif, arus kas investasi secara normatif adalah negatif, arus kas pendanaan tidak berpola.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan analisis aktivitas arus kas ?
2.      Apa saja jenis dari Cash Flow Ratio ?

C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1.      Menjelaskan analisis aktivitas arus kas
2.      Mengetahui apa saja jenis dari Cash Flow Ratio

BAB II
PEMBAHASAN
ANALISIS AKTIFITAS ARUS KAS

A.      Arus Kas
Laporan arus kas standar mengacu pada US GAAP SFAS No. 95. Di Indonesia, laporan arus kas diatur dengan PSAK No. 10 revisi 2017. Tidak ada perbedaan mendasar antara dua versi laporan arus kas tersebut. Kedua format laporan arus kas di atas membagi aktivitas ke dalam tiga kelompok, yaitu:
1.         Arus kas operasi (operating activities)
2.         Arus kas investasi (investing activities)
3.         Arus kas pendanaan (financing activities)
Dalam pembagian standar tersebut, dalam arus kas operasi mengandung:
1.         Pendapatan bunga
2.         Beban bunga
Klasifikasi tersebut diatas tidak berubah sampai sekarang, tetapi juga tidak kaku. Apabila ada perusahaan melaporkan beban bunga sebagai kegiatan pendanaan, hal tersebut dapat dimaklumi karena orang keuangan memang mempunya pemikiran bahwa bunga adalah akibat keputusan pendanaan. Demikian juga dengan pendapatan bunga juga bisa diklasifikasikan sebagai arus kas investasi.
Secara umum, pola arus kas dalam laporan arus kas dapat dikenal dengan beberapa pola, diantara lain:
1.         Arus kas operarasi secara normatif adlah positif
Perusahaan yang tidak mengalami masalah operasional, yaitu laba dan modal kerja, arus kas operasinya positif.
2.         Arus kas investasi secara normatif adalah negatif
Pengertian negatif disini adlah perusahaan secara normal melakukan modal dengan membeli aktiva tetap.

3.         Arus kas pendanaan tidak berpola.
Data arus kas dapat diperoleh secara lansung dari laporan arus kas. Walaupun demikian dapat juga didekati dengan cara lain, misalnya dengan EBITDA. Rasio yang berbasis kas. Perhatian utama pada rasio kas di sini adalah pada arus kas operasi. Arus kas operasi akan dilihat keterkaitannya dengan berbagai macam pos kas lainnya, bisa berupa arus kas atau pos dari laba-rugi atau neraca.

B.       Cash Flow Ratio
Cash Flow Ratio
Efficiency ratio
1.    Cash flow adequacy
2.    Long-term debt payment
3.    Divident payout
4.    Reinvesment
5.    Debt coverage
6.    Depreciationamortization impact
Suffciency ratio
1.    Cash flow to sales
2.    Operastions index
3.    Cash flow return on assets
Additions
1.    Debt service coverage Ratio
2.    Cash reinvesment Ratio
3.    Fix Assets Spending / depreciation
Gambar 11.1 Ratio Arus Kas

1.      Efficiency Ratio
a.       Cash flow adequacy
Jenis rasio ini adalah ratio coverage. Cash flow adequacy mengukur secara agregat kekmampuan arus kas operasi dalam memenuhi kebutuhan utama arus kas diluar operasi, yaitu:
1)    Pembelian aktiva tetap – investasi
2)    Pembayaran dividen – pendanaaan
3)    Pemabyaran utang (jangka panjang) – pendanaan

Cash flow adequacy =                        cash from operations
                                Long-term debt paid + purchases of
assets + divedend paid
Angka 1 dapat di artikan arus kas operasi mampu menutup seluruh kebutuhan.

b.      Long-term debt payment
Utang jangka panjang lainnya biasanya timbul untuk mendanai investasi. Utang jangka panjang biasanya berbunga. Pada akhirnya memnag utang jangka panjang akan menjadi utang jangka pendek. Bisa juga utang jangka panjang diterbitkan lagi (obligasi) dalam rangka menutup utang jangka panjang lain yang jatuh tempo. Long-term debt payment menunjukkan sampai seberapa besar arus kas operasi terserap untuk melunasi utang jangka panjang.
Long-term debt payment =           long-term debt payment
Cash from operations
Reinvestment =                Purchase of fixed assets
Cash from operations
                   
