FUNGSI PENGISIAN JABATAN PENGARAHAN DAN PEGAWASAN
MAKALAH
FUNGSI PENGISIAN JABATAN
PENGARAHAN DAN PEGAWASAN
Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Manajemen
Disusun Oleh:
Abdul Manan (1397471)
Jurusan : Ekonomi Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) METRO
1440 H/ 2019 M
BAB II
FUNGSI PENGISIAN JABATAN
A. Fungsi Pengisian
Jabatan
1.
Pengertian Fungsi Pengarahan
Fungsi pengisian
jabatan (staffing) adalah kegiatan untuk memperoleh karyawan yang
efektif yang akan mengisi jabatan-jabatan kosong di organisasi
perusahaan.pengisian jabatan ini bertujuan agar semua jabatan ada pejabatnya
yang akan melaksanakan tugas-tugas pada setiap jabatan tersebut, sehingga
sasaran perusahaan tercapai.[1]
Pengisian jabatan ini dilakukan dengan cara penarikan, seleksi, dan penempatan
karyawan yg baik, sehingga para karawan dapat bekerja efektif dalam melakukan
tugas-tugas nya.
2.
Ruang Lingkup Fungsi Pengisian
Jabatan
a. Pengadaan (procurement)
Pengadaan ( procurement ) adalah
merupakan fungsi operasional yang utama dari MSDM. Pengadaan tenaga-kerja ini
merupakan masalah yang penting, sulit, & kompleks karena untuk mendapatkan
dan menempatkan orang-orang yang kompeten, serasi serta efektif tidaklah
semudah membeli & menempatkan mesin.
Tenaga-kerja adalah asset utama
perusahaan yang menjadi perencana dan juga pelaku aktif dari setiap aktivitas
dalam organisasi. Mereka mempunyai pikiran, perasaan, keinginan, status dan
latar belakang pendidikan, usia, jenis kelamin yang heterogen, dibawa kedalam
organisasi perusahaan; bukan seperti mesin, uang, & material yang sifatnya
pasif dan dapat dikuasai serta diatur sepenuhnya guna mendukung tercapainya
tujuan perusahaan.
Tenaga-kerja yang cakap, mampu,
dan trampil belum menjamin produktivitas kerja yang baik bila moral kerja &
kedisplinannya rendah. Mereka baru dapat dikatakan bermanfaat serta mendukung
terwujudnya tujuan perusahaan bila mereka berkeinginan tinggi untuk menciptakan
prestasi. Dan tenaga-kerja yang kurang mampu, tidak cakap, & tidak trampil
akan mengakibatkan pekerjaan tersebut tidak dapat selesai tepat pada waktunya.
Kualitas dan kuantitas para
tenaga-kerja juga harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan agar tujuan
dapat tercapai secara efektif dan juga efisien. Penempatan tenagakerja juga
harus tepat sesuai dengan kemampuan & ketrampilan yang dimilikinya.
Sehingga gairah kerja dan kedisplinannya akan lebih baik dan efektif guna
menunjang terwujudnya tujuan organisasi/perusahaan.
b. Penarikan (recruiting)
Penarikan adalah
kegiatan mencari dan mempengaruhi tenaga kerja agar mau
melamar lowongan pekerjaan yang masih kosong di perusahaan.
Kegiatan mencari dan mempengaruhi
tenaga kerja agar mau melamar lowongan pekerjaan yang masih kosong di
perusahaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1)
Balas jasa
2)
Status karyawan
3)
Kesempatan promosi
4)
Job specification
5)
Metode penarikan
6)
Penawaran tenaga kerja
c. Seleksi (Selection)
Seleksi adalah Serangkaian kegiatan yang dilaksanakan untuk memutuskan
apakah seorang pelamar diterima / ditolak,tetap / tidaknya seorang pekerja
ditempatkan pada posisi-posisi tertentu yang ada dalam organisasi
perusahaan tsb.[2]
B.
Pengarahan
1.
Pengertian Pengarahan
Pengarahan adalah
fungsi managemen yang berhubungan dengan kegiatan mengarahkan semua karyawan
agar mau bekerjasama dan bekerja efektif secara efisien, agar terwujudnya
tujuan dari perusahaan, karyawan bahkan masyarakat.
Pengarahan adalah
kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk menggerakan, membimbing, mengatur
segala kegiatan yang telah diberi tugas dalam melaksanakan suatu kegiatan
usaha. Pengarahan ini dapat dilakukan secara persuasif atau bujukan dan
instrufi, tergantung cara mana yang paling baik.
2.
Fungsi Pengarahan
Fungsi Pengarahan dan
Implementasi adalah proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh
seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak
tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan
produktifitas yang tinggi. Kegiatan dalam Fungsi Pengarahan dan Implementasi
yaitu mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian
motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien
dalam pencapaian tujuan, memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai
pekerjaan, menjelaskan kebijakan yang ditetapkan.
Pengarahan (leading)
untuk membuat atau mendapatkan para karyawan untuk melakukan apa yang
diinginkan dan harus mereka lakukan. Dikenal sebagai leading, directing
motivating, atau actuating.
Pengarahan pada
dasarnya berkaitan dengan
a.
Faktor individu dalam kelompok
b.
Motivasi dan kepemmpinan
c.
Kelompok kerja, dan
d.
Kounikasi dalam organisasi[3]
Pelaksanaan pekerjaan
dan pemanfaatan alat-alat bagaimanapun canggihnya atau handalnya, baru dapat
dilakukan jika karyawan ikut berperan aktif melaksanakannya. Fungsi pengarahan
ini adalah ibarat kunci stater mobil, artinya mobil baru dapat berjalan jika
kunci staternya telah melaksanakan fungsinya. Demikian juga proses manajemen
baru terlaksana setelah fungsi pengarahan diterapkan.
Pelaksanaan pekerjaan
dan pemanfaatan alat-alat bagaimanapun canggihnya atau handalnya, baru dapat
dilakukan jika karyawan ikut berperan aktif melaksanakannya. Fungsi pengarahan
ini adalah ibarat kunci stater mobil, artinya mobil baru dapat berjalan jika
kunci staternya telah melaksanakan fungsinya. Demikian juga proses manajemen
baru terlaksana setelah fungsi pengarahan diterapkan.
a.
Directing
Directing/commanding adalah fungsi manajemen yang
berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah, agar
tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju yang telah di
tetapkan semula.
Directing / commanding bukan saja agar pegawai
melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu kegiatan, tetapi dapat pula
berfungsi mengkoordinasi kegiatan berbagai unsur organisasi agar efektif
tertuju kepada realisasi tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
b.
Actuating
Pengertian actuating secara
bahasa adalah pengarahan atau dengan kata lain pergerakan pelaksanaan, sedang
pengertian secara istilah actuating (pengarahan) adalah mengarahkan semua
karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dalam mencapai tujuan
perusahaan.
Dengan kata lain actuating adalah
suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan berpedoman
pada perencanaan (planing) dan usaha perorganisasian. Actuating adalah
suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk
mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.
c.
Leading
Istilah leading dirumuskan
sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh manajer yang menyebabkan orang lain
bertindak.
Pekerjaan leading meliputi 5
macam kegiatan, yakni :
1)
Mengambil keputusan
2)
Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan
bawahan,
3)
Memberi motivasi, semangat, inspirasi dan dorongan kepada bawahan supaya
mereka bertindak,
4)
Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta
5)
Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam
usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.[4]
C.
Pengawasan
1.
Pengertian Pengawasan
Pengawasan dapat didefinisikan
sebagai proses untuk “menjamin” bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen
tercapai. Ini berkenaan dengan cara-cara membuat kegiatan-kegiatan sesuai
dengan yang direncanakan.[5]
Menurut Sondang P. Siagian, Pengertian Pengawasan adalah proses
pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar
semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya.
Secara lebih lengkap Stoner,
Freeman, dan Gilbertmenyebutkan bahwa fungsi pengawasan dalam manajemen
adalah upaya sistematis dalam menetapkan standar kinerja dari berbagai tujuan
yang telah direncanakan, mendesain system informasi umpan balik, membandingkan
antara kinerja yang dicapai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,
menentukan apakah penyimpangan dan tingkat signifikansi dari setiap
penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan
bahwa seluruh daya perusahaan dipergunakan secara efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan perusahaan.[6]
2.
Fungsi Pengawasan
Controlling atau pengawasan dan pengendalian (wasdal) adalah
proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi.
Controlling atau pengawasan adalah fungsi manajemen dimana peran
dari personal yang sudah memiliki tugas, wewenang dan menjalankan
pelaksanaannya perlu dilakukan pengawasan agar supaya berjalan sesuai dengan
tujuan, visi dan misi perusahaan. Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang
tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi manajemen yang
lain, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan.
Dalam kaitan
dengan bahasan tentang fungsi pengawasan tersebut, berikut dikemukakan pendapat
dari beberapa ahli di bidang manajemen sumber daya manusia.
1) Menetapkan
tujuan-tujuan dan merencanakan bagaimana mencapainya;
2) Menentukan berapa
banyak orang (karyawan) diperlukan serta keterampilan-keterampilan yang perlu
dimiliki mereka (organization);
3) Menyeleksi
individu-individu untuk mengisi posisi-posisi (staffing) dan
kemudian mereka diberi tugas kerja dan ia membantu mereka yang bertanggung
jawab untuk melaksanakannya dengan baik (direction);
4) Dengan aneka macam
laporan, ia meneliti bagaimana baiknya rencana-rencana dilaksanakan dan ia
mempelajari kembali rencana-rencana sehubungan dengan hasil-hasil yang dicapai
dan apabila perlu, rencana-rencana tersebut dimodifikasi.
Fungsi pengawasan Nawawi mengemukakan sebagai berikut.
“Pengawas mempunyai peranan yang penting dalam manajemen kepegawaian. Ia
mempunyai hubungan yang terdekat dengan pegawai-pegawai perseorangan secara
langsung dan baik buruknya pegawai bekerja sebagian besar akan tergantung
kepada efektifnya ia bergaul dengan mereka”.
Atas dari uraian tersebut bahwa pengawasan dilaksanakan pada semua
tingkatan manajemen dari tingkat atas atau pucuk pimpinan tertinggi biasanya
melakukan pengawasn terhadap seluruh bagian atau unit organisasi tersebut.
pelaksanaan pengawasan oleh pimpinan tidak hanya dengan membandingkan hasil capaian/kinerja, tetapi
terdapat cara lain misalnya pengawasan di awal kegiatan dan bersifat preventif
seperti pengaruh atas kebijakan yang telah ditetapkan atau prosedur kerja yang
dibakukan.
c.
Fungsi Pengawasan menurut Siagian
Siagian, mengemukakan sebagai berikut. “Fungsi
pengawasan adalah menyoroti apa yang sedang terjadi pada waktu pelaksanaan
kegiatan operasional yang sedang berlangsung. Jika penyimpangan ditemukan,
tindakan korektif dapat saja diambil sehingga dengan demikian organisasi
kembali ke rel yang sebenarnya. Dengan kata lain, sorotan perhatian manajemen
dalam menyelenggarakan fungsi pengawasn adalah membandingkan isi rencana dengan
kinerja nyata (actual performance).”
Berdasarkan uraian diatas berikut dikemukan bahwa pengawasan dilakukan
untuk menjamin agar apa yang dilaksanakan atau kinerja pegawai, unit, atau
organisasi sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Kegiatan perncanaan oragnisasi maupun tindakan
pengawasan adalah senantiasa berkaitan satu dengan yang lainnya. sedangkan
kinerja nyata (actual performance) disini adalah menitikberatkan
pada hasil yang dicapai dalam kurun waktu yang ditentukan (result
oriented) atau manajemen berdasarkan hasil(result management).
Pengawasan pada hakikatnya merupakan tindakan membandingkan das
sollen dengan das sein.disebabkan oleh karena keduanya kerapkali
terjadi penyimpangan-penyimpangan, maka pengawasan atau controlling bertugas
untuk mensinyalirnya. Sebagai funsi manajemen, pengawas pada hakikatnya harus menegakkan
pilar-pilar efisiensi, efektifitas, dan akuntabilitas serta sesuai dengan
aturan dan tepat sasaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fungsi pengisian jabatan adalah
kegiatan untuk memperoleh karyawan yang efektif yang akan mengisi
jabatan-jabatan kosong di organisasi perusahaan.pengisian jabatan ini bertujuan
agar semua jabatan ada pejabatnya yang akan melaksanakan tugas-tugas pada
setiap jabatan tersebut, sehingga sasaran perusahaan tercapai.
Dalam fungsi pengisian jabatan
yang baik dan benar, maka harus memenuhi ketentuan dan syarat-syarat tertentu,
yaitu dengan mengadakan pengadaan, perekrutan, penyeleksian, penempatan dan
pemberhentian pekerja.
Pengertian pengarahan adalah fungsi managemen yang berhubungan dengan
kegiatan mengarahkan semua karyawan agar mau bekerjasama dan bekerja efektif
secara efisien, agar terwujudnya tujuan dari perusahaan, karyawan bahkan
masyarakat. Dalam hal pengawasan ada beberapa fungsi pengarahan Directing, Actuating,
Leading
Pengawasan
dapat didefinisikan sebagai proses untuk “menjamin” bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Ini berkenaan
dengan cara-cara membuat kegiatan-kegiatan sesuai dengan yang direncanakan.
[1] Hasibuan Malayu, Manajemen Dasar Pengertian Dan Masalah, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2004),hal. 48
[2] Ibid.,hal. 63-65
[4] Edwin B.
Flippo, Personel Management (Manajemen Personalia), Edisi. VII Jilid II,
Terjemahan Alponso S, (Jakarta: Erlangga, 2002), hal. 73-74
[6] Kartika Legawati, Pengaruh
Pengawasan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pabrik, Jom FISIP, Volume 1 No.2-Oktober 2014, hal.4
0 Response to "FUNGSI PENGISIAN JABATAN PENGARAHAN DAN PEGAWASAN"
Posting Komentar