Point yang perlu dicatat di sini adalah bahwa ratio ini mencari kaitan pendanaan jangka panjang dengan sumber dana yang digunakan untuk melunasinya.
c.       Dividen payout
Kebijakan dividen antar perusahaan bervariasi. Pembayaran dividen akan mempengaruhi arus kas pendanaan. Dividend payout di sini diartikan dalam konteks arus kas. Besarnya rasio ini menunjukkan sampai seberapa besar pengaruh pembayaran dividen terhadap arus kas operasi. Nama dividend payout sengaja dipertahankan di sini sesuai dengan klasifikasi dari glacomino dan mieke yang kemudian diadopsi juga oleh bergevin.

 Dividen payout =             Dividend
                                 Cash from operations

d.      Reinvesment
Investasi berhubungan erat dengan pertumbuhan perusahan. Bagi kebanyakan perusahaan, nilai investasi memerlukan arus kas yang cukup besar. Reinvesment adlah bagaimana seandainya arus kas operasi digunakan untuk membeli aset tetap. Pembelian aset tetap dapat dihitung secara gross, yaitu total pembeliannya saja. Apabila pembelian aktiva tetap dikurangi dengan penjualan aktiva tetap, maka menjadi net.
      Reinvesment =    purchase of fixed assets
                                   Cash from operations

Perhitungan rasio ditunjukan untuk mengukur investasi dalam bentuk aktiva tetap. Tekanannya lebih kepada aktiva tetap yang digunakan sebagai sarana untuk menghasilkan arus kas operasi.
Rasio ini dapat saja dimodifikasi menjadi pengukuran total investasi di mana pengertian aset yang dibeli adalah investasi (investment) dan aktiva tetap (fixed assets). Akan tetapi, hal ini tidak disarankan. Investasi pada perusahaan lain memerlukan perhitungan dengan teknik yang berbeda dalam perhitungan return-nya mengingat akuntansinya lebih kompleks.
e.       Debt coverage
Kebijakan tentang utang, berbeda antara perusahaan satu dengan lainnya. Besarnya utang sangat mempengaruhisolvency perusahaan. Debt coverage menunjukkan sampai seberapa besar arus kas operasi mampu untuk menutup seluruh utang perusahaan. Walaupun utang perusahaan tidak jatuh tempo sekaligus, rasio bisa menunjukkan seberapa besar keberadaan utang diperusahaan mampu ditutup oleh arus kas operasi.
Debt coverage =                          total debt
                                          Cash from operations


f.       Depreciationa-mortization impact
Setiap aset tetap dan aset tak berwujud yang mempunyai batas umur akan mengalami depresiasi dan amortisasi. Dalam menghitung arus kas operasi secara tidak langsung, laba bersih (akrual) dikonversi menjadi arus kas dengan menambahkan kembali penyusutan. Dalam laporan arus kas operasi secara langsung, depresi tidak muncul. Oleh karena itu, depreciation-amortization impact lebih mudah dipahami dalam konteks laporan arus laporan arus kas model tidak langsung.
Depreciation-amortization =     Depreciation + amortization
                                                       Cash from operations

Besarnya angka koreksi penyusutan menunjukkan tingkat biaya penyusutan di perusahaan.

2.      Suffciency ratio
Suffciency ratio terdiri dari:
a.       Cash flow to sales
Penjualan sangat penting bagi perusahaan. Bahkan aktivitas di arus kas operasi yang mendatangkan arus kas hanyalah kas dari pelanggan, yang berarti dari penjualan. Cash flow to sales mengukur sampai seberapa penjualan akan menjadi arus kas operasi. Seperti diketahui penjualan terdiri dari:
1)    Penjualan tunai
2)    Penjualan kredit
Cash flow ti sales =        Cash from operations
                                                       Sales
Untuk menjadi arus kas operasi, penjualan masih harus dikurangi dengan beban pokok dan biaya operasi. Semakin besar angka ini semakin banyak kas yang dihasilkan dari penjualan.
b.      Operations Index
Laba adalah ukuran akrual, sementara arus kas operasi adalah ukuran kas. Kedua ukuran tersebut dipertemukan pada rasio operations index. Operation index adalah perbandingan antara arus kas operasi dengan income from continuing operation. Faktor yang membedakan cash flow from operation dengan laba adalah koreksi modal kerja dan koreksi penyusutan.
                        Operations index =                 Cash from operations
                                                            Income From Continuing Operations

Net income dan net incom from continuing akan sama, kecuali terdapat:
a.    Pos luar biasa
b.    Discontinued operation
c.    Pengaruh kumulatif atas perubahan akuntansi
Dengan demikian, pada laporan keuangan yang terdapat pos-pos tersebut di atas yang muncul di neraca hanya net income saja.
c.       Cash Flow Return on Assets
Rasio ini menghitung return dalam satuan arus kas. Mestinya rasio ini lebih tinggi dari ROA biasa, karena perusahaan pada umumnya menghasilkan arus kas operasi lebih tinggi dari laba.
Cash flow return on assets =     Cash From Operations
 Total assets

Cash flow return on assets (CFROA) mirip dengan ROA. Hanya saja disini basisnya adalah kas. Secara normal, mestinya CFROA lebih tinggi ROA apabila perusahaan tidak mempunyai masalah modal kerja.
Suffiency ratio & effeciency ratio

Elektronik
Makanan
Kimia
Suffiency ratio



·      Cash flow adequacy
0,89
0,85
0,88
·      Long term debt
0,28
0,63
0,66
·      Divident payout
0,22
0,18
0,20
·      Reinvesment
0,85
0,73
0,63
·      Debt coverage
6,50
6,06
5,62
·      Deprec.-amort.impact
0,63

0,47
Effeciency ratio



·      Cash flow to sales
0,09
0,06
0,12
·      Operations index
1,41
1,92
1,96
·      CFROA
0,10
0,11
0,12

3.      Varian Rasio Arus Kas
Seperti dikatakan di awal bahwa rasio arus kas yang sudah dibahas mengacu pada klasifikasi oleh Giacomino dan Mielke. Walaupun demikian ada beberapa rasio arus kas yang tidak mereka hitung, akan tetapi orang lain menganggapnya penting. Beberapa rasio yang menggunakan arus kas sebagai dasar dan tidak termasuk sembilan rasio sebelumnya, akan dibahas di bawah ini. Sumber diperoleh dari berbagai referensi.
a.         Debt Service Coverage Ratio (DSCR)
Rasio ini sudah cukup lama hidup dikalangan analis kredit. Ada beberapa versi DSCR. Di buku ini diambilkan DSCR yang mudah untuk dihitung, yaitu dengan basis EBITDA. Rasio ini mengukur sampai beberapa cukup EBITDA menutup kewajiban terhadap kreditor beberapa cicilan pokok dan buanganya.
Debt service coverage ratio =             EBITDA
Interest + principal payment
b.         Cash Reinvestment Ratio
Rasio ini melihat investasi dengan cara yang berbeda dibandingkan pada rasio reinvestment yang sebelumnya dibahas. Rasio ini mengukur investasi, baik untuk menggantikan aset lama maupun untuk investasi baru.
Cash Reinvestment Ratio =         Operating cash flow – Dividends
Gros plant + investment + other assets + working capital

Yang dimaksud dengan gross plant adalah total aktiva tetap sebelum dikurangi akumulasi depresiasi. Investment adalah investasi dalam surat berharga di luar aktiva lancar. Working capital adalah modal kerja bersih, yaitu selisih antara aktiva lancar dengan utang lancar. Angka 7% s/d 11% dianggap memadai. Cara mudah mengingat komponen bagian bawah adalah total aset dikurangi dengan utang lancar.

c.         Fixed Asset Spending/Depreciation (FAS/D)
Rasio ini mengukur sampai seberapa jauh pengeluaran untuk membeli aset tetap dibandingkan tingkat depresiasi.
FAS/D =         Gross spending on fixed asset
Annual depreciation charge

Dalam depresiasi yang dihitung hanya depresiasi aktiva tetap saja. Depresiasi aset tidak berwujud tidak ikut dihitung akan lebih baik apabila rasio ini dilihat dalam kurun waktu tertentu, misalnya tiga sampai lima tahun. Pengamatan terhadap FAS/D bisa dilakukan bersama dengan pengamatan terhadap ROA atau ROE. Peningkatan FAS/D yang tidak diikuti dengan peningkatan return. Rasio ini juga disebut dengan recapitalization index.

d.        Ilustrasi Perhitungan
Berikut adalah laporan keuangan dari PT Semen Gresik (Persero) Tbk tahun 2004. Neraca disajikan secara ringkas dan laporan laba rugi direklasifikasi sesuai kebutuhan analisis, sementara laporan arus kas disajikan secara lengkap.
PT Semen Gresik (Persero) Tbk
Laporan Arus Kas 2004
Dinyatakan dalam Ribuan Rp

Arus kas dari aktivasi operasi
Penerimaan dari pelanggan
Penghasilan bunga yang diterima
Restitusi pajak penghasilan
Pembayaran kepada pemasok
Pembayaran kepada karyawan
Pembayaran beban bunga dan keuangan
Pembayaran pajak penghasilan
Penempatan kas dan setara kas yg dibatasi pengg

Arus kas dari aktivasi investasi
Perolehan aktiva tetap
Penambahan beban tangguhan
Dividen kas diterima
Hasil penjualan aktiva tetap

Arus kas dari aktivasi pendanaan
Penarikan utang bank
Penerimaan dari (pembayaran kpd) pihak hub. Istimewa
Pembayaran utang bank
Pembayaran dividen
Pelunasan obligasi
Pembelian kembali obligasi

Kenaikan bersih kas dan setara kas
Kas dan setara kas pada awal tahun
Kas dan setara kas pada akhir tahun

6,129,443,0644
37,563,113
28,026,277
(4.240,286,050)
(649,132,778)
(266,336,991)
(174,258,926)
14,290,000)
850,727,709

(125,312,776)
(27,415,253)
1,535,022
1,056,521
(150,136,486)

147,151,284
4,437,603
(323,206,585)
(143,257,915)
(117,100,000)
(2,447,250)
(434,424,863)
266,166,360
641,809,503
907,975,863

PT Semen Gresik (Persero) Tbk
Laporan laba-rugi 2004
Dinyatakan dalam Ribuan Rp

Pendapatan bersih
Biaya dan beban-sebelum penyusutan
Harga pokok
Beban usaha
Penghasilan bunga
Keuntungan selisih kurs
Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan
Bagian atas laba bersih perusahaan asosiasi
Lain-lain bersih


EBITDA
Depresiasi
Beban pabrikasi
Beban usaha
Beban lain-lain


EBIT
Bunga
Pajak
EAT

Catatan:
1.      Laporan laba-rugi diformat ulang sesuai dengan kebutuhan analisis
2.      Data depresiasi diperoleh dari catatan kas laporan keuangan
6,067,557,724

(3,608,944,379)
(1,071,549,833)
37,563,113
2,190,389
(10,574,123)
3,465,138
19,389,248
(4,628,460,447)
1,439,097,277

(396,342,081)
(32,884,318)
(2,757,530)
(431,983,929)
1,007,113,348

(238,261,694)
768,851,654
(248,261,794)
520,589,860



PT Semen Gresik (Persero) Tbk
Neraca per 31 Desember 2004
Dinyatakan dalam Ribuan Rp

Aktiva lancar
Aktiva tidak lancar
Total aktiva
Kewajiban lancar
Kewajiban tidak lancar
Hak minoritas atas ekuitas anak perusahaan
Ekuitas
Jumlah kewajiban dan ekuitas
Akumulasi penyusutan

Catatan :
Neraca disajikan dengan ringkas sesuai dengan kebutuhan analisis
2,823,535,197
3,817,025,946
6,640,561,143
1,720,657,971
1,196,896,759
62,650,459
3,660,355,954
6,640,361,143
3,780,673,445

PT Semen Gresik (Persero) Tbk
Financial Ratios

Numerator
Denominator
Ratio

Efficiensy ratio
Cash flow adequacy
Long-term debt payment
Divident payout
Reinvestment
Debt coverage
Depreciation-amortization impact

Sufficiency ratio
Cash flow to sales
Operations index
Cash flow return on assets
DSCR
Cash reinvestment ratio
FAS/D


850,727.09
442,755,835
143,257,915
125,312,776
2,917,554,730
431,983,929



850,727,709
850,727,709
850,727,709
1,439,097,277
707,469,794
125,312,776


711,326,526
850,727,709
850,727,709
850,727,709
850,727,709
850,727,709




6,067,557,724
520,589,860
6,640,561,143
678,570,279
8,700,576,617
431,983,929


119,6%
52,0%
16,8%
14,7%
342,9%
50,8%



14,0%
163,4%
12,8%
212,1%
8,1%
29,0%
Catatan :
1.      Dalam perhitungan operation index, income from continuing operation sama dengan EAT karena tidak ada kejadian seperti bos luar biasa dst.
2.      Dalam perhitungan DSCR, principal payment diambilkan dari pelunasan dan pembelian kembali obligasi

e.         Analisis
Berikut adalah contoh analisis dua buah perusahaan dengan format laporan arus kas berbeda. Hal ini untuk menunjukkan bahwa dalam analisis komparatif, perlu adanya standarisasi. 
Contoh Analisis : Natuna Vs Batam
Natuna dan Batam melaporkan arus kas dengan format berbeda mengenai bunga. Buat analisis dengan rasio arus kas.!

Natuna
Batam
Arus kas operasi
Penerimaan dari pelanggan
Pembayaran untuk pembasok
Pembayaran untuk gaji
Pembayaran untuk beban penjualan
Penerimaan bunga
Penerimaan pajak
Pembayaran lain-lain

Arus kas investasi
Pembelian aktiva tetap
Penjualan aktiva tetap
Penerimaan bunga

Arus kas pendanaan
Penambahan utang
Pembayaran utang
Pembayaran dividen
Pembayaran bunga

Kenaikan bersih kas
Penjualan

11,959
(9,367)
(595)
(435)
56
(341)
(97)
(38)
1,142

6,450
350
-
6,800

8,150
(455)
(350)
-
7,345
15,287
15,000
11,959
(9,367)
(595)
(435)
-
-
(97)
(38)
1,427

6,450
350
56
6,858

8,150
(455)
(350)
(341)
7,004
15,287
15,000

Penyesuaian dan Anlisis
Sebelum dianalisis kedua laporan dibuat standar terlebih dahulu

Natuna
Batam
Arus kas operasi
Pembayaran bunga
Penerimaan bunga

Tanpa penyesuaian
Dividend payout
Reinvestment
Cash flow to sales
Dengan penyesuaian
Dividend payout
Reinvestment
Cash flow to sales
1,142
-
-
1,142

30,6%
-564,8%
7,6%

30,6%
-564,8%
7,6%
1,427
(341)
56
1,142

24,5%
-452,0%
9,5%

30,6%
-564,8%
7,6%
Natuna tidak memerlukan penyesuaian laporan arus kas karena laporannya sudah standar, sedangkan Batam harus disesuaikan karena laporan arus kasnya karena belum standar. Kedua perushaan menghasilan indikator rasio yang sama apabila dasarnya adalah laporan arus kas yang disesuaikan.
Dalam contoh analisis diatas, kedua perusahaan menggunakan format pelaporan berbeda. Idealnya seorang analis mempunyai template untuk melakukan penyesuaian laporan keuangan perusahaan yang bervariasi menjadi format standar yang dinginkan oleh analis. Standarisasi ini akan memudahkan kerangka analisis yang akan dikembangkan. Dengan demikian, laporan keuangan yang bervariasi tidak perlu menimbulkan kesulitan dalam pengembangan analisis.



















BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Aktivitas arus kas sesuai dengan US GAAP SFAS No. 95. Di Indonesia, laporan arus kas diatur dengan PSAK No. 10 revisi 2017. Namun peraturan tersebut tidak kaku, jika ada perusahaan melaporkan beban bunga sebagai kegiatan pendanaan, hal tersebut dapat dimaklumi karena orang keuangan memang mempunya pemikiran bahwa bunga adalah akibat keputusan pendanaan. Demikian juga dengan pendapatan bunga juga bisa diklasifikasikan sebagai arus kas investasi.
Cash Flow Ratio terbagi menjadi tiga jenis yaitu Efficiency ratio, Suffciency ratio, dan Additions yang masing-masing memiliki klasifikasi sendiri. Salah satu klasifikasi dari jenis cash flow rasio adalah Suffciency ratio: Cash flow to sales, Operastions index, dan Cash flow return on assets.
B.       Saran
Menyadari bahwa banyaknya kesalahan yang terdapat pada makalah ini,maka kritik dan saran dari pembaca sangat diperlukan demi kesempurnaan makalah yang akan datang. Semoga dengan makalah ini dapat membantu kita semua untuk mempermudah pembelajaran mata kuliah Analisis Laporan Keuangan.




Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "MAKALAH ARUS KAS"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel